*FENOMENA KESURUPAN MASSAL, BIKIN MERINDING DAN SERAM.* Yang kesurupan ada yang berteriak-teriak, kejang-kejang, berbicara kacau dan mengaku sebagai pribadi lain dengan nama lain. Teman-temannya pun tidak kalah atraktif, ramai-ramai ikut serta dalam pertunjukan massal ini. Penyembuh datang dengan pakaian putih-putih ala Pangeran Diponegoro, komat-kamit plus air plus menarik napas dengan berat seakan-akan atlet angkat berat sedang mengangkat beban > 100 kg. Adegan ini direkam oleh media televisi dan sekaligus disiarkan secara nasional. Heboh! Dunia kedokteran internasional, khususnya psikiatri mengakui fenomena ini dan dituliskan dalam penuntun diagnosis psikiatri yang paling mutakhir ”Diagnostic and Statistical Mental Disorder” (DSM)-IV-Text Revision. Disebutkan keadaan ini sebagai trans pemilikan (possession trans), suatu perubahan tunggal atau episodik dalam keadaan kesadaran yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi dan biasanya dengan identitas baru. Hal ini dipengaruhi oleh suatu roh, kekuatan, dewa, atau orang lain. Seperti yang dibuktikan oleh perilaku atau gerakan tertentu dan ditentukan secara kultural yang dirasakan sebagai dikendalikan oleh agen pemilikan (possessing agent). Kemudian diikuti dengan keadaan lupa segala (amnesia penuh atau sebagian) terhadap kejadian tersebut juga tersisa kelelahan yang amat sangat. Trans pemilikan ini paling banyak dilaporkan dan diteliti di India. Tetapi DSM-IV-TR juga menuliskan fenomena lain yang berhimpitan dengan keadaan yang disebut trans disosiatif (dissociate=terpisah). Yakni keadaan terpisahnya antara pikiran, perasaan dan peritaku. Ciri trans disosiatif ini mirip tetapi tidak sama. Misalnya orang yang dalam serangan trans disosiatif tersebut kejang-kejang menggelepar, jatuh ke tanah, atau berbaring seakan mati. Seseorang juga biasanya menangis, berteriak, mengaduh, atau mengeluarkan caci maki semaunya, menjadi histeris, dan mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri atau memukul orang lain atau melemparkan barang-barang. Hal ini berlangsung tiba-tiba atau bertahap. Jadi lebih banyak fenomena yang bersifat gerak motorik.
Cara Membedakan Sebenarnya kalau kita semua sempat menyaksikan fenomena ini secara langsung di televisi, kita semua pasti teringat saat pembawa acara Dunia Lain, Harry Panca, mengalami kesurupan ini. Tiba-tiba dia terjatuh dan seperti tertidur. Sangat kentara perubahannya mendadak dan jauh lebih ”tenang”. lnilah yang disebut possession trans. Sedangkan kalau kita melihat fenomena kesurupan massal yang menyerang wanita-wanita muda di Tangerang, Bali dan tempat lain, kita semua bisa menyaksikan gerakan-gerakan motorik kasar yang muncul. Juga disertai teriakan-teriakan histeris, inilah yang disebut sebagai trans disosiatif. Dari wawancara dengan Harry Panca setelah adegan yang tidak direncanakan tersebut, nyata-nyata dia menyatakan mendadak kehilangan kesadaran dan setelah sadar yang tersisa hanya kelelahan dan amnesia (lupa segala). Dia merasa hanya mendadak seperti tertidur. Tetapi jika kita teliti lebih lanjut untuk yang mengalami trans disosiatif hampir semua menyatakan dan bisa bercerita proses yang terjadi. Misal: merasa didatangi makhluk besar, bersorban atau hitam menakutkan berkuku panjang dan seterusnya. Tetapi kendala yang terjadi di lapangan sungguh berbeda karena bertumpang-tindih. Awal mulanya ada seorang pelajar putri mengalami kesurupan, kemudian diikuti dengan kesurupan massal. Tentu agak membingungkan, mana yang asli mana yang palsu. Dari penelitian di Meksiko, memang menunjukkan hal yang menarik, bahwa yang paling banyak mengalami hal ini adalah wanita muda dengan rentang usia 12-45 tahun. Hampir semua yang mengalami trans disosiatif ini memiliki riwayat depresi, gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, agorafobia (takut keramaian) dan gangguan stres pascatrauma. Keadaan tumpang-tindih ini disebabkan pengaruh dari wanita pertama yang kesurupan yang disebut induksi massal. Mungkin orang pertama ini benar-benar kesurupan. Teman-temannya melihat langsung keadaan itu disertai kerapuhan dan ketakutan akan hantu-hantu yang didapat dari lingkungan sekitarnya termasuk televisi, maka yang lain pun ikut serta terinduksi dengan menunjukkan gejala-gejala trans. Jadilah kesurupan massal. Komplet. Cara Mengatasi Jika suatu saat keadaan ini muncul, ada seseorang remaja putri mengalami gejala trans, entah itu possession atau disosiatif, jangan panik. Segera angkut dan pisahkan dari kelompok remaja putri lainnya. Segera lakukan isolasi, supaya kabar dan cerita heboh ini tidak menginduksi remaja putri yang lain. Upayakan tidak ada hambatan pada jalan napasnya dan posisikan setengah duduk yang paling ideal. Possession trans yang asli lebih ”tenang” dan memiliki jangka waktu trans kurang dari 30 menit. Tunggu dan biarkan saja, ingin lebih mantap bisa ditambah doa-doa atau pijat-pijat. Jika kejadian ini terus berlanjut lebih dari 30 menit, panggil dokter Puskesmas terdekat, cukup disuntik penenang. Tetapi yang sulit bila justru keadaan ini memicu munculnya trans disosiatif juga pada penderita tersebut, biasanya diikuti dengan sambung- menyambung. Ini ditandai dengan jeritan histerik dan gerakan motorik kasar serta caci-maki semaunya. Apabila ini terjadi, bantuan obat tidur bisa membantu. Obat tidur yang murah dan beredar di pasaran secara bebas adalah obat antialergi CTM (Chlorpheniramine Makeate) 4 mg/tablet. Bisa diberikan 1-2 tablet digerus. Tetapi hati-hati, apabila penderita tidak kooperatif jangan dipaksa, karena bahaya aspirasi. Yakni masuknya air minum dan tablet tersebut ke saluran napas. Pengalaman Mengatasi Saat bertugas di Puskesmas, penulis pernah mengalami hal ini. Dari possession trans maupun trans disosiatif tidak ada satu pun yang bisa melawan suntikan obat penenang. Cepat, rapi dan aman. Kekuatan possession yang merasuki juga pergi begitu saja saat penderita kembali sadar dan saat reaksi obat penenang berkurang atau hilang. Pengalaman Masruri di Pati, yang kebetulan juga meminta urun rembug mengenai hal ini juga mendapatkan pengalaman yang sama. Saat ada serangan seperti ini di suatu sekolah di daerah tersebut, kemudian dengan cepat dan segera remaja putri yang mengalami hal ini dipisahkan dan diisolasi ke ruangan tersendiri. Hal ini menyelamatkan remaja putri yang lain. Sehingga tidak ada serangan massal kesurupan di sekolah tersebut. Dan remaja putri tersebut dengan segera kembali tersadar tanpa adanya induksi ulang dari lingkungan dan remaja putri lainnya yang ikut kesurupan. Sehingga tidak terjadi serangan sambung-menyambung dengan keadaan trans disosiatif. ** (Dr. Arya Hasanudin, SH, SpKJ/World Federation of Societies of Biological Psychiatry-12) ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582. ================================================================= Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/