Lupus Eritematosus Sistemik

 

DEFINISI

Lupus Eritematosus Sistemik (Lupus Eritematosus Disseminata, Lupus) adalah
suatu penyakit autoimun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa
menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, persendian dan organ dalam. 

 

Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang
berbeda. Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai
penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis
antibodi yang muncul dan organ yang terkena. 

 

PENYEBAB

Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan
tubuh dalam melawan infeksi. 

Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini
berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel
tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan
tubuh, sehingga terjadi penyakit menahun. 

Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya
dimengerti. 

 

Penyebab dari lupus tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor
lingkungan dan keturunan. 

Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus: 

 

Infeksi

Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin) Sinar ultraviolet Stres
yang berlebihan Obat-obatan tertentu Hormon. 

 

Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen
penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari
kromosom 1. 

Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara
kandung) yang telah maupun akan menderita lupus. 

Statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang
akan menderita penyakit ini. 

 

Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita
oleh pria. 

Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun
10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita. 

 

Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering
menyerang wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum
menstruasi dan/atau selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon
(terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya penyakit ini. 

Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian
pada wanita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui. 

 

Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokainamid dan
beta-bloker) dapat menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang
bila pemakaian obat dihentikan. 

 

GEJALA

Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada
penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang tidak
diketahui) menentukan gejala mana yang akan berkembang. Karena itu, gejala
dan beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita. 

 

Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai
penyakit yang berat. 

Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas
gejala (remisi) dan masa kekambuhan (eksaserbasi). 

Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di kemudian
hari akan melibatkan organ lainnya. 

 

Otot dan kerangka tubuh

Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan kebanyakan
menderita artritis. Persendian yang sering terkena adalah persendian pada
jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lutut. 

Kematian jaringan pada tulang panggul dan bahu sering merupakan penyebab
dari nyeri di daerah tersebut. 

 

Kulit

Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan pangkal
hidung. Ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena sinar matahari.


Ruam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar oleh
sinar matahari. 

 

Ginjal

Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di dalam
sel-sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus (peradangan
ginjal yang menetap). 

Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu menjalani
dialisa atau pencangkokkan ginjal. 

 

Sistem saraf

Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering
ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa
terjadi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf. 

Kejang, psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa
kelainan sistem saraf yang bisa terjadi. 

 

Darah

Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus. 

Bisa terbentuk bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa
menyebabkan stroke dan emboli paru. 

Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan faktor
pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti. 

Seringkali terjadi anemia akibat penyakit menahun. 

 

Jantung

Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis,
endokarditis maupun miokarditis. 

Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan tersebut. 

 

Paru-paru

Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi pleura
(penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya). 

Akibat dari keadaan tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas. 

 

Gejala dari penyakit lupus: 

- demam

- lelah

- merasa tidak enak badan

- penurunan berat badan

- ruam kulit

- ruam kupu-kupu

- ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari

- sensitif terhadap sinar matahari

- pembengkakan dan nyeri persendian

- pembengkakan kelenjar

- nyeri otot

- mual dan muntah

- nyeri dada pleuritik

- kejang

- psikosa. 

 

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: 

- hematuria (air kemih mengandung darah)

- batuk darah

- mimisan

- gangguan menelan

- bercak kulit

- bintik merah di kulit

- perubahan warna jari tangan bila ditekan

- mati rasa dan kesemutan

- luka di mulut

- kerontokan rambut

- nyeri perut

- gangguan penglihatan. 

