Saya sepakat dengan Prof Koesoema, Masih banyak riset lain yang lebih bermanfaat untuk masyarakat banyak... jadi kalau -seperti sering dikeluhkan selama ini- dana riset kita terbatas, ya dipakailah dengan maksud untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat....(gempa, longosr, gunung api dll).....
salam, On 5/6/13, R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id> wrote: > Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya > mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut. > Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di > > Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini > terutama menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk > tulisan terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya > > renungan ini saya dapat tidur dengan pulas. > Wassalam > R.P.Koesoemadinata > > > > ----- Original Message ----- > From: "Sujatmiko" <m...@cbn.net.id> > To: <iagi-net@iagi.or.id> > Cc: "MGEI" <economicgeol...@yahoogroups.com> > Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM > Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API > PURBA > > >> Rekan-rekan IAGI yang budiman, >> >> Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013 berjudul Petisi 34 : Situs >> Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke >> lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang >> benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit >> yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk >> budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun >> Gunung >> Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan Teras III, >> sedangkan Teras IV dan V tertutup oleh produk klastik gunung api yang >> telah lapuk. Dari tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April >> 2013, >> interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil >> interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi >> Teras >> I. >> >> >> >> Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari tulisan Pak Danny >> Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa >> menganggap >> bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan ( >> gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi >> yang >> diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi >> geolistrik-georadar >> sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu bukit Gunung >> Padang >> adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa >> petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa >> retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit diduga >> non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil >> kerjaan manusia prasejarah ??? >> >> >> >> Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi >> Pak >> Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya di area >> selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim >> Mandiri >> masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan Mahakarya >> Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny >> Hilman >> tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar , >> adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ??? Sehubungan >> dengan >> itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut >> Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya >> sudah >> berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara. Janganlah kita >> merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan. >> >> >> >> Salam Cinta Geo-Arkeologi >> >> >> >> Mang Okim >> >> >> >> ---------------------------------------------------------------------------- >> ----------------------------------------------------------------------- >> >> Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang Hilang >> >> ( Dr Danny Hilman ,VIVAnews 1 April 2013 ) : >> >> Sampai saat ini penggalian dilakukan baru sampai kedalaman 4 meteran >> saja, >> namun survei geolistrik memperlihatkan di bawahnya masih ada kenampakan >> struktur bangunan dengan geometri yang terlihat menakjubkan sampai >> kedalaman >> lebih dari 10 meter. Hasil survei geolistrik, dan georadar juga sudah >> dapat >> memperlihatkan struktur (geologi) bawah permukaan yang membentuk >> morfologi >> bukit Gunung Padang adalah lapisan batuan dengan ketebalan 30-50 meter >> yang >> mempunyai nilai tahanan listrik (resistivitas) sangat tinggi (ribuan >> Ohm-Meter) berbentuk seperti lidah dengan posisi hampir horisontal, >> selaras >> dengan bukit memanjang utara-selatan, dan miring landai ke arah utara. >> Jadi >> selaras juga dengan undak-undak teras yang dibangun di atasnya. Lapisan >> batu >> berbentuk seperli lidah ini juga mempunyai bidang miring yang rata ke >> arah >> barat dan timur bukit selaras dengan kemiringan lerengnya. Lapisan lava >> ini >> berada pada kedalaman lebih dari 10 meter di bawah permukaan. >> >> Dari data pemboran yang dilakukan oleh DR. Andang Bachtiar dan juga >> analisis >> mikroskopik batuan dari sampel inti bor yang dilakukan oleh DR. Andri >> Subandrio, ahli geologi batuan gunung api dari Lab. Petrologi ITB, dapat >> dipastikan tubuh batuan dengan resistivitas tinggi ini adalah batuan lava >> andesit, sama seperti tipe batu kolom dari situs Gunung Padang. Hal lain >> cukup menarik dari analisa petrologi adalah temuan banyaknya >> retakan-retakan >> mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit yang diduga >> non-alamiah. >> Soalnya, retakan itu memotong kristal-kristal mineral penyusunnya. >> >> Dari banyak penampang geolistrik, terlihat lidah lava andesit ini >> mempunyai >> leher intrusi (sumber terobosan batuan vulkanis dari bawah) berlokasi di >> area lereng selatan dari situs Gunung Padang. Jadi setelah cairan panas >> intrusi magma mencapai permukaan kemudian mengalir ke utara, dan setelah >> mendingin membentuk lidah lava tersebut. Yang masih menjadi teka-teki >> besar >> adalah apakah tubuh batuan lava di perut Gunung Padang ini adalah sumber >> dari batu-batu kolom andesit yang dipakai untuk menyusun situs? >> >> >> >> >