Izin share review smartphone ini ya...

Artikel di blog (foto lebih lengkap):
http://www.gontagantihape.com/2016/11/review-zuk-z2-indonesia-sang-juara-yang-low-profile.html

Hasil Kamera:
http://www.gontagantihape.com/2016/11/review-hasil-kamera-zuk-z2-indonesia.html

Unboxing + Hands-on Video:

*https://www.youtube.com/watch?v=JqUjx9phnPQ
<https://www.youtube.com/watch?v=JqUjx9phnPQ>*

Versus Redmi 4 Prime Video:
https://www.youtube.com/watch?v=vO-Fvr_Fj9g

-----------------------------
----

[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://4.bp.blogspot.com/-tD2uZFttG6I/WDpdHb4cdeI/AAAAAAAAG9E/xstUTisX6bAsJrBXV5mBvbvANyZ_zkzswCLcB/s1600/title_video_075br.jpg>


Sejak awal ZUK Z2 dirilis di negerinya, saya sudah merasa tertarik. Ada dua
hal dari konten promosinya kala itu yang membuat saya merasa perlu untuk
mencoba *smartphone* ini.


Pertama, kalau tak salah ingat di video promosinya disebutkan bahwa ZUK Z2
akan mendukung kompatibilitas dengan berbagai *custom* Android OS
terkemuka, semisal: Cyanogen OS, MIUI, FlyMe OS, hingga Mokee. Waktu itu
rasanya tak aneh mengingat sang pendahulu, ZUK Z1, merupakan *smartphone* yang
menggunakan Cyanogen OS.


Kedua adalah uTouch yang merupakan *home button* milik ZUK Z2 dengan banyak
kegunaan. Beberapa kegunaan dasarnya sebetulnya mirip dengan mTouch milik
jajaran *smartphone* Meizu, antara lain merangkap sebagai *home button*, *back
button*, sekaligus *fingerprint scanner*. Namun satu hal yang membedakan
adalah *home button* milik ZUK Z2 dapat berfungsi layaknya *trackpad* milik
*smartphone* Blackberry. Ya, uTouch *button* ZUK Z2 dapat menerima inputan
berupa sapuan jari ke kiri dan ke kanan, yang berfungsi untuk *switch* antar
aplikasi sesuai urutannya di *recent apps*. Keren bukan?


Masalah harga dan ketersediaan barang di pasaran Indonesia menjadi halangan
berat buat saya untuk dapat memiliki ZUK Z2 di kala itu. Hingga akhirnya
pihak Banggood.com menginformasikan promo diskon untuk ZUK Z2
<https://goo.gl/CWBK0M> ini menjelang *event* Single's Day 11/11, di mana
ZUK Z2 dapat dibeli dengan harga hanya sekitar $180 saja.


Adanya informasi tersebut membuat saya mengecek keberadaan ZUK Z2 di toko
*online* lokal. Pucuk di cinta, Gista pun tiba! Di *marketplace* berwarna
hijau, saya menemukan beberapa penjual sudah memasang ZUK Z2 di etalase
mereka. Harganya saat itu berkisar antara 3,2 hingga 3,4 juta Rupiah.


Waktu itu, akhirnya saya niatkan membeli ZUK Z2 pada tanggal 11/11 dengan
mengharapkan ada diskon di beberapa *marketplace* lokal, atau jika tidak,
maka saya akan membelinya di Banggood. Pada akhirnya saya tetap membeli di
Tokopedia dengan harga normal karena pada tanggal tersebut rupanya hanya
Lazada <http://hyperurl.co/DISKON_XIAOMI> dan Blibli
<http://hyperurl.co/SUPERB_HOTDEALS> saja yang menggelar promosi diskon.


Saat saya memulai diskusi tentang produk itu di Tokopedia, salah satu
*seller* rupanya mengenali saya sebagai anggota milis Id-android. Akhirnya
transaksi pun saya lakukan di lapak milik rekan milis tersebut, hingga
akhirnya barang datang dan prosesi buka kotak pun segera saya lakukan.



