Mengintip Si Raja Rimba Gunung Salak

  

 

 


 

 


 

Hobi bertualang memang mengasyikkan. Selain menjelajahi alam liar, kita
sekaligus dapat mengintip perilaku satwa liar yang menghuni wilayah
tersebut. Hasilnya, bukan hanya decak kagum tetapi jantung pun dapat berpacu
lebih kencang. Petualangan memburu foto macan tutul di kawasan hutan Gunung
Salak, Bogor, Jawa Barat adalah salah satu contoh.  

Hutan Gunung Salak termasuk tempat tinggal alami yang masih tersisa di Pulau
Jawa bagi puluhan jenis satwa unik, diantaranya tak dapat ditemukan di
daerah lain alias endemik. Sebut saja, macan tutul jawa (Panthera pardus
melas), owa jawa (Hylobates moloch), elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan
lainnya.

Dari sekian banyak satwa, macan tutul merupakan satwa yang menarik. Sebagai
top predator di hutan, ia memiliki peranan penting dalam ekosistem yang
rumit. Salah satunya sebagai pengendali populasi suatu spesies tertentu yang
akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem. Itu sebabnya, usai pertama
kali berjumpa sang macan, saya semakin giat menjelajahi hutan dan menyusuri
wilayah kerja. 

Perjumpaan saya dengan sang raja rimba bisa dikatakan sebuah kebetulan.
Namun justru dari situlah, rasa penasaran selalu meletup kala terembus
kabar: sang macan menampakkan diri. Saya hanya ingin mengambil gambar tanpa
ber-maksud mengganggu kehidupannya. Kala senggang, saya selalu menyempatkan
diri menjelajahi tutupan hutan di sekeliling wilayah kerja.  

Di atas Kepala

Pernah suatu kali, ketika saya sedang beristirahat di mess karyawan, rekan
saya mengontak saya. "Cepat ke Awi 13, di dekat situ ada macan yang lagi
nongkrong," ujarnya, tergesa-gesa. Tanpa dikomando, saya segera pergi seraya
menyambar kamera kesayangan. Tiba di lokasi yang dimaksud, saya segera
menyisir daerah tersebut. Saya perhatikan dengan seksama tiap jengkal
rerimbunan dekat pipa uap gas. Hasilnya, tetap nihil. 

"Sial," umpat saya, kecewa. Di atas pipa, tidak ada. Di pojokan pipa di
dekat tanjakan tersebut juga tidak ada,  biasanya si macan nongkrong di
sini. Tiba-tiba, rekan saya datang menghampiri. Ia rupanya keheranan melihat
saya kebingungan seperti mencari sesuatu. Sambil berjalan menuruni bukit
kecil di bawah pipa, saya melangkah turun. 

"Zack, itu di atas kamu!" teriaknya panik sambil masuk ke dalam mobilnya
meninggalkan saya sendiri. Saya melirik arah yang ia tunjuk. Alamak! Sang
kucing besar itu tengah menatap saya. Selama beberapa detik, kami pun saling
menatap. Lidah saya kelu, lutut saya pun gemetar. Keringat dingin segara
membasahi pakaian. Yang saya kira daun kering yang menempel di atas pipa itu
ternyata buntut dari macan tutul! 

Lantaran penasaran, begitu sampai di tepian jalan aspal saya kembali
terbersit untuk mengintip tingkah laku dari predator nomor satu di Gunung
Salak ini. Ajaib! Dia belum bergerak dari posisinya. Dengan membaca doa,
saya pun mengarahkan lensa kamera. Meski lutut dan tangan masih sedikit
gemetar, saya terus membidikkan lensa kamera kesayangan saya. Saya pun asyik
mengabadikan gambarnya. Wow!

Sebetulnya petualangan hutan di wilayah kerja Chevron Geothermal Salak, Ltd.
telah digelar sejak beberapa tahun silam. Sahabat Burung Indonesia,
organisasi pecinta burung yang menginduk kepada BirdLife Indonesia,
memulainya dengan menggelar birdwatching. Paling tidak, terdapat sekitar
20-an orang yang mengikuti kegiatan menarik ini. Mereka berkemah di tepi
sungai dan menjelajah rimba di pagi hari untuk mengamati burung-burung.

Berdasarkan catatan pengamatan mereka, burung-burung cantik, seperti
srigunting kelabu (Dicrurus leucophaeus), opior jawa (Lophozosterops
javanicus), sepah gunung (Pericrocotus miniatus), walet palem (Cypsiurus
balasiensis) dan lainya. Puas mengamati burung, para peserta dipersilakan
berwisata panas bumi. Dalam kegiatan ini, mereka dapat mempelajari cara
kerja perusahaan Chevron memanfaatkan uap dari panas bumi yang terdapat di
dalam perut planet kita untuk diubah menjadi tenaga listrik.  

Penulis:Iwan Nurzakwan, 
Fotografer amatir bekerja untuk Chevron Geothermal Salak, Ltd.





 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke