Ultah ratu dan pesta rombeng
(Yos-Belanda)
 
Di akhir bulan april musim semi di negeri kincir angin masih mengikuti
pepatah"april,ze doet wat ze wilt".Bisa dibilang cuaca berjalan semaunya
sendiri. Kadang cuacanya bagus dihiasi sinar matahari, namun bisa cepat
berubah menjadi mendung, hujan rintik - rintik diiringi desusan hawa dingin
yang menggelitik pori-pori.

Saat ini suhu berkisar antara 5 hingga 10 derajat celsius. Hari Sabtu pukul
13.00 saya sudah nggak sabar untuk ikutan uyel-uyelan di centrum Almere,
pusat kota yang jaraknya hanya sepuluh menit dari tempat tinggal. Saya boleh
bangga tinggal di Almere, karena disaat ini kota termuda di Belanda ini
sedang hot mengisi news. Ratu Beatrix berkunjung ke kota ini untuk merayakan
ultah bersama masyarakat Almere. Plus di tahun ini, juara kedua  acara
pencari bakat olah suara idol, juga dimenangkan oleh kota Almere. Menambah
kota ini menjadi pusat perhatian. Ah, bolehlah saya ikutan bangga.
Popularitas kota termuda ini sedang naik daun.

Ultah ratu biasanya dirayakan tepat tanggal 30 April, namun karena jatuhnya
dihari Minggu, maka dirayakan pada hari Sabtu. Seperti acara -acara
sebelumnya, ratu Beatrix mengadakan kunjungan ke dua kota.Kalau dilihat dari
sejarahnya, 30 April sebenarnya bukan ultahnya ratu Beatrix.Karena dia
dilahirkan pada tanggal 31 januari.Justru tanggal tersebut ultahnya sang
ibunda, ratu Juliana. Namun pada saat serah terima mahkota kekuasaan  dan
penobatan Ratu Beatrix pada tahun 1980, dalam pidatonya beliau
mengucapkan,"Lieve moeder, vandaag is uw geboortedag.Uit diepe, diepe
dankbaarheid voor alles wat wij van u ontvangen, zal deze dag ook in de
toekomst- verbonden blijven met uw wijsheid,uw medeleven,uw moeder
liefde.Want deze dag zal blijven koningennedag!" (Ibunda yang tersayang,
hari ini adalah hari kelahiranmu.Sebagai rasa terima kasih dari lubuk hati
yang paling-paling dalam, atas segalanya yang telah kami terima darimu, hari
ini dimasa depan tetap berkaitan dengan kebijaksanaanmu, kasih sayangmu, dan
keibuanmu. Karena hari ini akan tetap menjadi hari kelahiran ratu).

Hanya saja ada protokol kerajaan yang diubah. Jika biasanya keluarga Ratu
Juliana merayakan ultah di istana Soesdijk, yang biasanya dibarengi hadirnya
anggota masyarakat yang meletakkan bunga sebagai ucapan selamat didepan
istana,kini berubah.Ratu Beatrix justru datang ke rakyat untuk merayarakan
ultah bersama masyarakat.Ratu dan keluarga kerajaan datang dan memberikan
jabat tangan dan menikmati segala atraksi bersama rakyat.Bisa dilihat
semaraknya masyarakat yang menyambut ultah ratu dengan warna oranye, sebagai
warna yang diambil dari nama belakang sang ratu.

Sebenarnya hari Sabtu siang saya capek habis dinas malam.Dan istri juga
harus berangkat kerja jam 14.00.Di rumah bersama si kecil yang matanya melek
lebar,nggak bakalan mau tidur.Karena cuacanya sudah lumayan bagus, karena
sebelumnya mendung dan rintik-rintik, saya siapkan kinder wagen(kereta
bayi),pampers,susu,tissu basah dan payung menuju centrum kota, dengan naik
kereta api.Ramainya bukan main.Bagaikan lautan manusia yang dipenuhi warna
oranye.Suara musik yang mengalun dari berbagai arah, ditambah semaraknya
berbagai atraksi, permainan,bazar,sport membuat kota benar-benar hidup
mengalahkan suhu 10 derajat celsius yang masih terasa dingin dikulit.Ketika
saya datang, ratu Beatrix dan keluarga kerajaan sudah pergi. Sayang. Dan
seandainya saya datang bertepatan dengan acara kehadiran beliau, mungkin
saya sukar menembus berjubelnya manusia tersebut karena saya direpotkan
dengan bayi. Well, nggak apalah. Keramaian sedikit berkurang dan
menguntungkan saya untuk bergerak. Toh saya sudah pernah melihat beliau di
istana de Dam Amstedam saat melaksanakan acara kenegaraan. Namun acara
perayaan ultah toh sangat lain, dia hadir bersama keluarga dalam acara yang
dikemas rileks dan akrap antara ratu beserta keluarga kerajaan dengan
masyarakat.

Suasana unik acara koningennedag(ultah ratu),bukan hanya model perayaan yang
dilakukan akrap dengan rakyat, melainkan de vrijmarkt/rommelsmarkt/aksi jual
beli barang second hand.Dilakukan secara unik, diseluruh wilayah
Belanda.Warga yang ingin menjual barang rommel(second hand) sudah memesan
tempat terlebih dahulu.Bebas, tanpa ijin.Hanya tinggal menuju jalan,
emperan, halaman tempat berlangsungnya vrijmarkt dan memberi tanda dengan
kapur atau dengan kertas.Setelah bertahun-tahun tinggal di Belanda akhirnya
saya memahami dan mengerti bagaimana cara berpikir orang Belanda dalam hal
penghematan, dan segala hal yang berkaitan dengan barang second hand.Dilihat
dari kelayakannya, barang rommel tergolong layak pakai, dan harganya jauh
lebih murah sekali.Kalau kita beli setrika, dan setelah satu minggu kita
jual ke orang lain jangan harap dapat uang 50% dari harga beli, harganya
sudah jatuh sekali. Dan orang Belanda agan sangat hemat dengan
barang-barangnya, karena kalau sudah tidak diperlukan lagi masih bisa dijual
dan mendapatkan keuntungan walaupun dengan jumlah yang kecil.

Tak heran dari anak-anak hingga orang dewasa pada asyik berdiri menjajakan
barang-barang rommel tanpa perasaan malu.Justru nampak sangat menikmati
sekali,sebagai bagian dari tradisi perayaan koningennedag.Kalau dilihat,
para penjual barang-barang rommel ini bisa dikategorikan menjadi tiga
golongan.
 
1.Mencari keuntungan murni
Kelompok ini berjualan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.Dan kalau
barangnya nggak laku dijual,mereka akan bawa pulang kembali dan ditahun yang
akan datang jual lagi.Tetangga saya, wanita bule dengan bangganya memajang
baju-baju anak-anaknya yang sudah tidak dipakai lagi.Karena dia tergolong
suka mengkoleksi dan rajin merawat baju tersebut, tak heran dia bisa
mengantongi uang lebih dari 150 euro(1euro=1,20 dolar amerika).Baju yang
nggak terjual disimpannya lagi.
 
2.Stimulasi
Kelompok ini tidak monoton memikirkan keuntungan.Kelompok ini asyik
berjualan,ibara hobby.Dilakukan orang dewasa atau anak.Agar anak-anak
memahami seluk- beluk jual beli.Mereka berjualan bareng atau juga anaknya
berjualan sendiri.Yang dijual serba-serbi.Mulai baju,mainan anak,boneka,vas
bunga dll, dan harganya kadang hingga 10 cent.Bayangkan, dia harus menjual
10 artikelen agar dapat uang 1 euro yang sepadan dengan harga kentang goreng
satu bungkus.Saya kadang ngelus dada melihat orang dewasa menjual bukunya
seharga 15 cent.Kok sabar- sabarnya mengumpulkan uang sekecil itu.
 
3.Kepuasan
Mereka berjualan karena mendapatkan kepuasan dari acara
tersebut.Semboyannya"laku sukur,nggak laku ya sukur."Nggak heran diakhir
acara, jika barang-barangnya nggak terjual ya ditinggalkan saja, nggak usah
dibawa pulang.Dan dibersihkan oleh petugas cleaning service.Ibaratnya
membersihkan rumah dari barang -barang yang nggak diperlukan.Dan banyak juga
orang berlalu lalang ngorak-arik  barang terbuang tersebut.Gratisan!!
 
Ada sisi menarik yang perlu dicermati dari kebiasaan tersebut yang
menyangkut penghematan, dan membelanjakan uang secara efektif untuk
mendapatkan barang -barang kebutuhan.Kalau ada yang bilang bule irit atau
pelit, itu mungkin karena cara membelanjakan uang yang cukup perhitungan
dibanding kita.Dan kebiasaan ini tidak salah. Tahun kemarin, saya habis
banyak mengeluarkan uang untuk membeli peralatan kamar bayi(bed,lemari,meja
pembersih pampers) dan kinder wagen.Semuanya baru.Namun istri saya
mendapatkan pakaian bayi yang jumlahnya banyak,alat mainan anak,bak mandi
semuanya second hand yang harganya nggak sampai 1 euro per buah.Bahkan baju
bayi yang harganya cuma 30 cent(irit banget,ya!!!).Pertimbangannya, semuanya
bersifat sementara dan tidak selamanyadipergunakan. Bayi cepet tumbuh,
setelah 3 minggu memerlukan baju yang berukuran lebih besar lagi(bandingkan
dengan kinder wagen yang untuk beberapa tahun).

Jadi jangan salah, barang second banyak juga dipakai orang sini.Saya
sebetulnya nggak kepikiran kalau orang sini mikirnya sampai njelimet seperti
itu.Saya orangnya nggak mau repot.Kalau saya beli barang baru, barang lama
dikasihkan orang, kalau nggak ada yang mau ya dibuang.Baju tinggal
dimasukkan ke tempat penampungan baju. Ternyata pemikiran yang nggak terlalu
memusingkan barang bekas bukan saya saja.Kebanyakan bagi kultur Indonesia
juga dipandang kurang bergengsi.Tak heran mata saya nggak menemukan orang
Indonesia menjual barang-barang rommelnya disini.Dan istri saya punya
planning, agar  anak kita beberapa tahun lagi ikutan nongkrong menjual
barang -barang rommel diacara koningennedag. 

Semoga cerita ringan ini ada manfaatnya.Groetjes uit holland

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke