AYAT KURSI

 

ayat ini sangat istimewa,

 

diberi nama sendiri,

 

yaitu ayat kursi,

 

tak ada ayat-ayat lain yang diberi nama ini

 

Ada yang melambangkan kursi sebagai simbol KEKUASAAN,

 

Ada yang mengatakan kursi sebagai SINGGASANA,

 

Alloh, Tiada Tuhan melainkan DIA,

 

Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur,

 

yang tidak mengantuk dan tidak tidur.

 

Segala yang ada dilangit dan dibumi adalah kepunyaanNya,

 

Hujan kepunyaanNya,

 

Petir kepunyaanNya,

 

Sumber Air kepunyaanNya,

 

Kekayaan Bumi kepunyaanNya,

 

tubuh jasmani ini kepunyaanNya,

 

pikiran, perkataan, angan-angan adalah kepunyaanNya

 

Siapakah yang dapat memberikan pembelaan tanpa izinNya ?

 

Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi

 

Maka manakah perbuatanmu yang dapat kau sembunyikan ??

 

sedangkan mereka tidak mengetahui sedikitpun seperti ilmuNya,

 

kecuali apa yang dikehendakiNya.

 

Maka biarkanlah kehendakNya berjalan atasmu,

 

maka ilmuNya akan mengalir melalui kamu,

 

KekuatanNya meliputi langit dan Bumi.

 

Kekuatan mana yang akan sanggup menahanNya,

 

Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.

 

Dia Maha Tinggi dan Maha Agung.

 

Sungguh,

 

satu ayat yang tidak ada duanya.

 

Pemegang kekuasaan langit dan bumi,

 

Maka siapakah yang tidak tunduk padaNya ???

 

Mungkin engkau pernah mendengar akan hal ini ???,

 

he..he..he....

 

aku jadi ingat ketika dulu...dulu sekali,

 

awal di SMP,

 

salah seorang temanku mengatakan padaku,

 

"Kalau kamu ingin tubuhmu kebal, kebal dari segala macam,

 

maka bacalah ayat kursi ini 40 x selama 40 hari 40 malam"

 

Cita-cita jadi Superman, menjadikanku bersemangat,

 

Kubaca ayat kursi itu,

 

eh...belum sampai 40 hari, masih satu minggu,

 

tiba-tiba timbul pikiran sekilas.......

 

Nabi Muhammad khok tubuhnya ndak kebal senjata yaa.....

 

Ketika disuatu pertempuran, beliau juga pernah terluka,

 

Ketika di kota Thoif beliau berdakwah,

 

Penduduk kota melemparinya dengan batu,

 

Tubuh beliau berdarah,

 

Khok ndak kebal ya.......

 

bacaan kuhentikan,

 

tapi keuntungan sudah kuperoleh,

 

Aku sudah hafal ayat kursi....

 

he..he...he......

 

waktu itu cukuplah sudah bagiku.

 

Maka beberapa tahun kemudian,

 

ketika ilmu ini kuperoleh,

 

aku jadi teringat pada orang-orang yang menyandarkan KEBENARAN pada
KEAJAIBAN.

 

Begitu keajaiban tidak mampu menolong mereka,

 

Maka patahlah ia,

 

Semangat hilang,

 

dianggap kebenaranpun sudah tidak ada lagi.

 

he...he...he....

 

Aku jadi teringat perkataan Imam Ghozali,

 

"Ciri-ciri orang yang beruntung adalah,

 

semakin tinggi ilmu seseorang itu,

 

maka semakin tawadhu`lah ia,

 

sebagaimana padi,

 

semakin berisi,

 

semakin menunduklah ia....."

 

Kulihat diriku sendiri.....

 

aku tersenyum kecut......

 

ciri-ciri itu tak ada dalam diriku,

 

semakin banyak ilmu yang kuperoleh,

 

kadar kesombongan diri semakin meningkat,

 

Nabi Muhammad yang ingin kucontoh mengingatkanku,

 

akan kehidupan beliau yang biasa-biasa saja.

 

Tidak tampak sebagai orang SAKTI,

 

Tidak tampak keajaiban yang berlebihan,

 

maka sedikit tahulah aku,

 

bahwa sungguh-sungguh sangat sulit menjaga KEWAJARAN,

 

Muhammad mengatakan,

 

"Aku adalah manusia biasa"

 

Maka sedikit tahulah aku,

 

bahwa yang teristimewa dari beliau adalah masalah akhlak yang sempurna.

 

Maksumnya beliau bukan berarti beliau tidak pernah bersalah,

 

melainkan terjaganya beliau dari kesalahan-kesalahan yang akan dibuatnya.

 

Maka...kemanakah kita akan menyandarkan KEBENARAN ???

 

Apakah tetap pada KEAJAIBAN ??

 

Ataukah pada AKHLAK yang Kamilah.?????

 

Ketika aku melihat orang berjalan di atas air,

 

maka akan kuganggu dia....

 

he..he..he....

 

dan kalau dia marah,

 

akan kutinggalkan dia,

 

cukup sudah,

 

ilmumu baru di situ.

 

ketika ada orang bicara,

 

meluncurlah dalil-dalil,

 

ayat-ayat Qur`an, keterangan-keterangan penuh logika,

 

tapi akan kulihat,

 

apakah perilakunya,

 

sesuai dengan apa yang diomongkannya,

 

kalau tidak,

 

akan kutinggalkan dia,

 

sampailah aku dalam satu pemahaman,

 

bahwa tiap-tiap orang,

 

pastilah ada sisi-sisi yang bisa dicontoh,

 

dan pastilah ada sisi-sisi yang tidak bisa di contoh.

 

Maka setelah itu,

 

barulah aku belajar untuk mengambil emas dari dalam lumpur,

 

kata Imam Ghozali,

 

Memilih berlian diantara butiran pasir,

 

Mengambil mutiara dari dalam lautan.

 

atau....

 

mengambil Mestika diantara barang-barang yang tak berguna.

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke