Balada Cinta Motor Tua

Oleh Yon's Revolta

 

Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang suami ketika melihat istrinya
tersenyum. Suami yang baik, tentu akan berusaha dengan sekuat tenaga asalkan
bisa membuat senang  hati istrinya, membuat istrinya tersenyum. Tetapi,
bagaimana jika permintaan istri terlampau sulit untuk dipenuhi. Jawabnya,
yang penting berusaha dulu, diawali dengan sebuah niat. Kemudian pelan-pelan
berusaha mewujudkan permintaan sang istri. Seperti kejadian yang dialami
oleh seorang Ustadz bergelar Lc dari LIPIA Jakarta di kota saya.

"Abi, aku pingin dibonceng pake motor".  Begitu  permintaan istrinya.

Bagi suami yang mahir dan punya kendaraan bermotor sendiri, tentu mewujudkan
hal itu mudah saja. Tak jadi soal. Tapi bagaimana jika suami tak punya motor
dan belum bisa juga mengendarai sepeda motor. Sungguh, sebuah tantangan yang
berat, permintaan itu tak mudah untuk segera terwujudkan. Sang ustadz sadar
betul atas kekurangan dirinya, dalam waktu dekat, belum bisa memenuhi
permintaan istrinya. Tetapi dalam diam, betekad  kuat agar bisa memiliki
motor dan membocengkan istrinya. Sungguh, sebuah romantika tersendiri ketika
impian itu benar-benar terwujudkan.

 

Diam-diam dikumpulkanlah uang. Mulai dari jeruh payahnya berjualan majalah,
mengajar, sampai membantu menyadarkan orang yang kesurupan jin (ru'yah).
Harapannya hanya satu, bisa membeli sebuah motor.  Selang beberapa waktu,
ternyata kerja kerasnya tak sia-sia, pada akhirnya bisa juga membeli sebuah
motor bebek tua warna hijau. Motor itu menjadi saksi atas ketulusan dan
kecintaannya kepada sang istri. Seseorang yang telah menjadi bagian penting
dalam hidupnya. Namun, masalahnya sekarang, bagaimana cara mengendarainya..?

Duh, sang ustdaz masih harus berjuang lagi.

 

Berlatihlah ia mengendarai sepeda motor. Tentunya dengan tertatih-tatih
pula. Hambatan terbesar sang ustadz adalah,  belum bisa belok kanan. Kalau
mau belok kiri, lancar-lancar saja, tapi giliran mau belok kanan, susahnya
minta ampun. Nah, dari cerita seorang teman, sang ustadz bisa belok kanan
karena terpaksa, karena dikejar anjing yang memaksanya belok kanan. Terang
saja, cerita teman itu membuat saya terpingkal-pingkal mendengarnya,
tentunya juga bercampur keharuan yang dalam. Tetapi, jalan itu yang kemudian
lambat laun bisa membuatnya lancar naik motor.

 

Sampai disini, saya belum mendengar lagi kisah sang ustadz. Pastinya,
harapan sang istri untuk bisa dibonceng motor suaminya kesampaian juga.
Sungguh, tak terbayangkan bagaimana kebahagiaan di dalam hati sang ustadz
karena pada akhirnya bisa memenuhi permintaan istrinya. Jika dulu hanya bisa
mengendarai sepeda mini untuk mengantarkan anak-anaknya yang juga sepeda itu
dipakai istrinya. Kini, sang ustadz bisa bermesraan dengan  berboncengan
bersama istrinya. Romantis sekali yah....

 

Sebab dari cinta

Semula yang agaknya susah menjadi mudah

Begitulah cinta menemukan bentuknya...

 

Bagi para suami, memahami perasaan dan kemauan istri itu penting sekali.
Seperti pada kasus sang ustadz tadi. Sebenarnya, permintaan sang istri tidak
langsung diutarakan kepada suaminya. Permintaan itu muncul ketika sang istri
mengikuti pelatihan "Keluarga Bahagia", saat mengikuti pelatihan itu, sang
trainer menyuruh peserta untuk menuliskan impian-impiannya. Banyak diantara
ibu-ibu yang ingin punya rumah sendiri  yang besar, tidak ngontrak lagi
ingin suaminya punya penghasilan tetap dll. Tapi, istri sang ustadz mintanya
itu tadi "Dibonceng motor". Agak aneh, tapi itulah yang terjadi. 

 

Nah, bagi para suami, sebagai penghormatan kepada istri, sesekali berikanlah
kado cinta untuk sang istri. Apapun bentuknya, agar bunga-bunga cinta
kembali mekar melalui senyum manisnya. Jika belum bisa melakukannya, berniat
dan berusahalah. Jika belum juga bisa, sekedar SMS pun bisa sungguh
bermakna,  ucapkanlah "Aku Cinta Kamu" pada istrimu. Terlihat gombal tapi
perlu. Jika sudah begitu, serasa dunia milik berdua. Duh..indahnya..

 

Purwokerto, pertengahan Januari 2007.

 

Sebuah kado cinta untuk para lajanger

Semoga lekas menggenapkan separuh diennya

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke