Terimakasih Pak Andang,

Tulisannya di awal long weekend ini menjadi "alarm pagi" untuk kita semua.
pak rovicky, pak andang, dan pak seno sudah membawa semangat "back to
basic" ini ke SM IAGI unsoed dan undip beberapa waktu yang lalu. Beberapa
senior IAGI juga sudah menyatakan kesediaannya untuk keliling kampus
menjadi pengajar di SM IAGI, tentunya respon dan dukungan yang sangat baik
dari IAGI ini akan memberikan dampak yang sangat positif untuk generasi
muda (mahasiswa/ profesional muda).

FGMI pun beberapa kali mengundang rekan-rekan profesional muda untuk
mempresentasikan hasil riset mereka, dengan tujuan agar semangat riset
tersebut ikut menular ke rekan-rekan yang lain. Kalau tidak ada halangan,
rencananya paper dari FGMI juga akan dipresentasikan pada acara Joint
Convention IAGI-HAGI di Medan besok.

back to basic, look at the rock

happy long weekend,
Avel


2013/3/29 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

> Great thought,
> Ini bukan hanya migas, mining, maupun geohidro. Tapi saya amati sbg
> fenomena saat ini afalah terpasungnya perkembangan basic science
> karena "tuntutan" korporat yg mengagungkan aplikasi. Kubu sains murni
> yg selalau berhadapan dg aplikasi/engineering semestinya juga
> berkembang beriringan. Ketimpangan yg terjadi pasti akan memperlambat
> jalan keduanya.
>
> Himbauan yg tepat, ditengah, pas, menarik pak adb.
>
> Salam.
> Rdp
>
> Sent from my Windows Phone From: abacht...@cbn.net.id
> Sent: 29/03/2013 8:35
> To: iagi-net@iagi.or.id; IAGI Kaltim
> Subject: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI
> Tentang eKspLorasi dan SM-IAGI (dan FGMI)
>
> Andang Bachtiar
> Dewan Penasehat IAGI
>
> Eksplorasi sumberdaya geologi kita busung alias macet alias mejen
> alias memble salah satu penyebabnya krn kebanyakan jajaran pekerja
> geosain lebih menguasai software u/mengeLola data (istilah halus dr
> memanipuLasi data) sementara pengetahuan serta kemampuan
> anaLisis-sintesis geologinya sekedarnya saja.
>
> Mata lulusan2 baru geosains menangkap sinyal yg salah tentang
> kebutuhan industri ekstraktif kebumian akan tenaga eksporasionis-nya.
> Sinyal yg memancarkan iming2 segra nyempLung di dunia kerja meski
> hanya sebagai teknisi - operator tukang kLiq komputer beLaka yg
> lulusan kursus operator seminggupun mampu memulainya.
>
> Sinyal itu diperkuat juga sebagiannya oleh sistim pendidikan geologi
> instant, dlm kelas, template dan terstruktur kaku yg mengekang
> kebebasan berpikir dan tdk mengembangkan kognisi atas dasar pengalaman
> interaksi dg batu, proses, dan bentang alam, tp pada weJangan2.
>
> Eksplorasi dan riset adalah 2 sisi mata uang yg sama u/membayar
> temuan2 baru sumberdaya kebumian kita. Kegiatan himpunan - asosiasi
> profesinya-mahasiswa2 geosains kita pada umumnya dianggap keren kalau
> itu: mengoperasikan software, memanipuLasi data, menghitung-hitung dan
> merencanakan pengelolaan cadangan yg sdh ditemukan (lomba ngekliq
> software, lomba POD, lomba FS, dsb), bukaannya lebih ke riset2 dasar:
> spt: memodelkan tektonika dan sedimentasi cekungan, metode2 integrasi
> geologi permukaan dg bawah permukaan, memahami overpressure dan
> gerakan fluida di ceKungan2 dan trobosan2 alat2 geofisika. Agak susah
> kita mengharapkan kemampuan analisis-sintesis geosains bisa berkembang
> secara lateraL dLm situasi spt itu. Yg ada hasilnya sementara ini ya
> seperti yg kita sama2 saksikan: generasi pasokan tenaga geosains baru
> yg Lebih ahli jadi teknisi memanipulasi image2 bawah permukaan dan
> memodelkan perhitungan2 cadangan dan skenario pengembangan, tp gagap
> dg pertanyaan: "kemana Lagi kita harus mencari cadangan2 baru yg beLum
> ditemukan?"
>
> Seksi Mahasiswa IAGI (IAGI Student Chapter) dan FGMI (Forum GeoLogist
> Muda Indonesia): mohon kalau bisa mengambiL porsi yg sering diLupaKan
> oLeh asosiasi profesi kebumian dan industri ekstraktif ini, yaitu
> porsi riset; porsi yg bener2 GEOLOGI: back to basics, Look at the rock
> (kembaLi ke ilmu dasar, melihat batu!)
>
> Bekasi, 29 Mar 2013
> ADB
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>

Kirim email ke