Kalo the last samurai, jagoannya dan anak buahnya mati dulu baru kaisar sadar 
pentingnya keseimbangan orang lokal dan orang asing. Masa jagoan kita dan anak 
buahnya perlu mati dulu biar pemimpinnya sadar? Kalo lalu sadar

LL
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Agus Irianto <agiria...@yahoo.com>
Date: Thu, 10 May 2012 02:20:40 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Ada apa di negara ini?

Negara ini sudah terjebak dgn pola permainan mafia2 hukum, ekonomi-bisnis 
dll,........tidak ada keteladanan,..tdk ada keberanian moral dan mental utk 
konsisten menjalani UUD 1945.....takut dgn HAM dan perjanjian 
internasional......negara ini sdh tergadai.....dipecundangi oleh pemilik modal 
(pengusaha).....seharusnya ...PENGUASA - lah yg mengatur PENGUSAHA......bukan 
sebaliknya....!!!........seharusnya para anggota DPR dan Pemerintah sering2 
menonton film : " The Last Samurai "........


Salam,
AIR



________________________________
 From: Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, May 10, 2012 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ada apa di negara ini?
 

penyelenggara negara? 
masih adakah?
saya kok ngeliatnya calo di atas, calo dibawah, dan sapi perahan di tengah2...

kalo penyelenggara negara = hasil pemilu, ya gitu deh...bayangkan saja membeli 
lapangan minyak tapi harus lewat pemilihan suara, yang disodorin tanpa melalui 
proses vetting yang berkualitas, asal kinclong ato asal bisa bayar, ya 
disodorin, kualitas seperti apa yang bisa diharapkan?

Rakyat sudah terlalu lama dipaksa memendam rasa, disuruh survive sendiri, 
sehingga lama kelamaan terbentuk tribal mindset yang disatukan atas kesaamaan 
nasib, atau kesamaan gengsi, atau kesamaan pikiran. Tribal mindset ini pun 
dipupuk oleh rasa saling tidak peduli antara hasil pemilu dan pencoblos pemilu. 
Yang penting hasil pemilu gak nginjek pencoblos pemilu dan pencoblos pemilu gak 
ribut2 ke hasil pemilu, semua dianggap damai.

Damai, ketika damai adalah api dalam sekam ketidakpuasan hidup. 

ketidakpuasan hidup bertemu dengan nilai-nilai sosial yang semakin longgar, 
dilonggarkan oleh para orang tua yang terdesak oleh gilanya para hasil pemilu 
dan terpaksa harus flexible. Nilai-nilai sosial yang semakin longgar menyalakan 
jiwa pemberontak para anak-anak bau kencur yang over-taught but under-educated 
dan totally stressed up, sehingga muncullah geng-geng motor, anak-anak 
pembantah orang dewasa.

Complex masalahnya. Tapi semua bermula dari satu: demokrasi ala calo.

TOLAK DEMOKRASI ALA CALO!


2012/5/10 <amienwid...@yahoo.com>

Ada apa di negara ini??
>
>Saat ini penylenggara Negara (pemerintah dan DPR) memperlihatkan sikap yang 
>tidak terpuji, korup, asal ngomong dan tidak punya rasa prihatin sama sekali 
>terhadap rakyatnya. Penyelenggara negara ini betul betul sudah tidak lagi jadi 
>tuntunan lebih banyak menjadi tontonan yg memuakkan penuh ketidak adilan maka 
>rakyat semakin resah, gelisah, galau dan berubah menjadi agresif. Keresahan 
>masyarakat yg terkadang diekspresikan dengan tawuran, tawuran dan tawuran,  
>baik antar pelajar, mahasiswa atau antar kampung, tawuran geng motor dll dll. 
>Seperti keluarga beranak banyak bila ada ketidak adilan orang tua maka reaksi 
>yang dipertotonkan anak  ada yang diam, ada yang marah-marah, ada yang 
>ngedumel, ada yang memarahi orang lewat dan tawuran dll.
>
>Hampir semua elemen masyarakat sudah saling tawuran. Apa yang kau tunggu, 
>apakah nunggu hancur hancuran?. Wahai penyelenggara Negara kembali ke 
>khithah-mu sebagai penyelenggara yang bisa dipakai TUNTUNAN bagi kami.
>
>
>Powered by Telkomsel BlackBerry®


-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained

Reply via email to