Para kampiun yth

Ada data tidak berarti daerah itu terus menjadi bagus malah bisa jadi 
sebaliknya, maka tugas pemerintah untuk membikin kaya flyer jualan yg isinya 
sebenernya adalah hasil interpretasi yg telah di integrasikan dg data2 yg lain, 
misal sejarah tektonik lempeng di Gorontalo, apa harapan reservoirnya, source 
rock dsb yg semua itu akan mengurangi faktor resiko atau yg saya sebut 
"manageble Risk" artinya resiko yg bisa di manage

Pemerintah punya banyak data yg mana data itu bisa di olah dan di pakai sebagai 
bunga2 dalam jualan blok

Dalam explorasi kan kalo gagal resiko 100% ditanggung K3S, kalo itu sbg usaha 
satu2nya kan bisa bangkrut

Tapi kalau manageble risk ini bisa di terangkan tentu meski kelas TAC brani 
dong ambil resiko

Maaf nyambung ga ya?

Selama ini yg kelas TAC tidak pernah brani krn manageble risk itu tidak pernah 
tercapai

Dalam investasi sebetulnya tidak ada masalah dg DANA tapi kalau resikonya 
terlalu tinggi mungkin investornya juga keder

Ga trasa besok senen lagi

Lam salam
Avi


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: hotma Sijabat <sijabatho...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sun, 24 Mar 2013 20:45:49 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Terima kasih Pak Lutfi,

Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat "leluasa" memilih mana yg kelas
"TAC" dan "Psc" berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd kenyataannya
hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, mgkin
contohnya adalah di Pambuang Basin.

Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di
lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat
memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini,
apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya
kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju.
On Mar 24, 2013 8:07 PM, <aluthfi...@gmail.com> wrote:

> **
>
> Thx Bung Hotma,
> Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah
> dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga
> problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40
> kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu
> tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan
> lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya
> pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi
> masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin
> atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok
> Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim
> Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di
> deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti
> total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater
> US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta=
> ......???? Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg
> dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data
> seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan
> mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi
> komitmen pemboran menjadi problem.
> Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market
> yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di
> laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya.
> Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia
> sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN.
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ------------------------------
> *From: * hotma Sijabat <sijabatho...@gmail.com>
> *Sender: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
>
> Pak Lutfi,
> Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah
> menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan
> juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa
> diterima. Tetapi secara praktikal tidak.
>
> Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat
> secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd
> Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya
> Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak
> prospek yg tidak dikerjakan di existing area.
>
> Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah
> yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk
> membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di
> Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan
> kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd
> perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas
> mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk
> dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung
> bergerak.
>
> Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan
> manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg
> mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial.
>
> Salam,
> Hotma Sijabat.
> On Mar 24, 2013 7:06 PM, <aluthfi...@gmail.com> wrote:
>
>> **
>>
>> Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah
>> kualitas kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan.
>> Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak
>> KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total
>> komitmen investasi US$....... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar
>> tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak
>> perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak
>> diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan
>> lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah
>> keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari
>> realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen Migas itu urusan BPMIGAS (dulu
>> namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak pengawasannya di BPMIGAS.
>> Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi Kontraktor (PSC) yang tidak
>> perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik teknis maupun
>> finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen kontrak PSC.
>> Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial tidak
>> terintegrasi dengan BPMIGAS.
>> Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi
>> dengan KPI SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu
>> jadi kriteria utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove
>> kualitasnya.
>>
>>
>> Lam Salam,
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>> ------------------------------
>> *From: * Dandy Hidayat <dandy.hidayat....@gmail.com>
>> *Sender: * <iagi-net@iagi.or.id>
>> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 +0800
>> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
>>
>> Dengan Hormat
>>
>> Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya
>> pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah
>> pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga
>> perlu diperhatikan dengan seksama.
>>
>> Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti
>>
>> 1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu
>> perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya
>> sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped)
>> 2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang
>> berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah
>> SK-MIGAS
>> 3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan
>> lahan dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati ,
>> saat ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri ....
>> reaksinya cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi
>> begitu ada masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua
>> selesaikan sendiri tanpa mereka ..
>> 4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar
>> jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin
>> wilayah
>> 5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang
>> masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama
>> seperti bintang 3 ...
>>
>> Salam
>>
>> Dandy
>>
>> 2013/3/24 hotma Sijabat <sijabatho...@gmail.com>
>>
>>> Pak Rovicky,
>>> Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
>>> sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
>>> mengatasinya terkait 4 hal tersebut?
>>>
>>> Salam,
>>> Hotma Sijabat.
>>>  On Mar 24, 2013 1:08 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" <rovi...@gmail.com>
>>> wrote:
>>>
>>>>  2013/3/24 kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
>>>>
>>>>> yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
>>>>> komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap 
>>>>> ada
>>>>> proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
>>>>> company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.
>>>>>
>>>> Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
>>>> penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
>>>> perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
>>>> saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
>>>> laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
>>>> dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.
>>>>
>>>> Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
>>>> Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
>>>> menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
>>>> apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
>>>> diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
>>>>  - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
>>>> - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
>>>> daerahnya sulit ?
>>>> - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
>>>> - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
>>>> - ...
>>>>
>>>> Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
>>>> memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
>>>> menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
>>>> pemerintah.
>>>> Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
>>>> mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.
>>>>
>>>> RDP
>>>>
>>>>
>>>>>  On Mar 24, 2013 8:27 AM, <rakhmadi.avia...@gmail.com> wrote:
>>>>>
>>>>>> **
>>>>>> Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg
>>>>>> high risk but manageble dan high reward makin berkurang
>>>>>>
>>>>>> Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
>>>>>> ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
>>>>>> kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di 
>>>>>> Delta
>>>>>> Mahakam? Saya kira tidak
>>>>>>
>>>>>> Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia
>>>>>> apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah
>>>>>> tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi
>>>>>> explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya
>>>>>>
>>>>>> Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih
>>>>>> kaya sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah 
>>>>>> mengeluarkan
>>>>>> modal untuk membantu mengAddress masalah ini
>>>>>>
>>>>>> Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya
>>>>>> blom managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya
>>>>>> memang ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!!
>>>>>>
>>>>>> Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo
>>>>>> melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi
>>>>>> Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman 
>>>>>> oil
>>>>>> stain aja katanya.
>>>>>>
>>>>>> Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor
>>>>>> ojo di wk wk wk hiks hiks
>>>>>>
>>>>>> Selamat week end
>>>>>> Avi
>>>>>> Peace on Earth
>>>>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>>>>> ------------------------------
>>>>>> *From: *Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>>>>> *Sender: *<iagi-net@iagi.or.id>
>>>>>> *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700
>>>>>> *To: *IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
>>>>>> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
>>>>>> *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
>>>>>>
>>>>>>  2013/3/24 noor syarifuddin <noorsyarifud...@gmail.com>
>>>>>>
>>>>>>> Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita..... , mungkin ini
>>>>>>> salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka "nasionalisme"...
>>>>>>> Salam
>>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> Nuwun sewu Mas Noor,
>>>>>> Kok "nasionalisme" menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada
>>>>>> "nasionalisme" menjadikan lebih bagus ?
>>>>>> Blok yg dioperasikan investor "negara sahabat"pun (Salamander, Inpex,
>>>>>> Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment 
>>>>>> pasti.
>>>>>>
>>>>>> Salam
>>>>>> RDP
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote:
>>>>>>>
>>>>>>>> RDP yth,
>>>>>>>> Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa
>>>>>>>> yang akan diharapkan?????
>>>>>>>> Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?,
>>>>>>>> kok kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada
>>>>>>>> ketahuan cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, 
>>>>>>>> uangnya
>>>>>>>> jadi bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi.
>>>>>>>> Salam,
>>>>>>>> YSY
>>>>>>>>
>>>>>>>> 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>>>>>>>
>>>>>>>>> Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan
>>>>>>>>> pemenang lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg
>>>>>>>>> dimenangkan. Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur 
>>>>>>>>> pengeboran
>>>>>>>>> yang masuk dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah
>>>>>>>>> eksplorasi blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah 
>>>>>>>>> terbukti
>>>>>>>>> petroleum sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah 
>>>>>>>>> terbukti,
>>>>>>>>> diketemukan, discovery.
>>>>>>>>> Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah
>>>>>>>>> dilakukan Joint Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah 
>>>>>>>>> dilakukan
>>>>>>>>> sebelumnya.
>>>>>>>>> Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya
>>>>>>>>> penemuan lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus 
>>>>>>>>> disikapi
>>>>>>>>> dengan bila membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan
>>>>>>>>> memakan waktu lebih lama dari yang sebelumnya.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk "mempercepat" penemuan
>>>>>>>>> lapangan baru ?
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Salam
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Rovicky
>>>>>>>>>
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> --
>>>>>>>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will
>>>>>>>>> make it real."*
>>>>>>>>>
>>>>>>>>
>>>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> --
>>>>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make
>>>>>> it real."*
>>>>>>
>>>>>
>>>>
>>>>
>>>> --
>>>> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make
>>>> it real."*
>>>>
>>>
>>

Kirim email ke