Title: Message
Terima kasih Mbak Ni2ng, infonya sangat menarik. Syukurlah kalau liquified petroleum gas (LPG) sdh tidak langka lagi di MBekasi (dulu saya alumni SMAN Bekasi 1977 --> sekarang SMAN I Bekasi?).  Soalnya INA ini mengekspor gas alam ke SIngapore dan Malaysia melalui pipa bawah laut (sub-sea pipeline) dari Laut Natuna.  Sementara di negeri sendiri kok sampai kekurangan gas.  Semua ibu-ibu pasti setuju kalau subsidi LPG tetap dipertahankan, soalnya BBG ini lebih ramah lingkungan, dan tdk bakalan diprotes tetangga sebelah-menyebelah, seperti info dari Mbak Ni2ng.
 
Harga minyak tanah yang jauh lbh murah dari bensin (di Denmark dan Norwegia, namanya sama 'bensin" juga, believe it or not) dan solar, ini sangat berpotensi akan dijadikan material oplosan, hati-hati bagi yang akan mudik, belilah BBM di SPBU yang ramai pembeli (terutama angkot, krn mrk pasti hafal mana SPBU yang msh OK).  Tahun lalu , pas mudik mobil saya "brebet" nggak mau lari, terpaksa beli Super-TT (sekarang Pertamax Plus) utk mengoplos, dan larinya OK lagi.
 
Dgn mahalnya harga minyak tanah, warga masyarakat pedesaan yang dekat dengan hutan, tentu saja akan mencari kayu bakar di hutan, kalau kayu bakar tdk ada, sementara uang terbatas, ya tapakso nebang pohon hutan (kecuali ada polisi hutan, baru dia lari tunggang langgang), KLH tdk bakalan bisa ngawasi, krn ada di Jkt he...he..... Nah kenaikan harga BBM minyak tanah akan menuai dampak negatif terhadap ekosistem hutan...... Persis seperti analisisnya Mas Arifien Sutrisno - Pakar Lingkungan dari MBandung thea!
 
Untuk briket "batu yang sulit membara" (infi dari Mbak Ni2ng) sebaiknya dipoles teknologi sedikit, supaya kalau dinyalakan tdk bikin  frustasi para ibu yang rajin sak-masak! Nah ini tugasnya BPPT, LAPI-ITB  dan LIPI utk menelitinya, mungkin perlu  dicelup dulu kedalam "crude sludge" yang kadar minyaknya antara 80-98%, perlu dicari terobosan teknologi.
 
Wassalam,
Sugiarto - Depok
-----Original Message-----
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of NP
Sent: Monday, October 17, 2005 10:18 PM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: [Ida-Krisna Show] sekali lagi soal Bahan bakar untuk rumah tangga

Temans,

Sedikit komen yaaaa...

Yang selama ini diskusikan adalah bahan bakar untuk RT.

 

LPG atawa elpiji, masih dijual dengan harga Rp 55.000,- per tabung 17kg (paling enggak di warung deket rumah saya), emang sih pernah langka (pasokan nggak sepadan dengan permintaan) tapi Cuma seminggu. Untuk RT biasa (masak lauk, air dan nasi) konsumsi elpiji berkisar 23 sampai 27 hari. Kalaupun naek, apa iya ya nyampe Rp 100.000, pertabung?

 

Minyak tanah, nah ini dia harganya bisa bikin mabooookkkk, selain juga ada kemungkinan udah dioplos pake aer (selamet, karena kalo dulu oplosan nya solar, sekarang solar mahal, mau dioplos pake apa hayooo). Seliter antara Rp. 2.600,- (di pangkalan) sampai Rp. 3.500,- di tukang dorong), dikonsumsi  1 sampai 3 hari. Kalo lebih boros berarti sumbunya kegedean.

 

Kayu bakar, nyalain nya pake pedes mata. Harga kayu seiket Rp. 4.000,- bisa buat masak 3 sampai 5 hari. Belon lagi diomelin tetangga, karena rumah jaman sekarang dapur kita bisa aja ngadep kamar tidur tetangga.. Kecuali kalo rumahnya kaya rumah nenek saya di Temanggung. Slain itu, nyari kayunya? Palingan ngumpulin dari bekas kayu perancah cor-coran bangunan. Kalo nagmbil kayu pohon, waaaahhh dimarahin KLH nanti.

 

Briket, jaman 6 taon yang lalu, saya beli kompor dan briket 25 kilonya seharga Rp. 75.000,- (kompornya Rp. 50.000,- briketnya berukuran grs tengah 1,5 cm Rp 25.000,) itupun akhirnya Cuma saya pake kalo lagi dapet borongan bikin ketupat setahun 2 kali. Nyalainnya bikin frustasi, setengah jam baru jadi. 2 sampai 3 kilo briket buat masak 6 jam, cukup buat bikin ketupat mateng.

 

Naaaaahhh ... akhirnyaaaaa ... secara ekonomis matematis mana yaaaa yang palin worthy ????

Silahkan pencet kalkulator

 

Tabeeeekkk

Ni2ng Bekasi

 

 

 

On Behalf Of Sugiarto
Sent:
Monday, October 17, 2005 8:42 AM
 

Negara lain sdh memikirkan bagaiamana menghasilkan teknologi baru, kita yang di INA, berkutat mengurusi kelangkaan dan mahalnya BBM, minyak tanah susah di dapat, minyak tanah yang dipakai ngoplos, Elpiji yang harganya melangit dan susah di dapat, belum lagi antrian dana kompensasi BBM yang acak kadut, akhirnya ada yg pingsan dan ada yg meninggal. Duh kapan urusan beginian akan selesai?   Salam #Sugiarto

 



=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio station advertising Satellite radio stations Cb radio base station
Weather radio station Christian radio station New age radio station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke