Mas Adam dan Mas Dwi, Idealnya utk daerah perkotaan yang padat penduduknya sak-masaknya pakai BBG - bahan bakar gas, boleh pakai gas alam (mengalir lewat pipa PGN, ini lbh murah dari harga LPG, cuma tdk semua pemukiman ada jaringan pipa PGN)), atau pakai Elpiji (LPG). BBG ini relatif lebih ramah lingkungan daripada BBM maupun briket "batu yang susah membara". Sebaiknya pemerintah tetap mensubsisdi BBG akan tetap terjangkau oleh masyarakat.
Wassalam, Sugiarto -----Original Message----- From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of adam rinaldi Sent: Monday, October 17, 2005 5:53 PM To: idakrisnashow@yahoogroups.com Subject: [Ida-Krisna Show] Re: Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan Mas Dwiyatno, Anda gak konsisten nich...wong anda kan masuk di konteks bahasan yang awalnya mengarahkan briket batubara sebagai solusi atas BBM yang MAHAL bagi masyarakat menengah bawah, Lalu ada fakta bahwa briket punya dampak negatif bagi kesehatan, fakta ini muncul dan dibahas dalam pembahasan serius dan ilmiah. Artinya, orang2 ini harus waspada terhadap efek buruk kesehatannya Lalu Anda menyetting briket sebagai hal yang memiliki resiko sama dengan kayu bakar. Tanpa argument ilmiah yang jelas, padahal sudah jelas, yang satu kayu yang satu batubara...anda hanya mengandalkan analogi sepihak Lalu anda menambahkan lagi bahwa bagusnya dapur menghadap kebon yang luas... Ingat lah...orang miskin kota, untuk beli minyak tanah aja susah, apalagi diberikan syarat aman masak pakai briket, yakni: menghadap kebon yang luas...jangankan tanah pekarangan, untuk tidur ajah susah... Mohon janganlah gunakan logika kita sendiri demi kemudahan mendapat solusi atas kesulitan orang lain. Coba bayangkan deh setting rekomendasi Anda dalam solusi energi murah alternatif bagi orang miskin ini jadi kelihatan tidak masuk akal. Masak setelah anda sarankan begini, begitu, anda mengatakan: "Nanti ibu rumah tangga nggak bakal repot, karena kata anda yang biasa masak juga PRT (pembantu rumah tangga)" Memangnya ada apa masyarakat miskin yang mampu memperkerjakan PRT? Kalau memang usul anda ini memang sesungguhnya tidak ditujukan untuk orang miskin, tapi untuk masyarakat golongan menengah, maka mungkin solusinya yang pertama bukan menggunakan briket, tapi penghematan... Termasuk masalah PRT tadi itu, cobalah untuk masak atau cuci sendiri... Ini hanya salah contoh Mas...lainnya, tetap saja secara hakiki BBM MAHAL Dan menyulitkan masyarakat, terutama masyarakat MISKIN Salam, ad =========== Message: 1 Date: Mon, 17 Oct 2005 11:18:07 +0700 From: "Dwiyatno Rumlan" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan Mas Haris, Sepagian ini begitu banyak yang membahas bahaya briket batu bara. Tapi menurut saya tingkat bahayanya briket batubara(briba) ini tergantung dari design dan luas dapur. Kalau 'pawon'nya model dikampung, yang terbuka menghadap kebon yang cukup luas, atau malah menghadap ke 'alas', mungkin briba ini tidak akan memberikan effek apapun, hanya seperti masak pakai areng padat saja. Lha buktinya, dikampungku dulu dari bayi sampai umur 20 tahun, masaknya pakai kayu dan arang, ya enggak ada effek apa2 sampai dunia sekarang tuh .... Tapi kalau briba dipakai di rumah dengan ventilasi tertutup, mungkin memang asepnya berbahaya, saya kira bukan hanya briba, pakai areng dan kayupun juga berbahaya untuk rumah2 tertutup, apalagi juga kampung2 pada yang sempit. Belum lagi bahaya kebakaranya. Solusinya, mungkin untuk setiap komplek perumahan, masing2 RT menyediakan lahan yang cukup terbuka, cukup dikasih atap, dan digunakan sebagai dapur umum, yang mana selalu ada briba yang menyala. Jadi at anytime, orang bisa memasak disitu, konsumsi bribanya, dikoordinir RT, yang masaknya banyak, urunanya juga banyak. Bukankan dengan begini, briba akan lebih effisien ?! Wah ibu2 rumah tangga repot dong ?! Ah, enggak juga, wong yang biasanya memasak toh sang PRT. Kendalanya, memang orang tidak punya luxury untuk memasak yang aneh-aneh, soalnya ...... takut menjadi gunjingan tetangga .... he .... he ...he ..... Salam ----- Original Message ----- From: haris fuadi To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Monday, October 17, 2005 10:52 AM Subject: [Ida-Krisna Show] Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan lha kalau briket batu bara berbahaya, kira2 kira apa ya alternatif bahan bakar untuk memasak yang aman? ... http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/15/opini/2126283.htm Sabtu, 15 Oktober 2005 Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan Igor O'Neill Pemerintah memutuskan untuk membelanjakan Rp 150 miliar guna pembelian sepuluh juta tungku briket batu bara yang akan dibagikan kepada penduduk miskin sebagai alat masak. Keputusan itu muncul dalam dua rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla (Kompas, 6 dan 8/10/2005). Keputusan itu selintas bagus bagi rakyat miskin. Tetapi, penggunaan briket batu bara sebenarnya mengandung sejumlah masalah serius. Penggunaan bahan bakar padat dalam ruangan bertentangan dengan inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Hal itu pernah diulas Kemitraan untuk Udara Bersih di Dalam Ruangan (Partnership for Clean Indoor Air ) pada pembicaraan persiapan Pertemuan Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan 2002 di Bali. Inisiatif itu salah satunya membahas risiko kesehatan yang bakal dihadapi dua juta penduduk negara berkembang. Perempuan paling rentan Mengingat perempuan lebih sering bekerja di dapur, mereka lebih rentan terhadap ancaman ini. Ironisnya, pemerintah menugaskan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan untuk mempromosikan penggunaan briket batu bara. Menurut WHO, memasak dengan bahan bakar padat di ruangan mengakibatkan kematian dini. Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal tiap tahun, kebanyakan perempuan dan anak-anak. Dampak pembakaran bahan bakar padat memudahkan manusia terkena infeksi pernapasan. Bahaya itu kian jelas karena rumah di Indonesia rata-rata dirancang tanpa cerobong dapur guna saluran pembuangan asap. Di Indonesia, yang disebut ventilasi hanya satu lubang di langit- langit atau dinding dapur. Situasi ini meningkatkan ancaman kesehatan pernapasan yang sebenarnya juga membayang pada rumah-rumah dengan ventilasi memadai, seperti ditunjukkan dalam hasil penelitian pada rumah-rumah bercerobong di daratan Eropa. Penelitian bertajuk "Kanker Paru dan Polusi Dalam Ruangan dari Memasak dengan Bahan Bakar Padat" itu dimuat dalam American Journal of Epidemiology awal tahun ini. Hasilnya menunjukkan, memasak dalam ruangan dengan bahan bakar padat, termasuk batu bara, meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan dan memasak dengan bahan bakar tidak padat yang disebut "modern" menurunkan risiko itu. Sejumlah penelitian di China merinci sifat-sifat dan penyebab risiko kesehatan yang disebabkan oleh memasak dengan batu bara: polycyclic aromatic hydrocarbons yang dihasilkan selama pembakaran batu bara adalah penyebab kanker tenggorokan dan kanker paru. Sementara zat-zat lain yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan kronis lainnya, seperti bronkitis dan emfisema. Di antara bahan bakar untuk memasak, batu bara mengandung zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium, dan fluorida. Menurut penelitian Universitas Pittsburgh tahun 2004, perempuan yang memasak dalam ruangan memakai batu bara lokal di wilayah Xuan Wei di China jauh lebih rentan terhadap kanker paru karena memiliki risiko mutasi genetik 20 kali lipat daripada tingkat rata-rata nasional. Dalam makalah Dampak Kesehatan dari Penggunaan Batu Bara dalam Rumah Tangga di China para peneliti dari US Geological Survey and the Institute of Geochemistry, Guizhou, memperkirakan paling tidak 3.000 penduduk Provinsi Guizhou di barat daya China keracunan arsen kronis yang disebabkan konsumsi makanan yang dimasak di atas api batu bara. Tanah liat yang merekatkan bubuk batu bara dalam pembuatan briket juga bisa meningkatkan kandungan fluorine pada batu bara. Zat ini terbukti menyebabkan kira-kira 10 juta penduduk China menderita penumpukan fluoride pada gigi dan tulang yang mengakibatkan perubahan bentuk tulang. Rumit dan rawan kesalahan Belajar dari pengalaman buruk China, pemerintah sebaiknya menyediakan informasi untuk masyarakat mengenai kandungan zat racun dalam briket yang sudah diproduksi PT Batu Bara Bukit Asam dan yang akan diproduksi PT Kaltim Prima Coal sehingga ancaman pada kesehatan masyarakat dapat diukur. Selain ancaman kesehatan, memasak menggunakan batu bara juga bukan perkara mudah. Calon penerima bantuan tungku kemungkinan besar tidak akan terlalu menyukai gagasan pemerintah karena memasak dengan batu bara cukup merepotkan. Selain harus menunggu 15 menit sebelum briket batu bara benar- benar membara, cara menggunakan tungku yang rumit juga rawan kesalahan dan bisa menyebabkan kecelakaan jika pengguna tidak dilatih lebih dulu. Pengguna perlu diberi informasi rinci harga bahan bakar untuk menimbang pengeluaran dapur mereka dengan tepat. Meski briket batu bara terlihat murah, jangan lupa satu kilo briket batu bara hanya mengandung 60 persen energi (5.500 kcal) yang dikandung satu liter minyak tanah (8.900 kcal), dan kurang dari separuh energi yang dikandung satu kilo elpiji (11.900 kcal). Tampaknya rencana pemerintah mendorong tungku briket batu bara adalah keputusan terburu-buru untuk mengatasi dampak kebijaksanaan penaikan harga BBM yang tidak diterima masyarakat. Tetapi, seharusnya pemilihan jenis bahan bakar dilakukan bersama pengguna dan berbasis penelitian daripada keputusan ekonomi yang hanya "disosialisasikan" lewat siaran pers. Batu bara bukan merupakan bahan bakar pengganti yang cocok. Di pedesaan, masyarakat lebih mudah dan murah menggunakan bahan bakar biomassa yang dibuat dari bahan sisa pertanian, seperti gabah dan sabut kelapa yang merupakan sumber energi terbarukan. Sedangkan untuk masyarakat perkotaan, pemerintah seharusnya mempermudah akses untuk memperoleh elpiji yang kini jadi langka. Indonesia masih memiliki cadangan elpiji yang amat besar di Papua. Harga kompor, tabung, dan elpiji seharusnya dipermurah, bukan sebaliknya. Dibanding pilihan bahan bakar di atas, batu bara adalah sumber energi yang tidak sehat untuk dipakai dalam ruangan dan tidak terbarukan. Belum tentu juga briket batu bara bisa diterima baik oleh pengguna di rumah tangga. Jadi, jika ditimbang manfaat dan mudaratnya, jelas briket batu bara bukan pilihan yang bijaksana. Igor O'Neill Relawan WALHI Eksekutif Nasional --- In idakrisnashow@yahoogroups.com, "Ida arimurti" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mbak Idaaaaaaaaaaa, auooooooooo kepalaku pusing > Mbakyu Ida. Pusing karena harga minyak seperti harga > emas lantakan karena itu saya ingin tahu atau ingin > dapat informasi di mana tempat penjualan kompor briket > dan britket itu sendiri, saya mau beli untuk ngirit > pengeluaran. Wadaaaawww pusing! BBM naik harga minyak > tanah ikut naik pamor............. tolong Mbak > Idaaaaaaaaaaaa infonya.Dhania Oktaviani > > Sama dong aku juga mo tau....karena sudah kasihan liat > nyokap teriak harga gas dan minyak naik terus...jatah > makan jadi berkurang nih....!!! info ditunggu... > wass,henie > > Mba Dhania & Henie, > > Sekedar info, briket cocoknya (efisiennya) untuk masak yang kontinyu, > karena sekali dihidupkan baranya bertahan lama. Contoh aplikasi : > masak air, dilanjutkan dengan masak air, lalu terakhir menggoreng telur, > sebelum akhirnya briket habis (menyusut). Briket juga lebih lama untuk > dinyalakan dibandingkan dengan arang batok kelapa. Yang punya warteg > mungkin cocok, tapi kalo mo masak indomi ... keburu pingsan deh. > Tapi itu dulu, mudah2an sekarang ada yang kompor briket yang smart. > Taufiq Taher" > ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB SMS di 0818-333582 ================================================================= Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Create your own customized LAUNCHcast Internet Radio station. Rate your favorite Artists, Albums, and Songs. Skip songs. Click here! http://us.click.yahoo.com/r4oloD/xA5HAA/kkyPAA/iPMolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB SMS di 0818-333582 ================================================================= Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/