Suara Merdeka, 6 September 2013

Semburan Lumpur Hebohkan Purworejo

*       Ketinggian 8 Meter, Keluarkan Api 

PURWOREJO - Semburan air bercampur lumpur hitam muncul di pekarangan rumah
warga di Desa Lubang Kidul, Kecamatan Butuh, Purworejo, Kamis (5/9) sore.

Semburan lumpur yang menghebohkan warga itu muncul dari proses pengeboran
sumur di pekarangan milik Ponco Sumarno (52), warga Dusun Jogomudo RT 2 RW
1, Desa Lubang Kidul, sekitar tiga kilometer arah selatan jalan raya
Purworejo-Kebumen. Dalam waktu cepat, kabar kejadian yang mirip semburan
lumpur Lapindo di Sidoarjo itu menyebar.

Ribuan warga berbondong-bondong datang untuk menonton. Aparat Polsek Butuh
mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi. Menjelang malam, semburan
lumpur mulai berhenti. Namun, warga justru semakin cemas karena lubang itu
mengeluarkan semburan api. Api yang muncul berwarna kuning kebiruan.

Sesekali terdengar suara seperti gas keluar melalui lubang yang tersumbat.
Api tidak stabil, terkadang mengecil, tapi sesaat kemudian membesar dengan
ketinggian maksimal kira-kira 2 meter. Kepala Desa Lubang Kidul Fahmi Aji
mengungkapkan, semburan api itu mulai muncul sekitar pukul 18.30. Hingga
semalam belum ada tindakan mengungsikan warga. Namun demikian, pemerintah
desa bersiaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.

"Kami masih menunggu instruksi Pemkab Purworejo dan analisis oleh pihak
berwenang," ujarnya. Pemilik lahan, Ponco Sumarno menjelaskan, semburan
lumpur itu bermula ketika ia hendak membuat sumur bor untuk mengairi kolam
ikan gurami miliknya. "Sumur dibuat saudara saya yang juga tukang sumur bor.
Sumur belum jadi, malah keluar lumpur yang menyembur," katanya. Tukang
pembuat sumur, Eko Siswanto (37), warga Desa Boto Daleman, Kecamatan Bayan,
Purworejo menjelaskan, dia mengebor bersama tiga rekannya. Awalnya muncul
semburan air kuat yang dikira mata air biasa.

Saat pengeboran mencapai kedalaman delapan meter, ada tekanan kuat dari
dalam tanah. Akhirnya pengeboran dihentikan, karena mereka menganggap sudah
menemukan mata air yang besar. Sebelum mengakhiri pekerjaan, Eko berniat
menambah kedalaman sumur satu pipa lagi agar cadangan air lebih banyak.
Setelah ditambah satu pipa hingga mencapai kedalaman 15 meter, tekanan
justru semakin kuat. "Pada kedalaman itu muncul semburan lumpur bercampur
air dengan tekanan tinggi.

Semburan mencapai ketinggian mencapai delapan meter. Kami belum sempat
memasang pipa karena keburu panik dan segera menjauh," bebernya. Kejadian
itu segera dilaporkan ke pemerintah desa dan kepolisian. Warga cemas
semburan lumpur akan membesar seperti di Sidoarjo. Kades Fahmi Aji telah
mendata jumlah warga yang tidak jauh dari sumur itu. Menurut data, jumlah
warga di RT2 RW1 yang cukup dekat dengan lokasi semburan 40 KK atau 100
jiwa.

Camat Butuh Wahyu mengatakan, sampai dua jam semburan lumpur masih kuat.
Bahkan tercium bau gas. Ada warga yang mencoba air yang keluar bersama
lumpur itu. Rasanya cenderung asin seperti air laut. Wahyu mengatakan,
pihaknya sudah melapor kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Purworejo dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jateng.

Tidak Berbahaya

Peneliti pada Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) LIPI Kebumen Ir
Chusni Ansori MT menyatakan, secara geologi Kebumen selatan sampai Purworejo
termasuk daerah rendahan atau graben.

Di dalam tanah tersebut terdapat endapan batu-batuan yang termasuk dalam
deretan kipas aluvial Kutoarjo. Menurut Chusni, endapan tersebut berasal
dari pantai purba yang secara morfologi merata dan makin meningkat hingga
mendekati pantai selatan. Struktur serupa ditemukan di sekitar Bagelen,
Purworejo hingga Kulonprogo, DIY.

"Bekas rawa-rawa itu juga mengandung batu lempung. Bila ada tekanan akibat
dibor, seolah ada celah sehingga menyembur keluar," jelas geolog lulusan
Fakultas Teknik Geologi UGM itu. Chusni menambahkan, kasus serupa pernah
terjadi di Desa Meles, Kecamatan Adimulyo dan Buluspesantren, Kebumen yang
struktur tanahnya hampir sama, yakni mengandung rawa dan lempung.

Biasanya semburan gas rawa itu belum mendekati lapisan gas minyak, sehingga
dalam tempo setengah hari atau sekitar lima jam akan mati sendiri. Mengenai
kemunculan api, Chusni menjelaskan, itu merupakan sisa gas rawa yang
meletup.

Namun, semburan api di Butuh berbeda dari api abadi di Mrapen, Grobogan.
Sebab, api di Mrapen sudah mengandung gas minyak. "Tidak usah khawatir
karena api itu dalam satu-dua hari akan padam sendiri," tandasnya.

Pakar geologi dari UPN Veteran Yogyakarta, Prof Dr Ir C Danisworo MSc
mengungkapkan, daerah Kecamatan Butuh pernah dilalui sungai purba yang
menyisakan endapan awal batu bara. Sungai itu membawa sisa-sisa kayu dan
tanaman purba yang kemudian mengendap di sekitar sungai. Semakin mengarah ke
laut membentuk endapan klastik, semakin ke arah darat membentuk endapan
lignit.

Endapan lignit inilah yang kemudian membentuk batu bara awal. Posisi
Kecamatan Butuh yang diperkirakan 15-17 km dari pantai dapat digolongkan
sebagai daerah darat. Kepala Dinas ESDM Jateng Teguh Dwi Paryono meminta
masyarakat Purworejo tidak panik. Sebab, lumpur dan gas yang diduga metana
dari dalam lubang sumur itu tidak berbahaya dan tidak beracun.

"Itu gas rawa atau metana, jadi tidak berbahaya. Ini tidak sama dengan
lumpur Lapindo atau mud volcano," katanya. Menurut dia, Dinas ESDM justru
sudah mengembangkan gas rawa sebagai pengganti elpiji di desa-desa.
(H43,B3,H50,J17-59)

 

 

 


----------------------------------------------------
Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke