-----Original Message-----
From: Soetantyo,Moechlas BI-ID-J
Sent:
Thursday, October 13, 2005 3:49 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: FW: [assunnah] >>Tanya : Kisah Tsa'alabah<<

 

 

 

-----Original Message-----
From: Hakim,Ary Lukmanul BI-ID-B
Sent: Thursday, October 13, 2005 1:30 PM
To: 'IsDN'; 'MS'; 'PII'
Subject: FW: [assunnah] >>Tanya : Kisah Tsa'alabah<<

 

 

-----Original Message-----
From: assunnah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent:
Thursday, October 13, 2005 11:52 AM
To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: Re: [assunnah] >>Tanya : Kisah Tsa'alabah<<

 

KISAH TSA'LABAH BIN HAATHIB AL ANSHARIY

Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

 

 

Hadist:

"Sedikit (harta) yang engkau tunaikan (kewajiban) syukurnya lebih baik dari banyak (harta) yang engkau tidak sanggup menunaikan (kewajiban syukurnya)."

 

Hadist diatas SANGAT LEMAH.

 

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Al Maawardiy dan Ibnu Sakan dan Ibnu Syaahin dan lain-lain sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Katsir di Tafsir-nya (2/374 didalam menafsirkan ayat 75 & 76 surat At Taubah) dan Al Hafidz Ibnu Hajar di kitabnya Al Ishaabah fi Tamyiz Ash Shahabah (juz 1 hal. 198) dan Ibnu Abdil Bar di kitabnya Al Isti'aab (juz 1 hal 200-201), dari jalan Mu'aan bin Rifa'ah, dari Ali bin Yazid, dari Qhasim bin Abdurrahman, dari Abu Umamah (ia berkata): Bahwa Tsa'labah bin Haathib Al Anzhariy pernah berkata: Ya Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar Ia memberikan rizki kepadaku berupa harta (yang banyak).

 

Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Sedikit (harta) yang engkau tunaikan (kewajiban) syukurnya lebih baik dari banyak (harta) yang engkau tidak sanggup menunaikan (kewajiban syukurnya)".

 

Kemudian ia menyebutkan hadist yang panjang tentang do'a Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Tsa'labah agar memperoleh harta yang banyak. Yang pada akhirnya Tsa'labah tidak mau mengeluarkan zakat. Kemudian turunlah firman Allah dalam surat At Taubah ayat 76. Dan didalam hadist itu diterangkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sampai mati tidak mau menerima zakatnya Tsa'labah. Demikian juga Abu Bakar dan Umar, dan dia mati pada zaman pemerintahan Utsman.

 

Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar di kitabnya Al Ishaabah fi Tamyiz Ash Shahabah (juz 1 hal.198) setelah meriwayatkan hadist diatas, " Jika sah hadist di atas, dan saya mengira bahwa hadist di atas tidak sah."

 

 

Saya berkata (Ustadz Abdul Hakim) : Sanad hadist ini sangat dla'if, didalamnya terdapat dua 'Illat (penyakit):

 

1. Mu'aan bin Rifa'ah As Salaamiy, seorang rawi yang lemah/dla'if didalam periwayatan hadist. Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar di Taqrib-nya, " Layyinul hadist katsirul irsaal (orang yang lemah hadistnya dan sering memursalkan hadist)."

2. Ali bin Yazid bin Abi Ziyad Al Alhaaniy Abu Abdul Malik Ad Dimasyqiy, Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar di Taqrib-nya "Dla'if."  Berkata Bukhari, "Munkarul hadist."  Berkata An Nasa'I, " Laisa bi tsiqatin (bukan orang yang tsiqah)."  Berkata Daruquthni, "Matruk."  Dan lain-lain. Mizaanul I'tidal juz 3 hal.161).

 

Saya berkata (Ustadz Abdul Hakim): Ditinjau dari jurusan matannya (isinya) hadist ini pun batil dari beberapa jurusan:

 

Pertama: Tsa'labah bin Haathib Al Anshariy seorang Shahabat yang ikut di dalam perang Badar. Sedangkan orang yang ikut perang Badar telah ditegaskan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan masuk neraka sebagaimana diterangkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di kitabnya Al Ishaabah fi Tamyiz Ash Shahabah juz 1 hal.198 dengan menurunkan sebuah hadist shahih.

 

Kedua: Tidak dijumpai seorang pun Shahabat yang tamak terhadap dunia, kikir dan tidak mau mengeluarkan zakat sebagaimana riwayat diatas apalagi dari seorang Shahabat yang pernah ikut didalam perang Badar.

 

Ketiga: Hadist dla'if diatas jelas-jelas telah menyalahi sirah (perjalanan) para Shahabat yang mulia yang telah mendapatkan keridlaan Rabbul 'Alamin.

 

Keempat:  Sebaliknya, mereka (para Shahabat) berlomba-lomba menginfakkan harta-harta mereka fi sabilillah.

 

Kelima:  Kebatilan dan kejanggalan hadist diatas akan bertambah jelas apabila kita melihat bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mau menerima taubatnya. Padahal Allah Azza wa Jalla Maha Pengampun dan Maha Menerima Taubat sebagaimana firman-Nya di banyak ayat di dalam Al Qur'an. Demikian juga sabda-sabda beliau shallallahu'alaihi wa sallam yang suci yang menjelaskan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Menerima Taubat hamba-hamba-Nya yang berdosa hatta si kafir dan si musyrik dan munafik. Mimbaabil aula (lebih utama lagi) dari seorang muslim yang berdosa hatta  dosa yang paling besar yaitu syirik, kalau dia bertaubat sebelum matinya, niscaya dia dapati bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Menerima Taubat.

 

 

.: disalin dari buku kecil : Kisah Tsa'labah dan Alqamah, Karangan Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat :.

 

 

 

 


 

 

Abu_faqih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Assalammu'alaikum warohmatullah wabarokatuh

saya mau bertanya kebenaran kisah tsa'labah beserta dalilnya ?

Wassalammu'alaikum warohmatullah wabarokatuh


Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.



=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio station advertising Satellite radio stations Cb radio base station
Weather radio station Christian radio station New age radio station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke