Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, 

 

Beberapa hari yang lalu ada customer mang Okim yang membawa 4 butir batuan
obsidian berwarna hitam untuk diperiksa. Mang Okim cukup familiar dengan
batuan tersebut sehingga tidak kesulitan untuk mendeskripsinya. Hanya,
setelah memperhatikan kenampakan fisiknya yang terkupas di beberapa bagian,
mang Okim jadi curiga bahwa bagian terkupas tersebut bukan alamiah melainkan
hasil kerjaan manusia ( gambar 1 ). Ketika mang Okim tanya dari mana
asalnya, customer mang Okim menjelaskan bahwa batuan tersebut merupakan
hadiah dari kakeknya yang telah meninggal dunia. Ketika itu , kakeknya
tinggal di  kawasan Ciater Subang. Karena masih ada beberapa butir yang
ditinggal di rumah, maka mang Okim minta agar sisanya dibawa ke kantor mang
Okim.

 

Keesokan harinya,  customer mang Okim datang lagi dengan satu kotak plastik
berisi batuan sejenis. Betul saja, sesuai dengan naluri mang Okim, di antara
batuan tersebut ada beberapa yang berukuran serpihan kecil  dengan
retus-retus di pinggirnya yang menandakan pernah dipakai oleh manusia (
gambar 2 ). Alat serpih semacam itu   banyak ditemukan di Dago Pakar Bandung
dan di Situs Gua Pawon ( sekitar 5.000 sampai 10.000 tahun yang lalu ) .
Yang cukup surprise adalah adanya obsidian berukuran relatif besar dengan
panjang sekitar 10 cm  ( gambar 3 ). Bentuk atau tipologinya sangat mirip
dengan alat penetak  Paleolitik yang banyak mang Okim temukan di Ponorogo
dan  Purbalingga . Hasil pengamatan ini alhamdulilah telah memberikan
kebahagiaan tersendiri kepada pemiliknya yang memanfaatkan obsidiannya untuk
kalung etnis tanpa digosok. Sayang sekali bahwa lokasi temuan obsidian
tersebut tidak diketahui dengan pasti ( kakeknya banyak mengembara ).

 

Mengenai obsidiannya sendiri, mang Okim perkirakan berasal dari wilayah
Garut, mungkin dari Desa Kendan , Desa Nagreg, atau  Desa Pasirwangi ( G.
Kiamis  ).  Warnanya hitam legam, translusen, kilap menggelas, kekerasan
6-6,5 skala Mohs, pecahan conchoidal, dan berat jenis 2,38. Pemanfaatannya
di Garut baru terbatas pada bahan teraso di Nagreg atau sebagai batuan
penghias taman di halaman rumah ( yang bentuknya bundar, diambil dari
endapan S. Cimanuk ). Ketika kami sempat tamasya ke Napoli  Italia tahun
1978 ( 35 tahun yang lalu ), neng Ai sempat membeli satu set perhiasan dari
batu obsidian yang telah difaset ( mungkin dari G. Vesuvius ? ). Sekedar
pelengkap, pada 04 Januari 2012, mang Okim pernah mosting tulisan dengan
gambar di milis IAGI berjudul : Artefak Obsidian, Petunjuk Adanya Manusia
Paleolitik di Garut. Semoga bermanfaat, Selamat berakhir minggu dalam
kebahagiaan dan kedamaian.

 

Salam Gem-Lovers,

 

Mang Okim

 

CATATAN : 

Sesuai dengan petunjuk moderator, gambar-gambar di bawah ini setelah
dikompres ( 53 kb saja ), mang Okim lampirkan di attachment. Dengan demikian
maka kalau gambar di bawah ini tidak nongol, semoga dapat dilihat di
attachment.

 

LAMPIRAN  GAMBAR

 

P1100231-20.jpg

Gambar 1 : Empat contoh batuan volcanic obsidian yang diperiksa.

 

P1100243-20.jpg

Gambar 2 : Batuan obsidian yang disusulkan, di antaranya ada beberapa 

yang serpihan bekas dipakai dan ada satu yang besar berbentuk alat penetak .

 

P1100252-20.jpg

Gambar 3 : Alat penetak dengan retus-retus di pinggirnya pertanda bekas
dipakai

 

 

 

 

 

Kirim email ke