menyimak tulisan Pak Ong dan RDP jadi pingin ikutan nebeng urun
rembug,
kata SDA dikuasai oleh negara ( krn dlm UUD masih berklaku )
ini yang banyak didiskusikan diberbagai forum terkait 
bagaimana implementasinya dalam prakteknya ,Kalau kita simak di putusan MK maka 
Dikuasai negara ini
mempunyai arti yang luas  menyangkut berbagai fungsi negara
yaitu Fungsi pengurusan yg dilakukan melalui pemerintah dg
kewenangannya untuk  memberikan  perizinan , lisensi dan
konsesi , Kemudian fungsi Pengaturan oleh negara ini di
jalankan dg pembuatan peraturan perundang undangan ( Parlemen
dg pemerintah maupun penmerintah sendiri dlm menerbitkan aturan
( PP )), Fungsi Negara dlm Pengelolaan melalui mekanisme
kepemilikan saham melalui keterlibatan langsung dalam managemen
melalui kelembagaan/ badan usaha negara , oleh karena itu
bentuk Kelembagaan Negara yg mengelola SDA menjadi sangat
penting agar bisa ikut dalam managemen pengelolaanya ,  serta
Fungsi Pengawasan dan pengendalian  yg dilakukan oleh
pemerintah agar kekuasaan thd SDA tsb benar benar digunakan
untuk sebesar besarnya kemakmuran seluruh rakyat , Nah apakah
fungsi fungsi tsb sdh dijalankan untuk mengelola SDA selama ini
. shg jelas posisi para penggarap itu ada dimana serta hak hak
dan kewajibanya.Rupanya kemarin Pembatalan UU Sumberdaya Air tsb juga karena
fungsi fungsi negara dalam kekuasaan thd SDA ini tdk
dijalankan.
Sering disinggung penggarap SDA ( contoh migas ) dianologikan
spt penggrap sawah kalau di pedesaan , untuk penggarap sawah biasanya ada 
istilah Paroan ( 50 = 50 )
 , Perapatan ( 75 - 25 )  atau Perwoluan/Perdelapanan ( 85 = 15
 ) , untuk kasus Paroan maka si Penggarap akan menyediakan
 semua biaya ( tenaga kerja , rabuk , sewa bajak , tandur , dll
 ) kalau panen hasilnya dibagi 2 dg pemilik sawan , kalau Puso
 ( tdk panen krn berbagai hal ) resiko masing masing tdk ada
 CR. Kalau Perapatan yg punya sawah ikutan sharing biaya 
 misalnya untuk beli pupuk , sewa bajak ( sesuai kespakatan )
 kalau panen yg punya sawah dapat 75 % Penggrap 25 % . Kalau
 perwoluan / persedelapanan  ini artinya penggarap sawah hanya
 modal tenaga doang ( SDM ) segala biaya yg timbul ( pupuk ,
 sewa bajak, menyemprot dan obat obatan hama , dll ) menjadi
 tanggungan Pemilik Sawah dan kalau panen dapat 85 % ( atau 7/8
 bagian ) sedangkan penggrap yg modal tenaga doang dapat 1/8
 nya atau 15 % , jadi ada berbagai kriteria tergantung
 kekonomian suatu Sawah dari sisi yg punya sawah sistem apa yg
 akan diputuskan agar sebanyak banyaknya dapat hasil panen
 besar untuk kesejahteraan semua keluarga besarnya. Ada sedikit
 beda dg Penggarp SDA ,  kalau penggarap sawah tidak bisa
 membukukan Padi yg menguning untuk pencarian pinjaman ke Bank
 ( Penggarap sawah tidak perlu "Mengakukan " semua Padi yg
 menguning miliknya )  meskipun dia sebagai Petani Penggarap dg
 sistem Parohan ,  Para Penggarap sawah ini sdh siap dg
 modalnya.rupanya Penggarap sawah pemodal besar tdk perlu
 pinjam uang dg tanggungan padinya nanti kalau menguning dan
 mereka tidak akan menelantarkan sawahnya / tidak akan
 membiarkan sawahnya karena tdk punya modal untuk menggarapnya
 apalagi mengalihkan atau memperjual belikan Hak kelolanya.
 Jadi Para Penggarap sawah ini para pengusaha yg tangguh cukup
 sportif dan siap ambil resiko kalau puso bahkan kebanjiran
 sekalipun.
Kalau kita simak bbearap UU yang menyagkut pengelolaan SDA
nasibnya lain lain , UU Sumberdaya air langsung KO di MK begitu
juga dg UU ketenagalistrikan 2002 , UU Migas 2001 diamputasi
sedikit demi sedikit   dua kali kena kartu merah MK  ( mungkin
dulu kalau langsung KO  malah lbh aman kali ya....... ) , yg
aman aman saja UU Geothermal , bahkan Perubahan UU Geothermal
barusan hanya makan waktu  bberapa bulan saja , mungkin orang
nggak gitu konsen dg Geothermal takut mlepuh  kena panasnya
bumi ..... , lha UU Minerba kayaknya sdh mulai dikutak katik
........
Pertanyaaanya  yg selalu muncul apakah nanti kalau sdh dibikin
UU baru  dijamin aman tidak kena kartu merah  MK lagi ?
ISM






> Selalu menarik membaca ulasannya Pak Ong.
>
> Quote : *"**Setelah discovery, peran K3S bahkan tambah lebih
> penting. Mereka mengendalikan keekonomian projek. Cadangan
> yang terbukti dijadikan modalnya dan bersama bank menentukan
> cara  pembayarannya dari penjualan migas (escrow account).
> Pemerintah harus nurut."*
>
> Disitulah problem muncul ketika kesepakatan nasional dalam
> UUD kita berbicara lain bahwa semua SDA dikuasai negara.
> Jadi ketika "*pemerintah harus nurut*" inilah konflik
> terjadi. Semangat "kepemilikan" SDA ini menjadikan perebutan
> antara "kontraktor/perusahaan/Oil co" dengan
> "negara/pemerintah" yang mendapat mandat rakyat untuk
> mengelola SDA "milik" negara.
>
> Perbedaan pandangan dari sisi negara/pemerintah/rakyat
> tentunya
> menginginkan kontraktor-lah yang harus nurut. Rakyat akan
> mengatakan, "Ini negara gue". Tetapi
> Kontraktor/penggarap/OilCo akan mengatakan "Lah aku kan udah
> bertaruh sewaktu ngebor. Jadi disini ada hak gue untuk
> mengaturnya".
>
>
> Quote 2 : *"Keekonomian suatu lapangan migas ditentukan oleh
> besarnya cadangan. Begitu discovery, cadangan tsb. langsung
> dibukukan di buku K3S, bukan di buku Pertamina ataupun di
> ESDM. Jadi dapat dikatakan bahwa cadangan ini secara
> prakstis adalah milik K3S.  Kasarnya, K3S disebut sebagai
> kontraktor atau pesuruh pun tidak jadi soal, asal cadangan
> atas namanya. " *
>
> Ketika pembicraan sudah mulai kepada keekonomian maka
> "Bank"-lah yang menentukan. Atau pemilik modal lah yang
> menentukan. Karena kalau biayanya besar tentunya modal
> diambil dari bank (investor) dengan perhitungan minimum
> keekonomian yang sudah dimilikinya.
>
> Yang sering terlewat dalam dalam menilai keeknonomian sebuah
> sumberdaya yang masih dibawah tanah adalah biaya karena
> "teknologi". Hampir tidak ada yang bertanya mengapa logging
> mengambil data sumur itu biayanya 1 $/feet (misalnya). Yang
> menentukan harga ini seringkali kemauan pemilik teknologi
> (SLB,HAL,BA dll). KIta hapir tak pernah bertanya mengapa
> logging itu biayanya mahal. Para service co ini mengatakan
> karena biaya riset dsb. Tetapi kalau kita tengok biaya atau
> ongkos logging dan services yang lain di Indonesia ini
> jauuuh lebih mahal ketimbang service yang sama di negara
> lain.  Disadarai ada faktor "percaloan" didalam negeri.
> Tetapi mungkin ada faktor lain mengapa "charge" di Indonesia
> menjadi mahal.
>
> Banyak yang menduga (suudzon) karena nantinya biaya mahal
> akan di cost recovery"-kan maka harga mahalpun tidak apa-apa
> ?
> Dugaan yang mungkin kurang berdasar diatas itu menjadikan
> "istilah cost recovery menjadi sangat sensitip. Karena
> negara sebagai pemilik awal SDA hanya mendapatkan untung
> sedikit karena biayanya mahal.
>
> just my 2c
>
> RDP
>
>
>
> --
> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang
> positip".
>
> 2015-03-24 6:38 GMT+07:00 Ong Han Ling
> <wim...@singnet.com.sg>:
>
>>  Selamat pagi Pak Yudie,
>>
>>
>>
>> Tulisan Anda: "Dalam PSC, posisi  K3S hanyalah kontraktor
>> alias Penggarap, itu tertulis jelas dalam kontrak" perlu
>> saya beri sedikit tanggapan.
>>
>>
>>
>> Pendapat Anda tsb. adalah pendapat banyak orang, tapi ini
>> bisa
>> "misleading". Orang membayangkan peggarap sebagai petani
>> yang miskin dan bisa diperlakukan sewenang-wenang oleh
>> landlord. Di Jawa umpama, hasil panen dibagi menurut
>> perjanjian: perapat, pertelu atau paroh. Meskipun musim
>> paceklik dan harga pupuk naik, penbagian tetap berdasarkan
>> panen yang diperoleh. Ceritera ini  sering dijadikan contoh
>> untuk menerangkan PSC.
>>
>>
>>
>> Daniel Johnston (2002) dalam bukunya menyebutnya sebagai
>> "the jargon of the industry". Oil company adalah oil
>> company, di PSC dia disebut kontraktor. Di sistim R/T
>> disebut sebagai Oil Co. Padahal perusahaan sama dan namanya
>> "Shell". Demikian juga yang sering disalah artikan adalah
>> istilah "cost recovery" yang tidal lain adalah "cost" atau
>> "reimbursement" atau "deduction". Tidak ada special dalam
>> "cost recovery. Semua cost memang harus di-recover dari
>> pendapatan/revenue. Tidak ada jalan lain. Di Indonesia ini
>> menjadi perdebatan yang luar biasa. Kalau ada sesuatu yang
>> tidak klop, yang disalahkan adalah karena sistim cost
>> recovery.
>>
>>
>>
>> IOC lebih dari penggarap. Mereka yang punya venture capital
>> yang tidak ada di Indonesia. Mereka diundang untuk ikut
>> tender. Didunia yang memiliki potensi migas lebih dari 120
>> Negara tetapi yang memiliki venture capital terbatas pada
>> 20 Negara terkaya tergabung dalam OECD. Beberapa perusahaan
>> IOC yang beroperasi di Indonesia bahkan mempunyai anggaran
>> belanja melebihl APBN Indonesia. Mereka bukan seperti
>> petani yang tidak ada pilihan dan hanya bisa mengarap tanah
>> yang dimilki landlord.
>>
>>
>>
>> Setelah discovery, peran K3S bahkan tambah lebih penting.
>> Mereka mengendalikan keekonomian projek. Cadangan yang
>> terbukti dijadikan modalnya dan bersama bank menentukan
>> cara  pembayarannya dari penjualan migas (escrow account).
>> Pemerintah harus nurut.
>>
>>
>>
>> Keekonomian suatu lapangan migas ditentukan oleh besarnya
>> cadangan. Begitu discovery, cadangan tsb. langsung
>> dibukukan di buku K3S, bukan di buku Pertamina ataupun di
>> ESDM. Jadi dapat dikatakan bahwa cadangan ini secara
>> prakstis adalah milik K3S.  Kasarnya, K3S disebut sebagai
>> kontraktor atau pesuruh pun tidak jadi soal, asal cadangan
>> atas namanya.
>>
>>
>>
>> Semua perusahaan, termasuk perusahaan Multi National
>> Company atau MNC, harus pinjam uang. Hal ini karena profit
>> suatu usaha bukan angka absolut tetapi merupakan
>> perbandingan antara profit dengan besarnya modal sendiri
>> yang dimasukkan. Keuntungan $1 juta per tahun   tidak ada
>> artinya kalau modal miliknya yang ditanam $100 juta.