Unboxing & Hands-on ZUK Z2 Indonesia


Nyaris tak ada tulisan yang bisa saya baca pada kemasan luar serta
kelengkapan dokumen dalam paket penjualan ZUK Z2 ini. Hampir semuanya
menggunakan tulisan asli dari negerinya, Tiongkok. Namun, ini sama sekali
tak menjadi masalah buat saya, karena seandainya pun ada tulisan berbahasa
Inggris pada kitab-kitab yang disertakan, ujung-ujungnya sama saja, tak
dibaca. Kalaupun saya baca, tak akan saya balas. Haduh, mulai deh baper
lagi, saya kira lagi bahas pesan-pesan saya yang hanya dia baca, dan tak
pernah dibalasnya. Hiks...


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://4.bp.blogspot.com/-ruKMkxn8r4A/WDpdzV-sXhI/AAAAAAAAG9Y/tX2-w4eoMFgLY0zTTpoNBlFaemL7O3VtwCLcB/s1600/00_2016_11_gontagantihape_com_075_review_zuk_z2_indonesia_006.jpg>
ZUK Z2 - Kotak kemasan penjualan



ZUK Z2 - Bagian belakang kotak penjualan



ZUK Z2 - Kelengkapan dalam kotak penjualan


Pada saat *hands-on* pertama kali ZUK Z2 ini, saya merasa akrab sekali
dengan bentuk maupun *feels*-nya di tangan. Jika sebuah iPhone 5 varian
warna hitam diperbesar sedikit, lalu dicampurkan dengan bumbu OnePlus X dan
tombol *home* Meizu, maka saya rasa hasilnya adalah ZUK Z2, *hybrid* nih
hahaha!


Desain ZUK Z2 yang simpel dan minimalis memang tak layak disebut *original*.
Tapi siapa yang peduli dengan itu? Orang akan lebih peduli dengan kenyataan
bahwa ZUK Z2 ini adalah *smartphone* dengan *processor* buas Snapdragon 820
dan kombinasi RAM 4 GB serta memori internal 64 GB yang dijual dengan harga
termurah di pasaran. Xiaomi Mi 5? Lewat! Varian Mi 5 dengan RAM 3 GB dan
memori internal 32 GB saja harganya masih lebih mahal dari ZUK Z2.


Tak usah deh dibahas *bezel* tebal di layar Mi 5, nanti saya
di-*bully* habis-habisan
oleh oknum yang seringkali mengatasnamakan *fans* sejati *brand* yang satu
ini, nan merasa paling pintar di muka bumi ini, hehe.


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://1.bp.blogspot.com/-Ym6i5y9iUgA/WDpdyCSLBTI/AAAAAAAAG9Q/DkaHotexPUoGtyUtYCb_0-3oB7lkLf8cgCLcB/s1600/00_2016_11_gontagantihape_com_075_review_zuk_z2_indonesia_003.jpg>
ZUK Z2 - sisi depan sudah dilapisi *screen protector anti glare*


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://3.bp.blogspot.com/-dMRTmOd1xUg/WDpdyM0SgaI/AAAAAAAAG9M/X9qF0l-7Eow42EaxFY6wIMIYw3xLaSWegCLcB/s1600/00_2016_11_gontagantihape_com_075_review_zuk_z2_indonesia_002.jpg>
ZUK Z2 - sisi belakang


Bobot *smartphone* ini terasa sedikit berat, yang menurut saya malah bagus
untuk memberi kesan kokoh. Walau tak terlihat jelas, sebetulnya material
premium membungkus keseluruhan *body* dari ZUK Z2. Bagian depan dan
belakangnya menggunakan bahan kaca yang tentunya sudah berlapis
perlindungan Corning Gorilla Glass 3. Sementara sekeliling pinggirannya
yang berwarna hitam dan terasa kesat di tangan, terbuat dari *metal*.



ZUK Z2 - sisi atas, kosong


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://1.bp.blogspot.com/-9e3Rcl_lQWE/WDpd0yALKoI/AAAAAAAAG90/ZjoahYCGwyM1u0jRAqpDVFAnIXjAVLBVgCEw/s1600/00_2016_11_gontagantihape_com_075_review_zuk_z2_indonesia_010.jpg>
ZUK Z2 - sisi bawah


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://1.bp.blogspot.com/-sCoKuyedT_c/WDpd0b6zHVI/AAAAAAAAG90/JSlKstdJ9fsP_XNtfT_FUXizR1YA0Kf-gCEw/s1600/00_2016_11_gontagantihape_com_075_review_zuk_z2_indonesia_009.jpg>
ZUK Z2 - sisi kanan



ZUK Z2 - sisi kiri, kosong lagi



ZUK Z2 - saat layar menyala



ZUK Z2 ini nampaknya ingin tampil *low profile* ya, dengan desain yang
terkesan sederhana, tak menonjolkan material *metal* yang dibawanya,
*smartphone* ini menyimpan spesifikasi jeroan yang sangat wah, terutama
apabila kita bandingkan harganya dengan produk lain yang kira-kira
mempunyai dapur pacu yang setara.


Kesan pertama, menurut saya ZUK Z2 ini tak cocok untuk Anda yang memilih
*smartphone* untuk alasan *prestige* ataupun karena ingin *stand-out* di
dalam pergaulan. ZUK Z2 ini tampil terlalu kalem untuk bisa Anda
sombongkan, apalagi *brand*-nya sendiri saya jamin akan terdengar asing di
kalangan awam.



ZUK Z2 dalam Penggunaan Sehari-hari

Pada kenyataannya, ZUK Z2 dirilis dengan custom Android OS buatan sendiri
yang diberi nama ZUI. Saat pertama dinyalakan, ZUI yang tertanam sudah
berada pada versi 1.9. Tapi *lho koq*, tidak ada pilihan *system update* di
menu pengaturan alias *Settings*?


Aha, saya ingat percakapan dengan sang penjual. ZUK Z2 ini seperti Xiaomi
ujarnya, sama-sama menggunakan ROM abal-abal dan harus melalui *flashing* dulu
untuk kembali ke ROM aslinya. Berbekal sebuah tutorial *flashing* di forum
ZUK, sayapun segera melaksanakan prosesi penyucian *smartphone* ini, karena
konon katanya ROM abal-abal pada ZUK Z2 mengandung *malware* yang bernama
Liuliangbao. Saat saya *googling* mengenai kata "Liuliangbao", dan melihat
semua hasil pencarian di halaman pertama, saya semakin yakin bahwa tujuan
dari sebagian pihak yang memasangkan ROM abal-abal pada *smartphone*-
*smartphone* yang berasal dari Tiongkok tak lain adalah masalah trafik
internet dan uang. Tanya kenapa? *Googling* sendiri lalu tarik benang
merahnya ya!


"*Flashing* lagi? *Atuh* saya harus pulang malam dan pergi jauh kaya *fans*
 dari *brand* sebelah itu?" Mungkin pertanyaan ini akan menghinggapi benak
Anda yang tadinya sudah hampir yakin akan meminang ZUK Z2 karena tergiur
perbandingan spesifikasi melawan harganya ini.


Ya, ZUK Z2 rupanya bukan *smartphone* yang tinggal pakai. Karena yang saya
baca, kebanyakan yang membeli dari *e-commerce* asli Tiongkok pun
mendapatkan hal yang sama, ROM dengan *malware* tertanam di dalamnya. Jadi,
kemungkinan besar ini bukanlah permainan dari *distributor* lokal di tanah
air.


Sampai sini, sudah rontokkah niat Anda memiliki ZUK Z2? Baiklah kalau
begitu saya bahas semua kekurangan dan mungkin anomali yang ada pada ZUK Z2
dan ZUI ini ya. Kalau Anda ingat dulu Meizu M2 Note banyak memiliki anomali
saat pertama dijual serentak di Indonesia, nah ZUK Z2 ini pun punya hal
seperti itu, di antaranya:



   1. ROM abal-abal pada ZUK Z2 mengandung *malware*, selain itu ROM ini
   mencegah pengguna melakukan *update* OTA dengan meniadakan pilihan
   System Update dari menu pengaturan atau *Settings, *bukan dengan
   mengubah penomoran versi dari OS-nya seperti yang biasa kita temukan pada
   MIUI.
   2. Setelah di-*flash* ke ROM asli versi China, saat *booting* pertama
   kali maka semua tampilan disajikan dalam Bahasa Mandarin. Anda harus
   pintar-pintar mengingat ikon pengaturan input dan bahasa pada urutan menu
   pengaturan untuk kemudian mengubah pilihan bahasa ke Bahasa Inggris. Ya,
   sama seperti MIUI, ROM asli ZUI hanya memiliki Bahasa Mandarin dan Bahasa
   Inggris semata.
   3. Setelah di-*flash* ke ROM asli versi China, maka kita akan dapat
   masuk ke menu *System Update*, melakukan pengecekan apakah ada
*update* versi
   yang lebih mutakhir atau tidak. Sayangnya, saat ada notifikasi
*update* pembaruan,
   Anda takkan bisa langsung mengunduhnya. Semua akses ke *server update* OTA
   untuk ZUI ROM China dibatasi aksesnya hanya bagi mereka yang berlokasi di
   Tiongkok. Alhasil butuh meng-*install* aplikasi VPN dan terhubung ke
   suatu *server* di Tiongkok agar dapat mengunduh *update* ZUI melalui OTA.
   4. Setelah di-*flash* ke ROM asli versi China, skor Antutu Benchmark
   malah turun drastis, ha... ha..
   5. Aplikasi Path tak bisa menyimpan *credential* Facebook. Sehingga
   setiap ingin *cross posting* status Path, kita selalu harus *login* kembali
   di Facebook. Saya tak meng-*install* aplikasi Facebook, hanya
   memanfaatkan *login* Facebook via *web*.

Sampai di titik ini, saya yakin sebagian sudah berbalik arah, dan berkata, "
*Flashing *lagi? Mending jajan siomay!" Ha, ha, ha...


*Flashing* yang sudah saya lakukan untuk ZUK Z2 sempat mengalami beberapa
kendala, termasuk proses *flashing* yang tak kunjung dimulai. Solusinya
sederhana rupanya, *download* ulang ROM-nya, pindahkan hasil ekstraksi ROM
ke *root folder* di PC dengan nama direktori yang pendek saja, hingga
mengubah cara masuk ke EDL *mode* dari yang tadinya menggunakan ADB,
menjadi menggunakan tombol fisik dan ketepatan waktu sepersekian detik
saja. Okay, saya menyesal telah menyebut solusi ini sederhana.


Intinya, begitu selesai *flashing*, proses instalasi Google Apps pun harus
dilakukan mandiri, mengingat ROM asli ZUK Z2 yang versi China ini pun tak
membawa *bundling* aplikasi dari Google. Untung semua prosesnya berhasil.
Kalau tidak, mungkin tulisan ini takkan pernah dibuat, hehe.



ZUI, ZUK UI?

Membahas *custom* Android OS yang baru saya gunakan pertama kali rasanya
akan mengasyikkan. Tak seperti ketika saya mengulas produk *smartphone* yang
lagi-lagi menggunakan MIUI, di mana saya seringkali *skip* bahasan OS-nya.


ZUI yang saya gunakan pada saat menguji pakai ZUK Z2 ini sudah sampai versi
2.3. Sepintas tampilan *homescreen*-nya terasa identik dengan yang biasa
kita lihat pada FlyMe OS milik Meizu.


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://2.bp.blogspot.com/-tB783x-TIAI/WDtTZstj1YI/AAAAAAAAG_A/Na4uTt87YlA5fUnTPw4E5AmH47lQeDnhACLcB/s1600/Screenshot_2016-11-28-04-30-01-0713405009.png>






Saya buatkan saja karakteristik ZUI ini dalam bentuk daftar ya, silakan
disimak:



   1. Layaknya *custom* OS Android lainnya asal Tiongkok, ZUI tidak
   mempunyai *application drawer*.
   2. Pun untuk mengelola *autostart*, profil baterai, *data usage*, ruang
   penyimpanan, *permissions* dan beberapa hal lain, ZUI menyediakannya
   dalam satu aplikasi yang dinamakan SafeCenter. Anda dapat menemukan hal
   serupa juga pada MIUI, FlyMe OS, hingga VIBE UI.
   3. Jendela notifikasi ZUI murni hanya menampilkan notifikasi.
*Toggles* dimunculkan
   pada Quick Panel di bagian bawah layar dengan cara menyapu jari dari bawah
   ke atas, yaitu dari bagian luar hingga masuk ke area layar. Mirip dengan
   apa yang ada pada FunTouch OS milik Vivo, namun pada ZUI tidak sekalian
   memunculkan *recent apps*.
   4. *Recent apps* secara *default *dapat dimunculkan dengan menekan
   tombol *home* dua kali secara cepat, seperti apa yang dapat kita temukan
   pada iOS. *Recent apps*-nya pun menggunakan *card navigation*, dan kita
   dapat mengunci aplikasi agar tak ditutup saat kita melakukan *clear
   recent apps*. Jika Anda tak ingin melewatkan notifikasi suatu aplikasi,
   Whatsapp misalnya, pastikan aplikasi ini Anda kunci pada *recent apps*,
   dan diberi *permission* untuk *Autostart* pada aplikasi SafeCenter.
   Sebagai contoh, jika BBM tak Anda kunci, dan Anda melakukan *clear
   recent apps*, maka ikon BBM pada jendela notifikasi akan hilang dan Anda
   takkan menerima pesan BBM apapun sampai Anda membuka aplikasi BBM kembali.


ZUK Z2 - jendela notifikasi



ZUK Z2 - Quick Panel





uTouch di *home button* dan *gesture control* menjadi primadona pada ZUK Z2
ini. Saya tak perlu banyak mengubah posisi tangan ini saat ingin melakukan
beberapa hal sembari memegang *smartphone* ini dengan satu tangan.


Untuk mengakses Quick Panel untuk menyalakan sesuatu melalui *toggles*,
cukup *swipe* jempol dari bawah layar ke atas, posisi *toggles* yang berada
di bagian bawah layar jauh lebih mudah dijangkau bukan?


Untuk membuka layar, berpindah kembali ke layar sebelumnya, mengakses *task
switcher*, hingga mematikan layar dapat saya lakukan tanpa memindahkan
jempol dari *home button*. Lebih baik lagi karena *fingerprint scanner* pada
tombol home ZUK Z2 dapat berfungsi cukup dengan menyentuhnya walaupun pada
keadaan layar mati. Sehingga saat ZUK Z2 diletakkan di atas meja sekalipun,
untuk menyalakan atau membuka layarnya terasa sangat mudah dan nyaman.


Masih ada beberapa fitur penting yang belum dimiliki oleh ZUI, sebut saja
absennya *long screenshot* dan *screen recording*. *Screenshot* biasa dapat
dilakukan dengan cara menekan tombol *power* dan *volume down* berbarengan
secara singkat. Apabila kedua tombol tersebut ditekan dalam waktu yang agak
panjang, maka kita akan masuk ke *mode edit screenshot* di mana kita bisa
melakukan *cropping* pada *screenshot* yang telah diambil.


Apakah ada yang memperhatikan sesuatu yang sedikit berbeda pada semua
*screenshot* di atas? Ya, *sim-card* kedua pada ZUK Z2 bisa secara otomatis
mengakses jaringan 3G, bukan hanya 2G seperti pada *smartphone* Android
*dual-sim* kebanyakan. Ada yang mengatakan bahwa hal seperti adalah sesuatu
yang bagus, karena jaringan 2G di Indonesia sudah terlalu padat, meskipun
hanya untuk jalur *voice call* dan SMS. Apakah bila satu kartu mengakses
jaringan 4G, sementara lainnya *nangkring* di 3G akan berpengaruh banyak
pada konsumsi baterai?



Daya Tahan Baterai ZUK Z2

Lagi-lagi saya harus memuji efisiensi yang dapat diberikan oleh produk
*smartphone* ber-*processor* Qualcomm Snapdragon. Setelah puas dengan daya
tahan baterai pada Snapdragon 820 di Xiaomi Mi 5s
<http://www.gontagantihape.com/2016/10/review-xiaomi-mi-5s-indonesia.html> dan
Snapdragon 625 di Xiaomi Redmi 4 Prime
<http://www.gontagantihape.com/2016/11/review-xiaomi-redmi-4-prime-indonesia.html>,
kali ini pun saya sangat puas dengan kehematan konsumsi daya pada
Snapdragon 820 yang ada pada ZUK Z2.


Pada kondisi hari kerja, di mana saya sangat jarang memegang
*smartphone* lama-lama,
tetapi tetap menyalakan *Whatsapp for Web* yang memaksa *smartphone* untuk
melakukan koneksi data terus-menerus, ZUK Z2 mampu bertahan hingga dua hari
dua malam juga, seperti dua *smartphone* lain yang saya sebutkan pada
paragraf sebelumnya. *Screen-on Time* memang cukup rendah jadinya kalau
kondisi pemakaian seperti ini.



ZUK Z2 - rekor pemakaian terlama dalam satu kali pengisian daya






Namun, di kala senggang dan banyak menggunakan ZUK Z2 saya untuk
*gaming*, *Screen-on
Time* mampu saya tingkatkan hingga mencapai lima jam. Daya tahan baterai
saat sering digunakan seperti ini mencapai enam belas jam lebih. Berikut
saya sertakan beberapa perbandingan daya tahan baterai berbanding dengan
lamanya layar menyala dari berbagai kondisi pemakaian yang telah saya lalui.



ZUK Z2 - rekor Screen-on Time terlama dalam satu kali pengisian daya







Intinya, ZUK Z2 mampu mengelola konsumsi daya baterainya saat posisi
*standby* dengan baik. Saat digunakan untuk pemakaian cukup berat pun daya
tahan baterainya tergolong wajar, bahkan masih dapat dikatakan hemat.


Untuk pengisian daya, dengan menggunakan *charger* bawaannya yang mempunyai
kuat arus 2,5 A, ZUK Z2 terbilang cukup cepat dalam mengisi baterai 3.500
mAh yang dimilikinya. Pengisian daya dari posisi baterai 4% hingga 97%
dapat dilakukan dalam waktu sekitar 100 menit. Saya tak melakukan
penghitungan waktu hingga penuh, karena biasanya menjelang penuh maka arus
yang masuk sudah mulai diperlambat, sehingga mungkin 3% sisanya dapat
membutuhkan waktu lebih dari 10 menit hingga terisi.


Perhatikan posisi indikator baterai dan jam pada ketiga *screenshot* di
bawah ini!


[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://1.bp.blogspot.com/-IDgBCw-wpsA/WDtjGelXpJI/AAAAAAAAHAw/vr0-zU6xuEUKmJBFX0k2xN9ZSNTglIudACLcB/s1600/Screenshot_2016-11-19-11-20-06-2109154273.png>







Performa ZUK Z2

Oh ya, pada ZUK Z2 ini ada *mode overclock*, yang dapat Anda gunakan untuk
pemakaian yang membutuhkan performa ekstrem. Saya belum menguji pengaruhnya
terhadap daya tahan baterai. Namun, yang pasti saat saya mencoba mengukur
skor benchmark menggunakan *mode* ini, skor Antutu Benchmark yang
dihasilkan tak jauh berbeda dengan pada *mode normal*.


Saat digunakan bermain *game* dengan grafik 3D yang membutuhkan pemrosesan
berat pada CPU dan GPU, ZUK Z2 dapat diandalkan dengan nyaris tanpa cela.
Pada ZUK Z2, saya tidak pernah menemukan *game* Micro Machines mengalami
kondisi *freeze* seperti pada Xiaomi Redmi 4 Prime. Namun dari bermain
*game* yang sama pada kedua *smartphone* ini, saya bisa menyimpulkan bahwa
layar ZUK Z2 kalah pekat hitamnya oleh layar milik Xiaomi Redmi 4 Prime.


Suhu *body *belakang ZUK Z2 terasa agak panas saat digunakan bermain *game* di
atas sepuluh menit. Lebih panas dari Xiaomi Redmi 4 Prime, namun tak sampai
seekstrem apa yang saya alami pada OnePlus X sih.


Untuk *multitasking*, performa ZUK Z2 sangatlah lancar. Selain
*processor* kelas
atas, ZUK Z2 ini juga memiliki RAM yang sangat lega, 4 GB. Ditambah fitur
*switch* antar aplikasi hanya dengan melakukan *swipe* pada *home button*,
berpindah antar aplikasi pada ZUK Z2 terasa sangat menyenangkan. *Top*!


*Overall* secara performa, ZUK Z2 dapat dikatakan memberikan impresi yang
sangat baik. Terbukti dengan dipertahankannya *smartphone* ini untuk saya
gunakan sehari-hari, ketimbang saya harus beralih ke *smartphone* lain yang
sempat saya gunakan berbarengan, Xiaomi Redmi 4 Prime.


Saya pun sempat iseng membandingkan kedua *smartphone* ini melalui sebuah
video. Anda mau lihat? Boleh, silakan disimak video di bawah ini ya!


Tak ada gading yang tak retak, tak ada *smartphone* yang sempurna. ZUK Z2
pun memiliki kelemahan yang saya rasakan. Sektor *multimedia* rasa-rasanya
bukan sisi kuat dari ZUK Z2. Selain layar yang kalah pekat, ZUK Z2 juga
memiliki kualitas *output audio* yang tergolong biasa saja. Saat digunakan
mendendangkan lagu-lagu kesayangan melalui *loudspeaker*-nya, rasanya tak
istimewa. Sampai saat ini saya masih merindukan kualitas *loudspeaker* seindah
milik HTC One E8 dan Vivo V3.


Demikian juga dengan hasil kameranya saat kondisi kurang pencahayaan.
Lanjutkan ke bagian selanjutnya ya untuk pembahasan kamera ini.



Hasil Foto Menggunakan Kamera ZUK Z2

Gambar yang dihasilkan oleh kamera milik ZUK Z2 memiliki saturasi yang
natural. Namun, saat digunakan dalam kondisi kurang cahaya, kameranya
terkadang kurang mampu menghasilkan gambar yang jernih, *noise* mulai
terasa kehadirannya. Andai saja ada *mode manual*, seharusnya masalah ini
akan dapat diatasi.


Contoh nyata kualitas hasil foto dan videonya dapat Anda saksikan pada artikel
review kamera ZUK Z2
<http://www.gontagantihape.com/2016/11/review-hasil-kamera-zuk-z2-indonesia.html>
 ini.



Informasi Hardware dan Hasil Benchmark ZUK Z2

Berikut adalah informasi *hardware* ZUK Z2, termasuk kelengkapan sensor dan
skor *benchmark*-nya yang saya dapatkan menggunakan aplikasi pihak ketiga.


CPU-Z:

[image: review ZUK Z2 Indonesia gontagantihape]
<https://2.bp.blogspot.com/-SV-2w3WsPAU/WDta0uPdMVI/AAAAAAAAG_k/2QpxMQcsf3kCSO0xSw58lKI7LhNc-8qvACLcB/s1600/Screenshot_2016-11-15-03-29-36--317467889.png>


Sensor Box for Android:

ZUK Z2 - kelengkapan sensor


Antutu Benchmark:

ZUK Z2 - skor Antutu Benchmark saat masih menggunakan ROM abal-abal



ZUK Z2 - skor Antutu Benchmark setelah menggunakan ROM asli



Plus Minus ZUK Z2Kelebihan ZUK Z2 menurut saya:

   - Harga paling terjangkau dibandingkan *smartphone* dengan spesifikasi
   yang setara dari *brand* lain.
   - Spesifikasi dapur pacu kelas wahid, performanya mantap.
   - Daya tahan baterai sangat baik.
   - Mantap dan kokoh dalam genggaman.
   - Desainnya minimalis namun tetap keren. Hitam nan misterius.
   - Saya lebih suka material kaca daripada *metal* untuk *backcover*,
   alasannya sederhana: saya menggunakan cincin pada jari yang membuat saya
   merasa tak nyaman saat beradu dengan *metal* pada *backcover* sebuah
   *smartphone*.
   - Quickpanel berisi *toggles* berada di bawah layar, membuat saya mudah
   mengaksesnya tanpa harus memindahkan posisi pegangan satu tangan pada
   *smartphone*.
   - uTouch *home button* yang membuat jempol dapat melakukan banyak hal
   tanpa berpindah tempat.
   - *Fingerprint scanner* yang dapat digunakan hanya dengan disentuh
   walaupun layar dalam keadaan mati, sensitifitasnya pun sangat baik, akurat
   dan cepat.

Kekurangan ZUK Z2 menurut saya:

   - Terkena wabah ROM abal-abal, harus melakukan *flashing* juga seperti
   merk sebelah.
   - Agak tebal, dan akan lebih baik jika lebih ergonomis.
   - *Output audio* biasa saja.
   - Tidak ada *slot micro*-SD, meskipun memori internalnya sangat lega.
   - Kamera kurang handal di kondisi *lowlights*.
   - Layar 2.5D berakibat *tempered glass* kurang menempel dengan penuh
   pada pinggirannya.
   - Lapisan kaca membuat bekas minyak dan sidik jari mudah melekat dan
   terlihat.
   - Saya belum menemukan cara agar bunyi-bunyi untuk notifikasi bisa
   ditambahi oleh *file audio* milik kita sendiri.



Apa Kata Aa tentang ZUK Z2

Ternyata, ZUK Z2 bukanlah *smartphone* yang tinggal pakai. Masalah ROM
abal-abal turut menghinggapi *smartphone* yang satu ini, sehingga mungkin
butuh sedikit keahlian agar bisa menggunakan *smartphone* ini dengan
nyaman. Namun, toh merk ZUK juga rasanya takkan dilirik orang awam bukan?
Meskipun merupakan second *brand* dari Lenovo, menurut saya hanya penikmat
atau pemerhati gadget sajalah yang akan mempertimbangkan untuk memiliki
*smartphone* besutan ZUK.


Selain itu, tampilan luar ZUK Z2 yang sederhana dan terkesan *low profile*,
mungkin akan membuatnya banyak dilewatkan bagi mereka yang terbiasa
menggunakan *smartphone* sebagai salah satu cara mengangkat gengsi dalam
pergaulan.


Namun, saya yakin begitu seseorang menggenggam *smartphone* ini, tak butuh
waktu lama untuk membuat mereka jatuh hati. *Build quality* yang terasa
berkelas, ditambah kilauan mengkilat dari bahan kaca di sisi depan dan
belakang ZUK Z2 akan dengan cepat menyihir siapa saja yang memegang
*smartphone* ini.


Apalagi kalau kemudian orang tersebut lanjut *googling* untuk mencari tahu
spesifikasi ZUK Z2 lebih lanjut. Wah, siap-siap dompet menipis atau saldo
rekening menyusut deh. Karena hingga saat ini, ZUK Z2 adalah *smartphone*
 dengan *processor* Qualcomm Snapdragon 820 termurah yang bisa saya temukan
di pasaran. Dilengkapi dengan RAM 4 GB dan memori internal 64 GB, saya rasa
tak butuh waktu lama untuk membuat orang menaksir nilai atau *value* dari
ZUK Z2 yang rasa-rasanya melebihi harganya.


Paragraf di atas ini merupakan pengalaman pribadi saya lho, hehe... Saya
yang tadinya berprinsip *smartphone* *daily driver* saya cukup yang
memiliki harga di bawah dua jutaan Rupiah saja, sampai rela menjual Nubia
Z7 Max saya dan menggantinya dengan ZUK Z2. Walau tak dapat dipungkiri
bahwa kamera ZUK Z2 masih memiliki kekurangan pada kondisi *lowlights*,
sejauh ini tak ada penyesalan yang saya rasakan,


Namun, sebuah *smartphone* akan datang ke rumah hari ini, dan sangat
mungkin merebut perhatian saya dari ZUK Z2. Kita lihat, seberapa lama ZUK
Z2 bertahan dalam kepemilikan saya, ha.. ha.. ha..



Hilmy
/* saya suka Gonta Ganti Hape <http://www.gontagantihape.com/> */

-- 
===========
Install  #MyTelkomsel Apps Terbaru dari Play Store
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.telkomsel.telkomselcm

---------------------
Toko Headphone & Earphone Terlengkap dan Terbaru
Kunjungi  >> http://bassaudio.net
----------------------
Kontak Admin, Twitter  @agushamonangan
-----------------------
FB Groups     :  https://www.facebook.com/groups/android.or.id

Aturan Umum  ID-ANDROID >> goo.gl/mL1mBT

==========
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] Indonesian 
Android Community" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke id-android+unsubscr...@googlegroups.com.
Kunjungi grup ini di https://groups.google.com/group/id-android.

Kirim email ke