Pak Amin, Terima kasih atas koreksinya. Iya, lokasi Metatu tak termasuk Delta Brantas, tetapi delta kecil Kali Lamong (walaupun deltanya tak definitif). Hanya, secara regional, baik Delta Brantas maupun Kali Lomong secara regional terletak di kawasan Kendeng Deep yang secara regional, dari Cepu-Selat Madura merupakan cekungan elisional yang aktif sehingga diapirisme biasa bermain di sini. Wilayah paling tenggelam di sini, Selat Madura, berdasarkan data seismik terbaru menunjukkan keberadaan struktur2 diapir dan beberapa gununglumpur di dasar lautnya. Mungkin lebih cocok gejala diapirisme, di banyak tempat di wilayah yang mengalami sedimentasi dengan cepat, banyak ditemukan antiklin2 sebenarnya hanya manifestasi permukaan suatu diapirisme. Shale diapirism kelihatannya lebih cocok daripada salt diapirs atau salt tectonics secara definitif sebab paleogeografi Cekungan Jawa Timur tak pernah jadi lingkungan evaporitik sempurna atau sabkha yang akan menyebabkan pengendapan sedimen2 seperti evaporit, halit atau anhidrit. Sedimennya memang dulu diendapkan di laut atau laguna, sehingga air asin yang keluar, juga fosil2 marin, tetapi tidak berarti ada lapisan garam, konsentrasi bisa saja terjadi, seperti yang terjadi di Bledug Kuwu yang airnya lalu diuapkan dan garamnya diambil. Salam, Awang
--- Pada Ming, 18/11/12, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> menulis: Dari: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> Judul: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Kepada: "Iagi" <iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Minggu, 18 November, 2012, 5:30 PM Makasih, tar aku mint pake laptop. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com> Date: Sun, 18 Nov 2012 17:54:41 +0800 (SGT) To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Fakta 1. Semburan Lumpur gas tersebut terjadi di Waduk Metatu, beberapa meter dari sumur tua gas peninggalan Belanda. Sekitar 1 kilometer dari Desa Metatu tepatnya 300 meter dari Jalan Raya Metatu. Semburan ini pertama kali ditemukan penduduk sekitar hari Selasa 13 Nopember 2012. Pada walnya ketinggian semburan mencapai > 10 meter , sekarang tinggal beberap cm saja. Sekitar lokasi semburan tersebut ada 8 sumur tua yang sempat dieksploitasi secara tradisional hingga keluar minyak yang berupa latung. 2. Secara geologi ada di sekitar ANTIKLIN yang sudah lama muncul migas di beberap[a tempat seperti yang ada di Surabaya, Benjeng dll. Hampir semua kemunculan migas ada di sekitar puncak antiklin (Gambar). Ini menunjukkan bahwa Semburan Metatu tidak ada di DELTA Brantas, tapi ada di Delta Kali LaMong. Munculnya gundukan tanah yang membelokkan K Brantas, bisa jadi disebabkan oleh : (Fakta : Tahun 2002 saat huajn besar dan banjir dimana mana ada sawah yang naik sekitar 1 meter) 1. Prograde delta 2. Growth fault 3. SALT TECTONIC Semoga membantu, BTW kalau ada yang tertarik tentang SALT TECTONIC via japri saja, Jurnal filenya sangat besar AW From: o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, November 17, 2012 11:28 PM Subject: Re: Bls: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Kalau delta switching alias avulsion, curigaku lebih karena equilibrium surfacenya terlampaui. Mekanismenya bisa melalui levee breach saat banjir besar... Kasus switching delta missisipi sepanjang abad 20 bisa jadi case study. Setahu saya gak ada hubungannya (atau dominan bukan dikontrol oleh) dengan subsurface structure. From: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>; To: <iagi-net@iagi.or.id>; Subject: Re: Bls: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Sent: Sun, Nov 18, 2012 6:57:20 AM Pak Awang , kalau proses terjadinya jangka waktunya harian , apa kejadian serupa secara natural tidak tercatat pada zaman sekarang ? On Nov 18, 2012 7:37 AM, "Awang Satyana" <awangsaty...