Seneng dengarnya pa Ketum. Semoga jadi langkah awal bagi iagi kelingkungan 
birokrasi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Tue, 23 Apr 2013 09:08:02 
To: economicgeology<economicgeol...@yahoogroups.com>; IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Kunjungan IAGI ke Wamen ESDM Susilo Siswoutomo
Dear all anggota ysh,

Semangat Pagi !

Pada hari jumat (sore) pekan lalu PP IAGI dipanggil mendadak Pak Wamen ESDM
Susilo Siswoutomo, setelah beberapa kali diundur karena kesibukan Pak
Wamen. Dalam kunjungan ke Wamen ESDM kali ini IAGI diwakili oleh Ketum IAGI
(Rovicky Dwi Putrohari) dan Ketua Bidang SDA (Singgih Widagdo), sebelumnya
Pak Wamen memang menginginkan secara khusus mengetahui bagaimana pendapat
IAGI tentang pengelolaan pertambangan khususnya batubara dalam hubungannya
dengan ketahanan energi.

Pertemuan ini bersifat informal santai di ruang kerja Pak Wamen, awalnya
Ketum IAGI menjelaskan selintas tentang organisasi IAGI, peran serta
kerjasama dengan ESDM yang telah dilakukan selama ini. Termasuk kegiatan
IAGI dalam berhubungan dengan Pemerintah dan DPR. Pak Wamen yang juga sudah
berpengalaman dalam industri migas juga sudah sedikit mengenal IAGI juga
termasuk organisasi-organisasi kebumian lainnya (HAGI, dan PERHAPI). Beliau
juga menyatakan keinginannya untuk mengadakan pertemuan khusus dengan
organisasi-organisasi profesi lainnya secara bersama-sama. Dan menyampaikan
masukan-masukan yang diperlukan ESDM khususnya pengelolaan pertambangan.
Tentusaja saya jelaskan adanya MGEI salah satu komisi atau anak organisasi
IAGI yang mengkhususkan dalam bidang pertambangan (geologi ekonomi).

Dalam penjelasan tentang DMO batubara serta pengelolaan tambang secara
umum, Pak Singgih Widagdo mengingatkan kembali tentang neraca energi di
Indonesia saat ini dimana minyakbumi memiliki jangka (life time) 18 tahun,
gasbumi 62 tahun, geothermal sustaiable namun perlu dioptimukan kapasitas
terpasangnya. Sedangkan gasmetan batubara, shale gas dan shale oil masih
belum jelasmasih memerlukan research. Walaupun batubara memiliki lifetime
terpanjang yaitu 93 tahun, hal ini masih perlu dihitung kembali secara
lebih detail.

Sumberdaya open pit 120 Milyar Ton, sumberdaya underground 41 milyar ton.
Sedangkan cadangan keseluruhannya hanya 28 milyar ton. Ini memerlukan
kajian khusu karena cadangan batubara sangat dinamis tergantung dari basis
perhitungannya diantaranya : faktor koreksi terhadap kedalaman seam
batubara.faktor koreksi terhadap kualitas batubara.faktor koreksi terhadap
jarak/infrastruktur terhadap posisi users dan kompetitor serta koreksi
terhadap harga indeks batubara internasional. Artinya kita masih memerlukan
kajian khusu sehingga diketahui 'life time' terukur dari sumberdaya energi
ini.

Selanjutnya dipaparkan juga kondisi produksi batubara yang menyisakan
persoalan dimana
- Produksi IUP tidak mudah dikontrol.
- Masuknya trader besar dengan kekuatan financial dalam pola transaksi jual
beli batubara.
- Rencana akuisisi beberapa tambang oleh beberapa importir besar, khususnya
india. BAHKAN INI MENJADI KEBIJAKAN pemerintah INDIA UNTUK MEMANFAATKAN
OVERSEAS ENERGY SECURITY.
- Produksi tahun 2013 dapat mencapai 400 juta mt dan akan terus tumbuh
paralel dengan pertumbuhan iup operasi produksi.

Selain itu pemanfaatan didalam negeripun juga menyisakan pekerjaan tambahan
- Pertumbuhan pemanfaatan < produksi batubara.
- Pertumbuhan terbesar terserap oleh pln. Konsumsi batubara baru mencapai
125 juta pada tahun 2020 (rupltl pln 2011-2020)
- Total kebutuhan batubara dalam negeri 2020 (pln dan industri lainnya)
baru mencapai 50 % dari produksi batubara 2013,  atau sekitar 200 juta mt.
- Pemanfaatan teknologi coal liquifaction/gasification belum berjalan baik.

Ini sangat jelas memperlihatkan pentingnya Pemerintah untuk mempersiapkan
kemampuan absorbsi dalam menentukan DMO batubara.

Menyinggung soal pemanfaatan batubara Pak Wamen akhirnya mengundang tokoh
Geologi ahli batubara Dr Lobo Balia yg saat ini menjadi staff ahli ESDM
untuk ikut dalam obrolan dan dialog yang lebih akrab.

Pak Wamen-pun juga sepakat untuk melihat Batubara harus ditempatkan sebagai
energi, sehingga Batubara harus lebih ditempatkan sebagai economic booster
dibandingkan sekadar revenue driver (seperti ditulis dalam Berita IAGI
2012).
Juga IAGI menyarankan kepada Pemerintah pusat untuk segera memberikan
indikasi batasan maksimal produksi batubara jauh sebelum investor melakukan
investasi baru/tambahan. Serta disarankan supaya pertumbuhan IUP operasi
produksi harus lebih dibatasi (dikontrol) melalui penilaian yang lebih
detail.
Sesuai dengan UU no.4/2009 pasal 5 ayat (3) semestinya sudah dapat segera
diberlakukan pemerintah : ".... pemerintah mempunyai kewenangan untuk
menetapkan jumlah produksi tiap-tiap komoditas per tahun setiap propinsi. "

Sebagai tindak lanjut IAGI bersama MGEI akan menghubungi Perhapi untuk
memberikan masukan khususnya bidang pertambangan kepada kementrian ESDM.

Salam Pagi

Rovicky Dwi Putrohari
Ketua Umum IAGI

--
"Earth provides enough to satisfy every man's needs, but not every man's
greed."
-- Mahatma Gandhi

Kirim email ke