Lebih dari seperempat abad yll tepatnya tahun 1987, saya sempat nekat ke Bromo. 
Dengan bus umum dari Surabaya menuju Probolinggo, lalu pindah angkutan ke 
Ngadisari, dan Cemorolawang. Hari mulai senja ketika masuk penginapan. Saya pun 
mencari informasi: Jam 03:00 harus mulai jalan, dari kawasan Cemorolawang, 
turun ke lautan pasir (kaldera) lalu mendaki ke bibir kawah Bromo. Hari masih 
gelap, banyak anak-2 muda, para pelajar dari Surabaya dan bbrp orang dewasa, 
dan bbrp turis asing. Menjelang jam 05:00 langit di ufuk timur mulai merona 
kuning kemerahan. Lalu pelan-2 menjadi merah...para pengunjung yg berjejer di 
bibir kawah diam, menyaksikan pemandangan yg luar biasa. Puncaknya ketika sang 
Surya mulai menyinari dunia....

Karena sudah janji dengan seorang bapak pemilik kuda, kembali ke penginapan 
saya sempat naik kuda. Saat itu hari sudah mulai hangat. Tiba-2 saya dihampiri 
pemuda asal Kanada, diajak berjalan kaki menyusuri Kladera, ke arah selatan, 
turun ke desa Ngadas, lalu ke Gubuk Klakah dan Malang. Perlu waktu 3 jam, 
katanya memberi semangat. Saya pun siap, menyilahkan dia jalan duluan karena 
saya mesti mengambil tas di hotel.
27 tahun yll badan masih sangat bugar. Saya segera menyusul, berjalan, sendiran 
menyusuri lautan pasir di sisi timur gunung Bromo yang mengepul dan gunung 
Batok yang mulai jelas ditimpa sinar matahari. Sepanjang perjalanan saya tidak 
habis-2 nya mengagumi keindahan, kesejukan, ketenangan Kaldera Bromo. 
Rerumputan tumbuh di mana-2 dengan bbrp pohon adas yg subur dengaan bunganya 
berwarna kuning. Ternyata di sini bisa dijumpai tikus dan burung-2 kecil 
sebesar burung prenjak. Saya berdiri memandang ke barat: bukit-2 di sekitar 
Bromo nampak indah dan anggun; saya melihat ke timur: dinding kladera berdiri 
tegak.
Jalan berjalan terus. Ketemu dua Bapak yg memikul rumput. Saya tanya, apakah 
ketemu pemuda bule? Mereka sempat bertegur saapa, katanya tidak jauh dari 
tempat ini. Saya pun berjalan cepat. Ketemu tiga Ibu yang menggendong belanjaan 
dari pasar Ngadas, mereka juga ketemu pemuda asing ini.

Setelah berjalan hampir 3 jam, sampailah saya di Jemplang, sisi ujung selatan 
Kaldera. Saya bertemu rombongan warga dusun Ranu Pane. Mereka saya ajak foto-2. 
Saya tetap tidak bisa mengejar si pemuda Kanada. Sampai di desa Ngadas saya 
segera menyeruput teh panas. Lalu denga kendaaraan Toyota Hardtop yang bagian 
belakangnya "dikrowak" untuk menampung penumpang (semua berdiri, hanya wanita 
muda yg duduk di depan di samping pak sopir) kami turun ke Gubuk Klakah. Dengan 
angkot saya langsung ke kota Malang di mana mas Herman, teman Geologi 
UGM/Mudlogger Exlog siap menjemput.

Bulan Mei 2014 saya diundang untuk kasih kuliah umum di MIPA-Geofisika bersama 
Bli Made Sulitra, ini juga Geologi UGM/Exlog/Mobil. Saya sengaja datang dua 
hari sebelum hari H karena ingin dolan ke Malang Selatan. Malahan saya sempat 
ke Gobuk Klakah dengan angkot, lalu naik ojek ke Ngadas. Oleh kenalan, temannya 
mas Herman saya diboncengkan sepeda motornya untuk jalan ke Jemplang. Luar 
biasa... saya diajak ke Cemoro Angin, tempat menikmati pemandangan yang indah. 
Dalam hati saya berjanji untuk ajak keluarga ke Bromo. Pak Kartono, teman baru 
ini yg mantan lurah siap mengantar dengan Hardtop.
Tanggal 28 Juni yll saya dan keluarga besar akhirnya bisa ke Bromo. Sore hari 
kami tiba di rumah pak Kartono yg sudah disulap jadi Home Stay Maria, berkat 
sentuhan-bantuan mahasiswa UGM yg ber-KKN. Jam 01:00 kami sudah diangkut dengan 
Toyota Hardtop, dari Jemplangmasuh ke kawasan Kaldera. Hari masih gelap. Kami 
tidak ke Bromo tetapi ke Penanjakan dulu untuk menyaksikan Matahri terbit. 
Ratusan manusia menunggu Sang Surya. Warung-2 di sepanjang jalan juga rami 
berjualan makanan dan minuman serta menyewakan jas/coat karena memang dingin 
(2700 m). Baru kali ini saya bisa menyaksikan pemandangan spektakuler....

Kami lalu dibawa ke Kaldera untuk naik ke Bromo melihat kawah yang mengepul. 
Saya hampir tidak kuat sampai di kawah. Banyak pengunjung, warung dan persewaan 
kuda. Jam 09:00 kami sudah menyusuri Kaldera kembali ke Ngadas. Di bbrp tempat 
kami berhenti karena Aditya, putra kami ingin membuat foto-2 dan kami juga 
ingin menikmati pemandangan yang indah. Ada perasaan SEDIH di hati. Kenapa? 
Dulu, 27 tahun yll ketika saya berjalan kaki menyusuri Kaldera Bromo banyak 
rerumputan dan perdu-2 kecil yang bunganya indah berwarna-warni. Sekarang 
semuanya sudah sirna. Hilang! Yang ada hanya pasir dan bekas-2 roda sepeda 
motor. Saya sempat curhat sama Mas Herman, beliau juga tidak setuju kalau mobil 
dan motor dilarang masuk Kaldera. Lha wong ke gunung kok naik mobil...
Walaupun sedih, saya bahagia bisa membawa keluarga besar berkunjung ke Bromo 
dan Penanajakan. Dalam hati saya tetap berharap agar Pemda Malang, Pasuruan dan 
Probolinggo (sukur dibantu IAGI) untuk segera menata dan membenahi cara 
berkunjung ke Kaldera Bromo. Kaarena banyak mobil dan motor yg berlalu-lalang, 
rasanya "kesakralan" Bromo mulai terusik atau bahkan sudah hilang.

Salam hangat dari Lebakbulus.
sugeng
----------------------------------------------------
Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke