Pak Amien Sebenarnya ada yang namanya Rencana Tata Ruang dari Daerah , Propinsi samap ke negara , hanay biasanya RUTR itu tidak bisa mengejar kenyataan yang sedang berjalan , Sok Kumaha ?
si Abah ________________________________ From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Friday, June 15, 2012 3:03 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Batangtoru Memanas, 10 Warga Diperiksa_Martabe Project Hukum adalah milik yang pubya uang dan atau kuasa. Rakyat? Tiada ada hak dalam kesamaan hukum. Lihat sAja dalam kehidupan se hari2. CSR dsb hanya topeng untuk mengelabui dAlam pemberitaan. Berapa % rAkyat yang kebagian? Apalagi kalau kepemilikan tanah. Dasarnya siapa lebih dulu ndaftar, sehingga bisa tumpang tindih kepemilikan lahannya. RAkyat mana dpt mengajukan kepemilikan lha tiada uAng. Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com> Date: Fri, 15 Jun 2012 15:02:35 +0800 (SGT) To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Batangtoru Memanas, 10 Warga Diperiksa_Martabe Project Salahkah masyarakat? 1. Selama ini memang tidak pernah ada suatu usaha industri memberikan penerangan yang jelas mengenai masalah bahaya/ancaman yg akan muncul dari setiap industri, para pengusaha dan pemerintah lebih banyak memberikan nilai positip kalau usaha ini berlangsung, mereka tidak pernah memberi penerangan yang jelas bila terjadi kondisi emergensi. Bagi Negara berkembang keadaan seperti memang suatu kebijakan dari penyelenggara negara untuk mengedepankan kapital dan untuk meraih keuntungan sebesar besarnya, tidak perlu dipikirkan hal-hal yang sifatnya negatip. Oleh karenanya secara umum di negara berkembang seperti Indonesia, tidak terpikir tentang keselamatan, dan umumnya diletakkan nomor terakhir, sehingga dalam pemberian asuransi kecelakaan atau kematian sangat rendah dan ini menjadi salah satu incaran para investor. 2. Dalam perencanaan kawasan industri pemerintah tidak pernah MEMIKIRKAN masyarakat yang bermukim di sekitara calon kawasan industri, semestinya pemerintah kalau mau merencanakan industri sesuatu maka sebelum industri itu datang masyarakat di sekitar di masukkan ke balai latihan kerja sesuai dengan industri yang akan direncanakan. isitilah wong jowo "tumbu oleh tutup" = klop. 3. Pihak industri sellau beranggapan permasalahan sosial bisa diselesaikan dengan CSR, mereka lupa bahwa anak anak yang dulu tidak perlu di CSR sekarang sudah besar dan nganggur maka merka akan berbuat macam-macam terutama minta dipekerjakan. Saat ini Exxon MCL dan PT Semen Gresik mulai diminta tanggungjawabnya terhadap masyarakat. 4. Bebeapa tahun ini penyelenggara negara ini menunjukkan sikap yang arogan, kasar, dan korupsi jalan terus. Sikap ini membuat masyarakat muak, marah, bingung dan disorientasi kepemimpinan serta jadi sensitip. Coba lihat beberapa tahun ini banyak terjadi tawuran maulai dari pelajar, antar desa, antar mahasiswa, antar suku dll. mereka hanya mengekspresikan KEKESALAN terhadap perilaku pemimpin mereka. 5. Banyak orang menganggap MASYARAKAT yang salah sehingga problem ini menjadi TAMBAH runyam. Eh ngelantur ini hanya pendapat saja ________________________________ From: Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Thursday, June 14, 2012 7:39 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Batangtoru Memanas, 10 Warga Diperiksa_Martabe Project Heeeeeem , NKRI sudah menjadi "negara hukum rimba" , yaitu siapa yang jumlahnya banyak dan pada saat itu merasa kuat secara jumlah dan fisik , maka dialah yang merupaka HUKUM. Heeeem mau apa saja boleh dibakar mau mobil , kantor polisi, kantor bupati , kejaksaan , perusahaan BUMN /BUMD atau masjid , gereja . Tidak akan pengadilan .........demi demokrasi dan kepentinga masyarakat . Semuanya mengatas namakan :rakyat" , masyarakat setempat , kebenaran agama dsb ............. Yang lebih menyedihkan , ada juga golongan intelek yang membenarkan tindakan to\indakan seperti ini dengan alasan "membela" rakyat yang tertindas , heeem menyedihkan. Mungkin masyarakat kita lagi senang"barbeque" ya. Pak Bandono pemilik IUP itu sebenarnya hanya mempunyai hak untuk menambang apabila persolan lahannya dengan pemilik sudah dianggap selesai . Jadi memang disinilah titik kritikalnya. Saya bukannya membela pemegang IUP , tetapi dalam UU dan paraturan turunannya sudah jelas , Dus kalau ada pemegang IUP merasa seperti ini jelas "ngawur". Yang menjadi lantaran penduduk tidak mau daerahnya dijadikan daerah tambang adalah karena mereka merasa kurang mendapatkan bagian yang wajar. Nah "wajar" inilah yang memang sulit diperrtemukan . Apalagi kalau ada fihak fihak yang melakukan provokasidan menyulut penduduk. Tambah runyam deh. Kalau situasi sudah pada tahapan ini , maka UU hanya akan menjadi hiasan dilemari lemari para pejabat. si Abah ________________________________ From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Friday, June 15, 2012 6:25 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Batangtoru Memanas, 10 Warga Diperiksa_Martabe Project Ini lho masalah klasik. Yang punya iup mersa sebagai pemilik resmi. Naa masyarakat yang tunggal lebih dulu (mungkin masyarakat adat) juga merasa punya hak ikut mengelola. Paling baik lakukan komunikasi sosial dulu, apa keuntungan dan kerugian yang bakal terjadi. Kalau ditata baik, bangsa ini pada dasarnya sopan dan menghargai sesama. Tapi kalau mendadak ditusuk, kena atau tidak kena membalasnya memang dahsyat ( amok dlm bhs inggrisnya) Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: Bosman Batubara <bosman200...@yahoo.com> Date: Thu, 14 Jun 2012 09:57:49 -0700 (PDT) To: iagi net<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Batangtoru Memanas, 10 Warga Diperiksa_Martabe Project ada yang tahukah kejadiannya? *** Batangtoru Memanas, 10 Warga Diperiksa Konflik antara perusahaan pertambangan emas PT G-Resource Martabe dengan warga Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel), terus berlanjut. Pada Selasa (12/6) lalu, konflik itu memicu pembakaran mobil dan pipa limbah milik perusahaan tambang itu. Keterangan yang diperoleh menyebutkan, pembakaran itu terjadi Dusun Pulo Godang, Batangtoru yang masih masuk areal perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara 3. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. Nah kemarin, Polres Tapsel masih terus melakukan pengembangan untuk mencari pelaku. Kapolres Tapsel, AKBP Subandriya, saat dikonfirmasi, Rabu (13/6) kemarin, mengatakan sudah puluhan masyarakat yang dimintai keterangannya. “Sampai sekarang sudah ada sekitar 10 lebih masyarakat yang kami periksa,” ujar Subandriya. Dikatakan Subandriya, tidak ada korban jiwa ataupun luka akibat kejadian itu. Karena sebelum membakar mobil itu, warga terlebih dahulu menyuruh sopir dan kondektur untuk turun. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Sopir dan kondektur disuruh turun oleh warga, sebelum mereka (warga,red) membakar mobil itu,” ungkap Subandriya. Subandriya juga menyebut, hingga Rabu malam, suasana di lokasi pembakaran sudah kondusif. “Suasana sempat menegang saat pembakaran itu. Tapi saat ini situasinya sudah kondusif,” beber Subandriya. Disebutkannya, kini Polres Tapanuli Selatan masih terus memburu otak pelaku pembakaran itu. “Saat ini kami masih lakukan proses pengembangan,” tukas Subandriya. Di sisi lain, puhak G-Resource membantah bila pipa yang dibakar masyarakat merupakan alat penyaluran untuk limbah. Menurut perusahaan asal Hongkong ini, penampungan limbah telah dibuat tepat didalam pabrik tambang. Hal ini diungkapkan oleh Communication Manager G-Resource Martabe, Katarina Siburian Hardono, yang dihubungi via phone. “Tidak benar limbah. Kita sudah mahal-mahal bangun fasilitas penampungan limbah,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Untungta Kaban menyatakan bahwa pihaknya sudah mendengar kejadian tersebut. (mag-12/ram) sumber: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36005/batangtoru-memanas-10-warga-diperiksa.htm tabik bosman batubara