>> Artinya makin kecil modal miliknya, makin besar
>> profitability. Modal miliknya bisa kecil saja, ump. 20%,
>> sisanya 80% bisa berupa pinjaman dengan mengadaikan
>> reserve. Profitability dihitung berdasarkan modal miliknya,
>> yaitu 20%. Untuk memperoleh profitability tinggi, semua
>> pengusaha tanpa pengecualian harus pinjam uang.
>>
>>
>>
>> Cadangan migas (maupun mineral) Indonesia semua sudah
>> digadaikan  oleh perusahaan atau operator untuk membiayai
>> development. Karena operator yang mengadaikan, mereka juga
>> yang bertanggung jawab, bukan Pertamina atau ESDM. Salah
>> satu persaratan dari bank atau Financial Institution yang
>> meminjami adalah pembayaran hasil penjualan migas dilakukan
>> di bank luar negeri dan masuk suatu escro account hingga
>> pengembalian pinjaman terjamin.
>>
>>
>>
>> Demikan penjelasan singkat saya. Maaf sekali kalau ada yang
>> tidak berkenan.
>>
>>
>>
>> HL Ong
>>
>>
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
>> *On Behalf Of *yudie iskandar
>> *Sent:* Thursday, March 19, 2015 8:53 AM
>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject:* [iagi-net] Indonesia ends uncertainty over
>> Mahakam; Pertamina to take over from Total
>>
>>
>>
>> Selamat pagiiiiii....
>>
>> Membaca tulisan pak Ong ysh, membuat sarapan saya tambah
>> nikmat, karena penuh gizi dan bernas.
>>
>> Diluar porsi pemerintah, Pertamina dan Total masih
>> melakukan negosiasi B to B yg dilakukan telah putrA putri
>> terbaiknya..  Jika kita memberikan kepercayaan kepada kedua
>> tim.. Insya Allah tugas mereka akan lebih ringan. Sehingga
>> hanya pilihan yang terbaik diatas yang terbaiklah yang akan
>> muncul.
>>
>> Pilihan lain kita bisa menjadi penonton yang komentarnya
>> biasanya lebih baik dari pelatih, sehingga pelatih, pemain
>> dan pengurus bisa belajar banyak.
>>
>> Ulasan p Ong ini adalah salah satunya, dengan sudut pandang
>> bird's eye view, ada wawasan baru yg merasuk ke pokiran
>> saya. Terima kasih pak Ong :-)
>>
>> Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja, sesuatu yg
>> sebenarnya kita sudah tahu. Dalam PSC, posisi  K3S hanyalah
>> kontraktor alias Penggarap, itu tertulis jelas dalam
>> kontrak. Sebagai kontraktor, mereka hanya punya hak
>> "Economic Interest". Hak lain spt mineral right, mining
>> right sampai economic right ada pada negara dan pemerintah
>> (sy menganggap skkmigas sbg pemegang economic right adalah
>> bagian dari pemerintah). Sehingga siapapun nanti yang akan
>> mengelola blok yang akan berakhir kontraknya  (ada sekitar
>> 29an s.d 2021), mereka hanyalah penggarap. Dengan standing
>> position spt ini, Total (dan siapapun termasuk Pertamina)
>> berhak mengajukan proposal. Soal diterima atau tidak itu
>> adalah domainnya pemerintah.
>>
>> Saya kira itu saja.
>>
>> Mohon maaf jika ada salah salah tulis, karena saya agak
>> gamang nulis di milis yg terhormat ini.
>>
>> Wassalam
>>
>>
>>
>> Yudie
>>
>>
>> On Thursday, March 19, 2015, Ong Han Ling
>> <wim...@singnet.com.sg> wrote:
>>
>>
>>
>> Rekan-rekan IAGI,
>>
>>
>>
>> Pemerintah telah menyerahkan blok TOTAL 100% ke Pertamina.
>> Selanjutnya Pemerintah mengatakan apa yang akan dikerjakan
>> Pertamina terserah kepada Pertamina; apakah dikerjakan
>> sendiri atau mengandeng partner. Dikatakan selajutnya bahwa
>> Pertamina sudah siap dengan modal besar yang diperlukan
>> untuk take over Mahakam.
>>
>>
>>
>> Produksi Total penting untuk ekonomi Indonesia. Tidak hanya
>> karena produksinya significant tetapi juga terkait dengan
>> kelangsungan hidup LNG Bontang dan terkait dengan kontrak
>> LNG yang sedang berjalan dengan Negara2 Asia.
>>
>>
>>
>> Pemerintah tidak bisa lepas tangan begitu saja dan
>> menyerahkan ke Pertamina. Kalau Pertamina tidak memenuhi
>> target produksi, yang salah adalah Pertamina. Namun
>> "ultimately" yang salah adalah ESDM sebagai kepala yang
>> menugaskan Pertamina. Jadi ESDM dalam mengambil keputusan
>> harus tau benar bahwa Pertamina bisa  mengerjakannya, baik
>> secara teknis, permodalan yang cukup besar, dan management
>> yang memadai. Selain itu karena kesalahan akir terletak di
>> ESDM, ESDM juga harus mempunyai team pengawas yang
>> pro-aktif karena saham Pemerintah 100%.
>>
>> Tentang pengawasan pro aktif, saya ingin mengutip tulisan
>> Almarhum Bapak AR Soehoed (2013), ex Menteri Perindustrian,
>> ex Ketua Otorita Asahan (PT.Inalum), dan ex Anggota DPA:
>> "Pemerintah Indonesia sudah memiliki saham pada berbagai
>> perusahaan dasar dan pertambangan. Akan tetapi kehadiran
>> wakil Republik Indonesia tidak pernah tampak didalam
>> management harian perusahaan, terkecuali pada Rapat Umum
>> Pemegang Saham, dan dalam hal inipun penjabat perwakilan
>> ini kerap berganti-ganti". Jadi meskipun kita percaya sama
>> Pertamina, tetap perlu diawasi oleh team khusus dari ESDM.
>> The stake is too high untuk disambi.
>>
>>
>>
>> Permodalan adalah persaratan sangat berat bagi Pertamina.
>> Untuk pinjam dalam rupiah tidak mungkin karena bunganya
>> antara 11-16%. Harus pinjam dollar. Namun
>> Indonesia/Pertamina termasuk negara diperbatasan antara
>> "Non-investment" dan "investment grade" versi Moody dan
>> Fitch. Berarti bagi Indonesia untuk pinjam dollar jangka
>> panjang bunganya bisa mencapai 6%, dibandingkan perusahaan
>> seperti TOTAL cuma 2%.
>>
>>
>>
>> Perlu diperhatikan juga bahwa Management Pertamina saat ini
>> kurang stabil. Terlalu banyak gejolak/perubahan terjadi di
>> ESDM, di SKKMIGAS, dan di Pertamina sendiri dalam kurun
>> waktu 5 tahun terakir ini.
>>
>>
>>
>> Selain itu apakah Pertamina sudah siap untuk menjalakan
>> yang TOTAL/INPEX kerjakan selama lebih dari 40+ tahun ini?
>> Ketekunan dan pengalaman dalam "memetani lapangan gas" dan
>> teamworking tidak bisa diperoleh begitu saja. Jangan sampai
>> kita nantinya hire the whole team dari TOTAL/INPEX untuk
>> mengerjakan Mahakam dengan harga yang jauh lebih mahal.
>>
>>
>>
>> Kesiapan Pertamina harus dievaluasi dan dijajagi betul oleh
>> ESDM. Tidak bisa karena Nasionalisme saja. Apakah Pertamina
>> sebagai perusahaan sudah siap dan berkeinginan untuk
>> mengambil over Mahakam sesuai persaratan Pemerintah? Atau
>> karena desakan masyarakat luas, hingga Pertamina tidak bisa
>> menolak?
>>
>>
>>
>> Saya cenderung melakukan evaluasi berdasarkan  kompetisi.
>> Mungkin bisa ditender untuk limited perusahaan, termasuk
>> perusahaan Indonesia seperti Medco. Karena proyek tidak
>> terlalu besar, mungkin TOTAL dan INPEX diminta
>> sediri-sendiri memasukkan tendernya. Mana yang memberikan
>> keuntungan atau IRR yang paling tinggi. Bisa saja Pertamina
>> diberi prioritas sampai 10% diatas penawar lainnya.
>>
>>
>>
>> Dengan sistim tender, perhitungan keekonomian akan lebih
>> tajam dan terukur hingga dikemudian hari tidak ada tuding
>> menuding. Pertamina juga tidak bisa menyalahkan Pemerintah
>> bahwa pengambilan over TOTAL karena "disuruh" Pemerintah.
>>
>>
>>
>> Karena pentingnya blok Mahakam, sebaiknya IAGI/IATMI/HAGI
>> aktif dan membantu pemerintah dengan melakukan seminar:
>> "Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina secara otomatis
>> atau ditenderkan". Plus dan minuses didiskusikan tanpa
>> memasukkan faktor nasionalism. Pembahasan dapat diperluas
>> dengan mengikutsertakan beberapa perusahaan IOC lainnya
>> yang akan selesai kontraknya sebelum 2020.
>>
>>
>>
>> Salam,
>>
>>
>>
>> HL Ong
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
>> *On Behalf Of *Bandono Salim
>> *Sent:* Tuesday, March 17, 2015 10:22 AM
>> *To:* Iagi
>> *Subject:* Re: [iagi-net] Indonesia ends uncertainty over
>> Mahakam; Pertamina to take over from Total
>>
>>
>>
>> kalo tidak eksplorasi apa mungkin meningkatkan produksi?
>> bisa saja dengan eor. sdh siapkah anda?
>> salam .
>>
>> Pada 16 Mar 2015 20:06, "Pujiyono" <pujiy...@gmail.com>
>> menulis:
>>
>> *Indonesia ends uncertainty over Mahakam; Pertamina to take
>> over from Total*
>>
>> Platts Commodity News 3/13/2015
>>
>> Copyright 2014. Platts. All Rights Reserved.
>>
>> [image: Image removed by sender.
>> http://images.lonebuffalo.com/graphics/factiva.gif]
>>
>> Jakarta (Platts)--13Mar2015/247 am EDT/647 GMT
>>
>> The Indonesian government has decided to hand over the
>> giant, but aging Mahakam gas block to state-owned Pertamina
>> after the block's current contract with French major Total
>> and Japan's Inpex ends in 2017, a senior government
>> official said Friday.
>>
>> This puts an end to years of uncertainty and debate over
>> Mahakam's fate post-2017.
>>
>> The block, which was discovered in 1972 offshore East
>> Kalimantan, has been a key gas supplier to the Bontang LNG
>> plant. It had 1.68 billion barrels of liquids and 21.2 Tcf
>> of gas when it was discovered, and Total and Inpex have so
>> far exploited around 80% of the reserves.
>>
>> Current production is at 1.65 Bcf/d of gas and a little
>> over 60,000 b/d of liquids.
>>
>> The finer details of how best to transition operatorship
>> from Total to Pertamina will have to be worked out, but the
>> government has decided to hand over full control of the
>> block to Pertamina, Widhyawan Prawiraatmadja, head of the
>> Performance Control Unit at the energy ministry said.
>>
>> "We hand it over 100% to Pertamina. It is up to Pertamina
>> whether it is to be the single shareholder or it will need
>> partner," Antara news agency quoted Widhyawan as saying.
>>
>> PERTAMINA OPTIMISTIC
>>
>> Pertamina, meanwhile, is optimistic that it will be able to
>> maintain gas production at the block at 1.5 Bcf/d, after it
>> takes over the block from Total and Inpex.
>>
>> Pertamina intends to carry out some development programs at
>> the block that should be able to offset production decline,
>> the company's upstream director Syamsu Alam told Platts
>> Thursday.
>>
>> "Mahakam has been producing for a long time, but based on
>> our evaluation, it still has huge remaining reserves [that
>> can be] developed," Alam added.
>>
>> Under a proposal made to the government earlier this month,
>> Pertamina is planning to invest $25.2 billion over 20 years
>> on the block and is willing to cooperate with the existing
>> operators, Prawiraatmadja told Platts on Tuesday.
>>
>> The government has told Pertamina to start preparations to
>> take over the block as soon as possible to ensure that
>> there is no production disruption, Prawiraatmadja said.
>>
>> Total and Inpex have been spending about $2.4-$2.5 billion
>> per year to develop and arrest production decline at the
>> block, Platts has reported.
>>
>> Alam said that Pertamina will be ready to spend what is
>> required.
>>
>> "We have made a financial strategy to develop Mahakam and
>> we expect it will not disappoint stakeholders. Principally,
>> we will adjust the investment figure with our working
>> program in a bid to avoid production decline. If in fact
>> Mahakam needs a huge amount of investment, Pertamina is
>> ready," he said.
>>
>> ONGOING PROJECTS
>>
>> Total earlier said that the block is now estimated to
>> contain 2.7-3 Tcf of proven gas reserves, and this is
>> expected to dwindle to 1.3-1.6 Tcf in 2018 due to natural
>> depletion, Platts has reported.
>>
>> Total and Inpex have launched work on several development
>> projects in and around the Mahakam block to maintain
>> production levels.
>>
>> These include adding three new platforms with a combined
>> processing capacity of 500,000 Mcf/d at the Sisi-Nubi and
>> Peciko fields; Sisi Nubi Phase 2B project, which is
>> expected to start producing 350,000 Mcf/d of gas before
>> 2017; and the South Mahakam 3 project, which includes the
>> Jempang and Metulang fields and is expected to be completed
>> in 2015 and will add 250,000 Mcf/d of capacity to the
>> block.
>>
>> Mriganka Jaipuriyar, mriganka.jaipuri...@platts.com
>>
>> Anita Nugraha, newsd...@platts.com
>>
>> Edited by Geetha Narayanasamy,
>> geetha.narayanas...@platts.com
>>
>>
>>
>> Regards
>>
>> /Puji
>>
>>
>>
>> ______________________________
>>
>> Sent wirelessly from mobile device.
>>
>>
>> ----------------------------------------------------
>> EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
>> Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
>>
>> http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary>>
>> Registrasi:
>> Email : sekretariatm...@gmail.com
>> Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
>> ----------------------------------------------------
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>> IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>> including but not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>> connection with the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>>
>> ----------------------------------------------------
>> EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
>> Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
>>
>> http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary>>
>> Registrasi:
>> Email : sekretariatm...@gmail.com
>> Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
>> ----------------------------------------------------
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>> IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>> including but not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>> connection with the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>>
>> ----------------------------------------------------
>> EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
>> Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
>>
>> http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary>>
>> Registrasi:
>> Email : sekretariatm...@gmail.com
>> Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
>> ----------------------------------------------------
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>> IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>> including but not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>> connection with the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>>
>>
>> --
>> Regards,
>>
>>
>> Y. Iskandar
>>
>> ----------------------------------------------------
>> EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
>> Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
>>
>> http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary>>
>> Registrasi:
>> Email : sekretariatm...@gmail.com
>> Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
>> ----------------------------------------------------
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>> IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>> including but not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>> connection with the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>> =
>>
>> ----------------------------------------------------
>> EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
>> Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
>>
>> http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary>>
>> Registrasi:
>> Email : sekretariatm...@gmail.com
>> Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
>> ----------------------------------------------------
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>> IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>> including but not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>> connection with the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>>
>
> ----------------------------------------------------
> EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
> Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
> http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary>
> Registrasi:
> Email : sekretariatm...@gmail.com
> Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
> ----------------------------------------------------
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information  posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting  from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of  any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id


----------------------------------------------------
EKSKURSI 200 TAHUN ERUPSI TAMBORA & 55 TAHUN IAGI
Bima, NTB tanggal 11-14 April 2015
http://www.iagi.or.id/event/200-years-of-tambora-eruption-iagi-55th-anniversary

Registrasi:
Email : sekretariatm...@gmail.com
Telp : 085262076783 (Enrico Aritonang)
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke