Mas RDP,

Setahu saya tinggi rendahnya kandungan sulfur itu karena pengaruh lingkungan 
pengendapan. Utamanya adalah lingkungan laut yang minus kandungan besi (Fe). 
Lingkungan darat selalu rendah sulfur. Kalau terjadi pembentukan sulfur dari 
reduksi sulfat di lingkungan laut, tetapi di laut itu ternyata banyak besi 
bebas, maka sulfur itu akan diikat oleh besi menjadi pirit (FeS2). Akibatnya, 
kerogen yang ada di lingkungan itu tidak akan mengandung sulfur. Kalau kerogen 
mengandung sulfur dengan kadar rendah, maka minyak yang terbentuk juga akan 
berkadar sulfur rendah.

Kebalikannya, kalau sulfur yang terbentuk di laut itu berada di lingkungan yang 
miskin besi, maka sulfur itu akan bereaksi dengan kerogen dan akan terbentuk 
kerogen dengan kadar sulfur tinggi. Minyak yang terbentuk tentu berkadar sulfur 
tinggi.

Yang saya pahami, minyak Indonesia yang berkadar sulfur rendah dijual ke luar 
dan kita membeli minyak mentah berkadar sulfur tinggi yang lebih murah, 
sehingga kita memperoleh untung. Minyak dengan sulfur tinggi itu diproses di 
kilang kita untuk dibuang sulfurnya, sebelum dilepas di pasar domestik.

Wasalam,
EAS




-------- Original message --------
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> 
Date:01/02/2015  13:36  (GMT+07:00) 
To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net] Jenis (kualitas) minyak mentah dan geologi 

Tadinya saya berpikir high sulfur ini karena banyaknya vulkanisme di Indonesia. 
Saya sendiri belum pernah membandingkan kualitas crude dan hubungannya dengan 
kilang serta kualiatas BBM. yopik lain.

Low API bisa karena biodegradasi, bisa juga minyak low maturity. "High waxy 
oil" (banyak lilin) biasanya minyak dari lacustrine source rock. Tapi 
pertanyaan saya apa sih kontrol geologi penyebab high sulfur ?

RDP
-------
http://finance.detik.com/read/2015/01/26/083256/2813486/1034/ini-penyebab-kilang-pertamina-hanya-bisa-olah-kilang-mahal

Bogor -Indonesia memiliki 6 kilang minyak yang dikelola PT Pertamina (Persero). 
Namun sayangnya, kilang ini hanya mampu mengolah minyak yang harganya mahal 
jenis sweet crude. Sementara di pasar minyak, stok paling banyak tersedia 
adalah jenis sour crude.

Vice President Strategic Planning, Business Development, and Operation Risk 
Direktorat Pengolahan Pertamina Achmad Fathoni Mahmud mengakui, kilang-kilang 
Indonesia saat ini hanya mampu mengolah jenis minyak sweet crude.

"Pasalnya, desain awal kilang minyak Indonesia atau Pertamina dibangun 
berdasarkan jenis minyak yang ada di perut bumi Indonesia," kata Fathoni di 
acara Workshop Direktorat Pengolahan Pertamina di Sentul, Bogor, akhir pekan 
lalu.

Fathoni mengatakan, kilang minyak Indonesia ada yang dibangun pada masa 
kolonial Belanda yaitu pada 1992 atau 1935. Saat itu, Indonesia banyak 
memproduksi minyak dengan jenis sweet crude dengan kadar sulfur (belerang) di 
bawah 1%.

"Dulu kita bahkan bisa ekspor karena produksi kita banyak sekali. Sayangnya 
seiring perjalanan waktu produksi minyak kita terus turun, bahkan produksi kita 
tinggal mengais-ngais di bebatuan. Minyak yang didapat sulfurnya juga cukup 
tinggi," ungkapnya.

Tidak hanya di Indonesia, jenis minyak sweet crude ini di pasar minyak 
Internasional makin hari makin sedikit. Tentunya membuat harganya menjadi mahal.

"Yang banyak sekarang justru jenis minyak sour crude. Jenis minyak ini asam, 
sulfirnya tinggi lebih dari 1-3%. Kilang kita belum dapat mengolah jenis minyak 
ini. Kilang yang bisa olah minyak ini kilang modern seperti di Singapura dan 
Amerika," jelas Fathoni.

Desain kilang milik Pertamina, lanjut Fathoni, hampir seluruhnya menggunakan 
bahan dasar besi. Bukan alumunium seperti di Singapura.

"Bila kilang kita dipaksakan mengolah minyak sour akan bahaya, berkarat semua. 
Bisa bocor di mana-mana, bahkan bisa meledak," ungkapnya.

Agar kilang minyak makin fleksibel dan bisa memproduksi minyak yang sulfurnya 
tinggi, saat ini Pertamina sedang mengerjakan program Refinery Development 
Masterplan Program (RDMP). RDMP diproyeksikan akan mendongkrak kapasitas 
pengolahan minyak mentah dari posisi saat ini sekitar 820.000 barel/hari (bph) 
menjadi 1,68 juta bph atau dua kali lipat. 

Fleksibilitas kilang juga meningkat, yang di antaranya ditunjukkan dengan 
kemampuannya untuk mengolah minyak mentah dengan tingkat kandungan sulfur 
setara 2%. Saat ini, kandungan sulfur pada minyak mentah yang dapat ditoleransi 
hanya 0,2%.

Dengan kompleksitas tinggi, produksi bahan bakar yang dihasilkan akan naik 
sekitar 2,5 kali lipat dari 620.000 bph saat ini menjadi 1,52 juta bph dengan 
produk utama gasoline dan diesel. Produk-produk tersebut akan memiliki kualitas 
tinggi yang memenuhi standar Euro IV.

--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2015-02-01 13:24 GMT+07:00 Yanto R. Sumantri 
<SRS0-uKLP=CT=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id>:
Yang dikatakan pak koesoema benar , justru crude indonesia dominan low sulphur
Tentu saja jenis crude ada hubungannya dengan jenis.batuan induk..ada ilmunya 
yaitu geokimia lbh spesifiknya tanya jagonya . Si Abah

Sent from Yahoo Mail on Android


----------------------------------------------------

----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------



----------------------------------------------------

----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

=

Reply via email to