 

DIAGNOSA

Diagnosis lupus ditegakkan berdasarkan ditemukannya 4 dari 11 gejala lupus
yang khas, yaitu: 

 

Ruam kupu-kupu pada wajah (pipi dan pangkal hidung) Ruam pada kulit Luka
pada mulut (biasanya tidak menimbulkan nyeri) Cairan di sekitar paru-paru,
jantung, dan organ lainnya Artritis (artritis non-erosif yang melibatkan 2
atau beberapa sendi perifer, dimana tulang di sekitar persendian tidak
mengalami kerusakan) Kelainan fungsi ginjal

- kadar protein dalam air kemih >0,5 mg/hari atau +++

- adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel darah
merah/putih maupuan sel tubulus ginjal Fotosensitivitas (peka terhadap sinar
matahari, menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit)
Kelainan fungsi saraf atau otak (kejang atau psikosa) Hasil pemeriksaan
darah positif untuk antibodi antinuklear Kelainan imunologis (hasil positif
pada tes anti-DNA rantai ganda, tes anti-Sm, tes antibodi antifosfolipid;
hasil positif palsu untuk tes sifilis) Kelainan darah

- Anemia hemolitik atau

- Leukopenia (jumlah leukosit <4000 sel/mm³) atau

- Limfopenia (jumlah limfosit < 1500 sel/mm³) atau

- Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm³). 

Pemeriksaan untuk menentukan adanya penyakit ini bervariasi, diantaranya: 

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear, yang
terdapat pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini juga juga
bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena itu jika menemukan antibodi
antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan untuk antibodi terhadap DNA
rantai ganda. Kadar yang tinggi dari kedua antibodi ini hampir spesifik
untuk lupus, tapi tidak semua penderita lupus memiliki antibodi ini. 

Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar komplemen (protein yang berperan
dalam sistem kekebalan) dan untuk menemukan antibodi lainnya, mungkin perlu
dilakukan untuk memperkirakan aktivitas dan lamanya penyakit. 

 

Ruam kulit atau lesi yang khas

Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis Pemeriksaan dada dengan
bantuan stetoskop menunjukkan adanya gesekan pleura atau jantung Analisa air
kemih menunjukkan adanya darah atau protein Hitung jenis darah menunjukkan
adanya penurunan beberapa jenis sel darah Biopsi ginjal Pemeriksaan saraf. 

 

PENGOBATAN

Jika gejala lupus disebabkan karena obat, maka menghentikan penggunaan obat
bisa menyembuhkannya, walaupun diperlukan waktu berbulan-bulan. 

 

Penyakit yang ringan (ruam, sakit kepala, demam, artritis, pleuritis,
perikarditis) hanya memerlukan sedikit pengobatan. 

Untuk mengatasi artritis dan pleurisi diberikan obat anti peradangan
non-steroid. 

Untuk mengatasi ruam kulit digunakan krim kortikosteroid. 

Untuk gejala kulit dan artritis kadang digunakan obat anti malaria
(hydroxycloroquine). 

Jika penderita sangat sensitif terhadap sinar matahari, sebaiknya pada saat
bepergian menggunakan tabir surya, pakaian panjang ataupun kacamata. 

 

Penyakit yang berat atau membahayakan jiwa penderitanya (anemia hemolitik,
penyakit jantung atau paru yang meluas, penyakit ginjal, penyakit sistem
saraf pusat) seringkali perlu ditangani oleh ahlinya. 

Untuk mengendalikan berbagai manifestasi dari penyakit yang berat mungkin
bisa diberikan kortikosteroid atau obat penekan sistem kekebalan. 

Beberapa ahli memberikan obat sitotoksik (obat yang menghambat pertumbuhan
sel) pada penderita yang tidak memberikan respon yang baik terhadap
kortikosteroid atau yang tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi. 

 

PROGNOSIS 

 

Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik,
banyak penderita yang menunjukkan penyakit yang ringan. 

Wanita penderita lupus yang hamil dapat bertahan dengan aman sampai
melahirkan bayi yang normal, tidak ditemukan penyakit ginjal ataupun jantung
yang berat dan penyakitnya dapat dikendalikan. 

 

Angka harapan hidup 10 tahun meningkat sampai 85%. 

Prognosis yang paling buruk ditemukan pada penderita yang mengalami kelainan
otak, paru-paru, jantung dan ginjal yang berat. 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke