Ada perlunya sebuah team yang memberikan masukan kepada pengelola taman
nasional gunung bromo tentang apa yang boleh dan tidak boleh (Do and Don't
) selama berada di kawasan taman nasional Gunung Bromo.

Selain itu pembatasan akses masuk perlu dijaga , jalankan retribusi dan
dikelola secara professional .

UPN dapat melakukan kajian Social Economi Budaya dan Kebumian yang nantinya
tertuang dalam Sistem Manajemen Gunung Bromo sehingga kawasan ini terjaga
kelestariannya.

Pesona Gunung Bromo ibarat lukisan dari surga .. terlalu indah untuk di
ucapkan ..

Asalam

Laut China Selatan


2014-07-05 6:29 GMT+08:00 Sugeng Hartono - sugeng.harton...@yahoo.com <
SRS0-35DR=37=yahoo.com=sugeng.harton...@iagi.or.id>:

> Lebih dari seperempat abad yll tepatnya tahun 1987, saya sempat nekat ke
> Bromo. Dengan bus umum dari Surabaya menuju Probolinggo, lalu pindah
> angkutan ke Ngadisari, dan Cemorolawang. Hari mulai senja ketika masuk
> penginapan. Saya pun mencari informasi: Jam 03:00 harus mulai jalan, dari
> kawasan Cemorolawang, turun ke lautan pasir (kaldera) lalu mendaki ke bibir
> kawah Bromo. Hari masih gelap, banyak anak-2 muda, para pelajar dari
> Surabaya dan bbrp orang dewasa, dan bbrp turis asing. Menjelang jam 05:00
> langit di ufuk timur mulai merona kuning kemerahan. Lalu pelan-2 menjadi
> merah...para pengunjung yg berjejer di bibir kawah diam, menyaksikan
> pemandangan yg luar biasa. Puncaknya ketika sang Surya mulai menyinari
> dunia....
>
> Karena sudah janji dengan seorang bapak pemilik kuda, kembali ke
> penginapan saya sempat naik kuda. Saat itu hari sudah mulai hangat. Tiba-2
> saya dihampiri pemuda asal Kanada, diajak berjalan kaki menyusuri Kladera,
> ke arah selatan, turun ke desa Ngadas, lalu ke Gubuk Klakah dan Malang.
> Perlu waktu 3 jam, katanya memberi semangat. Saya pun siap, menyilahkan dia
> jalan duluan karena saya mesti mengambil tas di hotel.
> 27 tahun yll badan masih sangat bugar. Saya segera menyusul, berjalan,
> sendiran menyusuri lautan pasir di sisi timur gunung Bromo yang mengepul
> dan gunung Batok yang mulai jelas ditimpa sinar matahari. Sepanjang
> perjalanan saya tidak habis-2 nya mengagumi keindahan, kesejukan,
> ketenangan Kaldera Bromo. Rerumputan tumbuh di mana-2 dengan bbrp pohon
> adas yg subur dengaan bunganya berwarna kuning. Ternyata di sini bisa
> dijumpai tikus dan burung-2 kecil sebesar burung prenjak. Saya berdiri
> memandang ke barat: bukit-2 di sekitar Bromo nampak indah dan anggun; saya
> melihat ke timur: dinding kladera berdiri tegak.
> Jalan berjalan terus. Ketemu dua Bapak yg memikul rumput. Saya tanya,
> apakah ketemu pemuda bule? Mereka sempat bertegur saapa, katanya tidak jauh
> dari tempat ini. Saya pun berjalan cepat. Ketemu tiga Ibu yang menggendong
> belanjaan dari pasar Ngadas, mereka juga ketemu pemuda asing ini.
>
> Setelah berjalan hampir 3 jam, sampailah saya di Jemplang, sisi ujung
> selatan Kaldera. Saya bertemu rombongan warga dusun Ranu Pane. Mereka saya
> ajak foto-2. Saya tetap tidak bisa mengejar si pemuda Kanada. Sampai di
> desa Ngadas saya segera menyeruput teh panas. Lalu denga kendaaraan Toyota
> Hardtop yang bagian belakangnya "dikrowak" untuk menampung penumpang (semua
> berdiri, hanya wanita muda yg duduk di depan di samping pak sopir) kami
> turun ke Gubuk Klakah. Dengan angkot saya langsung ke kota Malang di mana
> mas Herman, teman Geologi UGM/Mudlogger Exlog siap menjemput.
>
> Bulan Mei 2014 saya diundang untuk kasih kuliah umum di MIPA-Geofisika
> bersama Bli Made Sulitra, ini juga Geologi UGM/Exlog/Mobil. Saya sengaja
> datang dua hari sebelum hari H karena ingin dolan ke Malang Selatan.
> Malahan saya sempat ke Gobuk Klakah dengan angkot, lalu naik ojek ke
> Ngadas. Oleh kenalan, temannya mas Herman saya diboncengkan sepeda motornya
> untuk jalan ke Jemplang. Luar biasa... saya diajak ke Cemoro Angin, tempat
> menikmati pemandangan yang indah. Dalam hati saya berjanji untuk ajak
> keluarga ke Bromo. Pak Kartono, teman baru ini yg mantan lurah siap
> mengantar dengan Hardtop.
> Tanggal 28 Juni yll saya dan keluarga besar akhirnya bisa ke Bromo. Sore
> hari kami tiba di rumah pak Kartono yg sudah disulap jadi Home Stay Maria,
> berkat sentuhan-bantuan mahasiswa UGM yg ber-KKN. Jam 01:00 kami sudah
> diangkut dengan Toyota Hardtop, dari Jemplangmasuh ke kawasan Kaldera. Hari
> masih gelap. Kami tidak ke Bromo tetapi ke Penanjakan dulu untuk
> menyaksikan Matahri terbit. Ratusan manusia menunggu Sang Surya. Warung-2
> di sepanjang jalan juga rami berjualan makanan dan minuman serta menyewakan
> jas/coat karena memang dingin (2700 m). Baru kali ini saya bisa menyaksikan
> pemandangan spektakuler....
>
> Kami lalu dibawa ke Kaldera untuk naik ke Bromo melihat kawah yang
> mengepul. Saya hampir tidak kuat sampai di kawah. Banyak pengunjung, warung
> dan persewaan kuda. Jam 09:00 kami sudah menyusuri Kaldera kembali ke
> Ngadas. Di bbrp tempat kami berhenti karena Aditya, putra kami ingin
> membuat foto-2 dan kami juga ingin menikmati pemandangan yang indah. Ada
> perasaan SEDIH di hati. Kenapa? Dulu, 27 tahun yll ketika saya berjalan
> kaki menyusuri Kaldera Bromo banyak rerumputan dan perdu-2 kecil yang
> bunganya indah berwarna-warni. Sekarang semuanya sudah sirna. Hilang! Yang
> ada hanya pasir dan bekas-2 roda sepeda motor. Saya sempat curhat sama Mas
> Herman, beliau juga tidak setuju kalau mobil dan motor dilarang masuk
> Kaldera. Lha wong ke gunung kok naik mobil...
> Walaupun sedih, saya bahagia bisa membawa keluarga besar berkunjung ke
> Bromo dan Penanajakan. Dalam hati saya tetap berharap agar Pemda Malang,
> Pasuruan dan Probolinggo (sukur dibantu IAGI) untuk segera menata dan
> membenahi cara berkunjung ke Kaldera Bromo. Kaarena banyak mobil dan motor
> yg berlalu-lalang, rasanya "kesakralan" Bromo mulai terusik atau bahkan
> sudah hilang.
>
> Salam hangat dari Lebakbulus.
> sugeng
>
> ----------------------------------------------------
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> ----------------------------------------------------
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
>

----------------------------------------------------
Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke