Setau aku piramida maya itu dibangun pada masa sejarah. Manusia sdh dpt 
mengolah logam, mengenal angka, huruf dsb. Bisa meramal kiamat th 2012 meskipun 
tdk terjadi.

Manusia modern (homo sapien sapien) kata ahlinya kan baru muncul di 10000 BC. 
(Apa bener pak Prof Yahdi Zaim? Betulkan bila aku salah)

Naa di tanah Sunda sdh ada peradaban besar yang memakai semen berumur 23000 BC. 
Kan luar biasa itu. Itu sisi menariknya. 

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Achmad Luthfi <aluthfi...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sun, 5 May 2013 05:36:27 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Wah terus berlanjut keramaian diskusi Situs G. Padang dari dua kubu.
Kalau dilihat dari korelasi nama Piramid dengan kebiasaan nama orang. Di G.
Padang konon ada yang berpendapat di G. Padang ada situs Piramid, dimana
terminologi Piramid yang merupakan situs purbakala lebih populer di Mesir,
misalnya Piramid Giza. Mungkin saja Piramid bangunan kuno ala Mesir ini
hadir di Jawa Barat G. Padang), karena kalau kita lihat model penamaan
orang di Sunda khususnya sering terjadi perulangan seperti Erly Tjarlia,
Ajat Sudrajat. Di Mesir juga kita jumpai mungkin leluhurnya dari Tanah
Sunda, misalnya mantan Sekjen PBB, Butros Butros Gali.
Ini sekedar intermezo untuk meredakan ketegangan soal situs G. Padang.


Lam Salam,


On Sunday, May 5, 2013, wrote:

> Nampaknya lupa ya pada historical geologi? Manusia modern (homo sapiens)
> itu munculnya kapan? Nurut buku historical geology pada waktu "wurm glacial"
>
> "There is evidence of the metals in Chaldea and Egypt about 5000 B.C." Ini
> tertulis di hal 647 buku "historical geology" 1933 karangan Moore.R.C.
> (Hihihi buku kuno ada dirumaku)
> Aku tidak punya buku baru tentang sejarah geologi, Bisa jadi akan terbit
> buku baru yang mengubah dunia., dengan kemampuan manusia Sunda yang bikin
> cement bercampur besi pada 23000 S.M
>
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Sat, 4 May 2013 23:24:52
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> Boleh-boleh saja orang berinterpretasi bahwa 'kerak lempung' yang
> membungkus
> atau diantara kolom andesit itu adalah hasil pelapukan tapi harus didukung
> oleh analisa yang lebih detil lagi tidak asal kesimpulan saja.  Mungkin Pak
> Tikno dan Mas Pujo harus lihat yang masih segar yang ada di bawah permukaan
> supaya lebih baik lagi analisisnya, terus dilanjutkan dengan analisa
> petrografi dan kimianya atau pake XRD.
> Yang lebih gamblang adalah posisi susunan batu kolom yang sangat rapih
> (yang
> ada semen/kerak lempungnya) di bawah situs yang dianggap sebagai batuan
> sumber oleh Arkenas/BALAR.  Posisi kolomnya horisontal padahal lapisan
> batuan di bawah situs ini horisontal juga (dari image georadar dan
> geolistrik).  Tidak ada intrusi (dyke) vertikal.  Artinya susunan kolom itu
> bukan batuan sumber columnar joints alamiah, karena di alam kolom-kolom itu
> harus tegak lurus dengan arah perlapisan (permukaan pendinginan).  Kalau
> tidak percaya silahkan cek di textbook, atau browsing internet, atau tanya
> ke Pa Sutikno atau ke Pak Yatno.
>
> Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya tahu
> persis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu ada
> diantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.
> Homo erectus sudah punah sekitar 150.000-an tahun lalu.  23.000-an tahun
> mah
> sudah tidak ada atuh.  Kalo manusia Neanderthal masih ada sampai 30.000-an.
>
> Semoga dibukakan hati supaya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa
> Mahakarya Gunung Padang adalah mis-interpretasi.
>
>
> -----Original Message-----
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
> Sujatmiko
> Sent: 04 Mei 2013 10:11
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: MGEI
> Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> Rekan-rekan IAGI yang budiman,
>
>
>
> Situs Gunung Padang rupanya memiliki misteri dan pancaran energi yang luar
> biasa sehingga mengundang perdebatan dan diskusi multi disiplin yang tak
> berkesudahan. Ketika mang Okim berkeliaran di kawasan ini tahun 1970-an
> dalam rangka penerbitan Peta Geologi Lembar Cianjur ( 1972 ), tak terlintas
> di pikiran mang Okim bahwa batu andesit berserakan di Gunung Padang itu
> berkaitan dengan bangunan punden berundak. Di peta geologipun tak muncul
> karena dianggap unmapable alias tak terpetakan di peta skala 1:100.000,- .
> Nah, 40 tahun kemudian, ketika mang Okim sudah menjadi geolog gaek yang
> over
> petung puluh, muncullah kontroversi Gunung Padang. Sebetulnya kalau mau
> jujur, hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari hipotesis tentang
> tersembunyinya bangunan budaya di perut Gunung Padang tersebut  dan juga di
> Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip ada di tangan Yayasan Turangga Seta
> yang
> Direkturnya mengaku jebolan MIT ( Menyan Institute of Technology ) .
>
>
>
> Puji syukur kepada Tuhan YMK bahwa berkat ketiga gunung piramida tersebut
> maka mang Okim dapat berkenalan dengan beberapa arkeolog yang jam
> terbangnya
> puluhan tahun, di antaranya ada yang  doktor dan bahkan profesor. Berkat
> para arkeolog tersebutlah maka mang Okim menjadi tertarik dengan
> geo-arkeologi sehingga tergerak untuk mengumpulkan  stone tools alias
> artefak . Semangat mang Okim dipacu lagi oleh  Bagawan Atlantis Oppenheimer
> yang ketika berkunjung ke Pak SBY tahun lalu atas undangan Stafsus Presiden
> Bidang Bantuan Sosial dan Bencana  berpesan : Untuk mengetahui kejayaan
> manusia pra-sejarah di Indonesia, telitilah stone tools, jangan  piramida
> di
> perut gunung, karena hal itu tidak mudah ! Believe it or not, koleksi
> artefak mang Okim yang umumnya dari periode Paleolitik sudah nyampe puluhan
> ribu batu, dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jenis batunya
> beragam, demikian juga tipologinya. Dari hasil buka-buka internet dan
> baca-baca buku arkeologi, mang Okim menjadi yakin bahwa manusia prasejarah
> Indonesia memang lebih maju dari rekan-rekannya di negara lain.
>
>
>
> Semen purba berumur 23.000 tahun
>
>
>
> Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa mereka
> menemukan semen perekat kolom andesit  berumur 13.000 - 23.000 tahun, mang
> Okim kebetulan sedang bersama beberapa Arkeolog dan mendengarkan diskusi
> mereka. Mereka bilang bahwa penentuan umur yang demikian nothing to do with
> archeology or paleo-culture . Lain halnya kalau semen tersebut bertautan
> dengan ob

Kirim email ke