@yahoo.com> wrote: Pak Fatchur, Bukan Paleosen, tetapi Pliosen-Resen, antiklin2 tersebut sangat dangkal. Prasasti Klagen oleh Erlangga 1034 Saka menyebutkan perpindahan alur Sungai Brantas dalam semalam saja. Plotting alur sungai tersebut tepat di atas salah satu dari tujuh antiklin berarah barat-timur di bawah Delta Brantas. Alur sungai di permukaan hanya dapat berubah dalam semalam bila terjadi turun naik tanah. Turun naik tanah di permukaan terjadi bila di bawah permukaannya ada yang bergerak. Pada zaman Erlangga, biasa terjadi suatu wilayah subur tiba2 mengering dan di tempat lain sebaliknya yang terjadi, semuanya karena perpindahan alur2 sungai yang mendadak, bukan karena proses meandering, lebih karena deformasi. Salam, Awang From: fatchurza...@yahoo.co.id <fatchurza...@yahoo.co.id>; To: iagi-net@iagi.or.id <iagi-net@iagi.or.id>; Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Sent: Sat, Nov 17, 2012 3:23:36 PM Pak Awang perpindahan antiklin ini sampai pada umur apa? Kalau cuma di Paleosen apa gak cuma efek overborden pada lapisan2 yg msh labil? Powered by Telkomsel BlackBerry® From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com> Date: Sat, 17 Nov 2012 22:14:27 +0700 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Beli aja tanah dekat lapangan minyak yang antiklinnya pindah ke arah tanah yang kita beli, siapa tahu anak atau cucu kita nanti dapat warisan oil field. Salam, YSY 2012/11/17 Bandono Salim <bandon...@gmail.com> Kalau perpindahan aliran pada daerah meander, tidak asing, itu hal biasa saja secara geomorfologi. Kalau antiklin pindah, itu mungkin karena data baru yang lebih lengkap. (Detail mapping oleh mhs S1,S2, S3 maupun oleh perusahaan minyak) Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: mufar...@gmail.com Date: Sat, 17 Nov 2012 12:32:20 +0000 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Wah menarik sekali perpindahan antiklin ini, jadi data geologi seperti seismik bisa jadi gak valid dong ya kalo antiklinnya pindah-pindah dalam skala umur manusia? Kalo benar begitu bisa gawat juga propose drilling disana Salam Razi Sent from my BlackBerry® smartphone from Omantel. From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Sat, 17 Nov 2012 17:58:24 +0800 (SGT) To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Pak Wildan, Sayabtak punya info tentang penelitian2 tersebut apakah pernah dilakukan. Barangkali kawan2 dari rumpun ilmu kebumian ITS tahu tentang ini, silakan untuk menginfokan. Perpindahan alur sungai Brantas dan akibatnya atas delta Brantas dapat dipelajari dari data perbandingan foto2 udara yang diambil beberapa kali selama puluhan tahun, kalau ada datanya. Memang data itu akan berguna sekali untuk pola sedimentasi sedimen Plistosen-Resen di Selat Madura. Antiklin2 yang saya ceritakan itu pertama kali dipetakan oleh Duyfjes (1938) pada Lembar 116 Sidoarjo. Tetapi tak ditemukan info juga tentang dinamika pergerakan antiklin2 ini. Salam, Awang From: wpnusant...@gmail.com <wpnusant...@gmail.com>; To: <iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad <geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>; Subject: Re: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Sent: Sat, Nov 17, 2012 6:45:33 AM Terima kasih pencerahannya Pak Awang. Nuwun sewu, mau tanya, pernahkah ada pengukuran kecepatan perubahan antiklin subsurface tersebut? Pernahkah ada yang meneliti mengenai perpindahan delta brantas dan sejauh apa transportasi sedimennya? Cukup menarik, karena sebagian shallow prospect di madura offshore menyatakan bahwa source sedimen berasal dari delta brantas. Mohon pencerahan lagi. Salam, Wildan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Sat, 17 Nov 2012 13:00:26 +0800 (SGT) To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] SEMBURAN LUMPUR-GAS METATU: SEBUAH PERULANGAN GEO-HISTORI Semburan lumpur-gas yang sedang terjadi di Metatu, Gresik, Jawa Timur adalah sebuah perulangan geologi yang pernah juga terjadi di dalam sejarah di wilayah regional Gresik dan sekitarnya. Maret 2012 yang lalu saya membawa sebuah komunitas pencinta geo-histori Indonesia, Geotrek Indonesia (GI), ke Trowulan-LUSI-Bromo. Atas izin dan bantuan BPLS, mereka saat itu pernah merasakan berada di tengah-tengah LUSI dan berjalan di atas lumpurnya yang telah padat dan kering meskipun belum cukup mengeras serta mengumpulkan cangkang2 (fosil) hewan laut berumur 5 juta tahun yl (Pliosen). Cangkang2 ini adalah bagian materi yang pernah disemburkan LUSI sejak enam tahun yl. Sementara itu, jauh lebih ke tengah lagi, para peserta dapat menyaksikan LUSI masih menyemburkan lumpur dan air hangat-panas dengan uap putihnya. Penelitian terakhir mengindikasi bahwa semburan LUSI telah menyatu dengan sistem geotermal-panasbumi Gunung Arjuno yang duduk menyaksikan LUSI di sebelah selatannya. Para peserta GI saat berkunjung ke museum Trowulan pun sempat melihat foto di dinding yang bertuliskan Henry Maclaine Pont, ya dia adalah seorang ahli pada zaman Belanda yang menggali bekas ibukota Kerajaan Majapahit ini. Tetapi ada satu orang lagi yang namanya tak banyak dikenal orang, seorang insinyur ahli geohidrologi pada zaman Belanda yang meneliti dinamika wilayah Delta Brantas, James Nash. Pont dan Nash membuka mata kita (paling tidak saya) akan bagaimana sesungguhnya geologi punya peranan dalam menutup kisah Majapahit. "Inleiding tot het bezoek aan het emplacement en aan de bouwvallen van Madjapahit" (Djawa Tijdschrift van het Java Instituut, 171-174) (Maclaine Pont, 1939) dan "Enige voorlopige opmerkingen omtrent de hydrogeologie ser Brantas vlakte" (Handelingen van 6de Nederlandsche Indische Natuur Wetenschappelijke Congres) (James Nash, 1938) adalah dua laporan penting kedua ahli tersebut yang menerangkan bagaimana dinamiknya di bawah permukaan wilayah bernama Delta Brantas ini. Ini nanti akan berhubungan dengan semburan lumpur dan gas metana di wilayah Gresik, juga LUSI yang saya terangkan kepada komunitas GI dikelas malam di sebuah rumah di tepi kaldera Tengger pada malam berhujan angin Maret 2012. Menurut Nash (1938), tanah Delta Brantas tidak stabil sebab di bawahnya masih terus saja bergerak tujuh jajaran antiklin (lipatan batuan mencembung) di tempat dangkal yang merupakan sambungan ujung Pegunungan Kendeng yang mengarah ke Selat Madura lewat bawah tanah. Pont (1939) menambahkan bahwa di Delta Brantas masih terus terjadi kenaikan dan penurunan tanah yang berpengaruh kepada perubahan alur Sungai Brantas. Daldjoeni (1992) seorang ahli geografi yang produktif menulis buku dan pernah menulis tentang Geografi Kesejarahan Indonesia menambahkan bahwa bagaimana Majapahit pernah punya pelabuhan Canggu kemudian menutupnya, dipengaruhi oleh dinamika Delta Brantas ini. Mundurnya Majapahit sebagai penguasa perairan Nusantara dapat dihubungkan dengan mundurnya fungsi Delta Brantas yang didahului rentetan bencana geomorfologis yang dalam buku-buku sejarah tidak pernah ditulis. Namun sebagai gejala alami, sejarah mencatat beberapa hal sbb di bawah ini. 1. Rusaknya tanggul-tanggul Sungai Brantas di dekat Wringinsapta yang lalu diperbaiki oleh Erlangga pada tahun 1037 Saka (prasasti Kelagyan/Klagen). 2. Bencana yang dalam buku Pararaton disebut "banyu pindah" (tahun 1256 Saka) 3. Bencana yang dalam buku Pararaton dosebut "pagunung anyar" (tahun 1296 Saka) Penelitian2 selanjutnya (a.l Satyana, 2007) menunjukkan bahwa "banyu pindah" adalah berpindahnya secara tiba2 Sungai Brantas karena bergeraknya antiklin dangkal di bawahnya, sementara "pagunung anyar" adalah letusan atau semburan gununglumpur Penelitian2 juga telah menemukan bukti2 bahwa pernah terjadi beberapa kali kenaikan tanah yang pangkalnya adalah bukit Tunggorono di sebelah selatan Jombang lalu menjalar ke Jombatan dan Segunung yang akhirnya mengangkat Canggu sehingga Canggu tak bisa lagi sebagai pelabuhan. Pengangkatan berakhir di Bangsal, sebuah wilayah di sebelah timur Canggu yang dikelilingi oleh bukit2 gununglumpur tua yang oleh nama lokal diberi nama: Gununganyar, Denanyar, atau Redianyar (semuanya gunungbaru, gunung yang tiba2 terjadi oleh sebuah gununglumpur - mud volcano). Demikianlah kisah yang terjadi dalam sejarah sejak Kahuripan sampai Majapahit sekitar 900-500 tahun yang lalu. Cerita rakyat "Timun Mas" yang berkembang pada masa Jenggala, bila dimengerti ceritanya dengan baik, sesungguhnya adalah sebuah kisah bernuansa "dichtung und wahrheit" (Satyana, 2007) yang menunjukkan bagaimana sebuah gununglumpur terjadi di wilayah Jenggala, seperti LUSI sekarang di Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah ex wilayah Jenggala. Tempatnya masih sama, Delta Brantas, sekarang yang berada di atasnya bukan lagi Kahuripan, Jenggala atau Majapahit, tetapi Kabupaten Gresik, Lamongan, Jombang, Sidoarjo juga Kodya Surabaya. Hukum uniformisme geologi masih berlaku, apa yang terjadi dulu dapat terjadi kini, the past is the key to the present, atau the present is the key to the past and the future. Wilayah2 tersebut adalah wilayah2 yang secara geologi aktif, kaya gununglumpur, juga kaya hidrokarbon. Ada kantong2 gas tersebar dangkal di bawah tanah. Kantong2 gas ini bisa diidentifikasi di mana sebarannya bila kita punya data seismik detail. Sebaran kantong2 gas ini menyebar ke sepanjang Selat Madura. Ini juga sumber energi kalau kita bisa memanfaatkannya. Semburan lumpur dan gas yang sedang terjadi di wilayah Gresik ini adalah semburan yang sama yang selalu terjadi di wilayah ini sejak zaman sejarah, bahkan prasejarah. Lama cepat semburan padam akan ditentukan oleh seberapa besar tekanan dan volumetrik struktur di bawah tanah, kantong gasnya. Dari kedalaman berapa asal lumpur bisa dicek dari fosil2 yang mungkin ikut disemburkan. Pencegahan sementara memang baik ditanggul serta gasnya dideteksi terus ke sekelilingnya, bagaimana kadar kemudahan terbakarnya, juga kemungkinan kandungan gas belerang, H2S yang sering toksik, beracun, bila kadarnya tinggi. Apakah akan seluas dan sekatastrofik LUSI, saya pikir tidak. Data gas, air, lumpur yang keluar dari LUSI menunjukkan sumber yang sangat dalam, lebih dari 7000 meter, dan aktif bergerak mengikuti suatu patahan, bahkan sekarang kelihatannya terhubung dengan sistem geotermal Gunung Arjuno. Semakin dalam semakin besar tekanan. Semakin jauh perbedaan tekanannya dengan tekanan di permukaan maka semakin lama semburan akan terjadi, sebab semburan akan berhenti dengan sendirinya saat tekanan bawah permukaan dan permukaan seimbang. Semburan di wilayah Gresik bukan tipe yang sama dengan asal semburan LUSI. Gunung2 lumpur lama dari zaman Kahuripan sampai Majapahit, LUSI dan Metatu ini menyaksikan bahwa Dalaman Kendeng termasuk Delta Brantas di atasnya merupakan cekungan elisional yang aktif, juga semburan lumpur Bledug Kuwu di aelatan Purwodadi yang telah ada di situ paling tidak ketika Kerajaan Kalingga ada di utara Jawa Tengah tersebut pada abad ke-8. Salam, Awang