Anda pasti punya kegemaran yang biasanya dilakukan pada waktu senggang, entah itu memelihara unggas, berkebun, main piano, menulis puisi, olahraga, atau seperti teman saya hobinya murah meriah: tidur (hehe).
Ada orang yang hobinya mengoleksi barang yang disukai, tentu ini memerlukan biaya tidak sedikit kalau barang yang dikoleksi tak sekadar komik atau prangko, tetapi mobil mewah, motor besar dan benda-benda bernilai seni seperti lukisan. Sembilan tahun lalu, Tong Djoe (81), tertawa kecil ketika ditanya wartawan harga mobil Bentley koleksinya. "Waaaah, jangan tanya begitulah. Saya beli mobil ini bukan karena gengsi. Yaaa, sekadar hobi saja," kata usahawan Indonesia yang mengembangkan bisnis di Singapura itu. Tong, akhirnya menyebut angka Rp 1,6 milyar. Baginya, naik mobil mewah kerap mengayun perasaan. "Membuat saya teringat masa susah dan senang. Selalu membuat saya membumi," ujarnya. Tak semewah Tong yang juga mengoleksi keramik indah, patung, dan jade, George W Bush memilih hobi lari. Target hariannya: lari satu mil dalam tujuh menit. Olahraga lari telah dilakukan Bush selama lebih dari tiga dekade, dan latihan ini membantunya keluar dari kebiasaan minum alkohol 18 tahun lalu. Hobi yang positif! Nah, kalau hobi tokoh yang satu ini agak-agak "negatif" ya, mantan Presiden Argentina Carlos Saul Menem dalam otobiografinya "Universes of My Time" mengaku punya tiga hobi: tinju, motor dan bersenang-senang dengan perempuan. Rupanya, di tengah sibuknya memimpin negara, Menem selalu menyempatkan diri menggoda dan tergoda dengan wanita. Kalau saja anaknya, Carlitos, tidak tewas tahun 1995, Menem mengaku akan terus mengencani perempuan-perempuan selain istrinya. Wah .. Beruntung, Presiden SBY memiliki hobi yang lebih santun ketimbang Menem. Selain menyanyi dan bermusik, ia gemar menulis puisi, salah satunya berjudul "Kangen", yang saya kutip dari biografinya (halaman 904), berikut ini: Rindunya hatiku padamu, Kekasih tambatan jiwa di seberang sana. Bolehkah kutitipkan salam lewat burung kenari yang terus bernyanyi. Sayang, aku kangen pada pelangi di matamu, dan kasih indah di dadamu Masihkah bersemi? Puisi tersebut ditulis SBY menjelang Hari Kasih Sayang (Valentine's Day), 11 Februari 2004. Pertanyaannya kemudian: siapakah yang dirindukan SBY ketika itu? Hehehe.. enggak ya. Oke, kembali ke "urusan" kita hari ini, Maya di Alpine, New Jersey, menulis soal pentingnya seseorang memiliki hobi (yang positif tentu). Ia "sebel" melihat polah neneknya yang merepotkan keluarga gara-gara tidak memiliki aktivitas. Menghabiskan masa tua dengan bahagia, tanpa merepotkan orang lain, sangat diharapkan. Akan tetapi, sebagian besar di antara mereka justru menghabiskan masa tua dengan sakit-sakitan, dan tidak mempunyai gairah untuk melakukan aktivitas. Ngeri ya, jadi mumpung masih muda dan sehat, cari-cari hobi-lah (asalkan jangan seperti Menem). Pentingnya Hobi (Maya-Alpine, NJ) Sebelumnya salam kenal dari saya yang baru 3 tahun tinggal di NJ USA. Saya termasuk fans baru anda.Keep up the good work ! Tapi sayang, saya gak bisa baca rubric anda setiap hari seperti teman-teman lain. Maklum pekerjaan sebagai kuli, tak memungkinkan saya untuk akses dengan internet setiap harinya. Saya hanya bias membaca rubric ada kalau libur, itupun numpang di Bapak kost saya. Seperti halnya teman-teman lain yang selalu tergelitik setiap kali membaca cerita-cerita di rubric anda, sayapun ikutan tergelitik memainkan jari-jari saya di keyboard notebooks bekas pemberian anak Bapak kost saya. Yah, hitung-hitung menggunakan kembali jari-jemari saya yang frekuensi penggunaannya tak sebanyak saat saya masih bertugas di bagian news di sebuah radio swasta di Surabaya, sebelum saya merantau di negeri Paman Sam ini. Anyway, saya juga ingin berbagi cerita saya disini. Saat saya masih bertugas di Surabaya dan menduduki jabatan second in command, saya merasa diri sudah 'hebat'. Tapi begitu sampai disini dan bergumul dengan situasi di negeri yang sangat disiplin, saya baru menyadari kalau saya ini ternyata gak ada apa-apanya. Sangat teramat kecil. Dan sejak saya disini juga saya seperti baru mengenali diri saya yang ternyata gak teliti, sangat terburu-buru, lack of confidence dan yang paling penting tak punya hobby berarti. Baru disini saya menyadari kalau punya hobby itu penting. Saya bisa melihat bagaimana para lansia disini masih bisa menikmati masa tuanya dengan tenang. (seperti catatan Ibu T.Moken yang norak saat melihat nenek-nenek pakai celana pendek dan masih ber-make up pula). Menurut saya itu semua karena mereka punya hobby yang bisa disalurkan saat mereka sudah tidak bekerja lagi saat pension. Saya membandingkan dengan nenek saya yang sudah berumur 82 tahun (memakai kursi roda karena tulang punggungnya patah akibat terjatuh di kamar mandi), yang selalu merasa BT yang akhirnya selalu merepotkan anak-anak dan cucu-cucunya yang sudah menikah. Sebab nenek saya itu senangnya jalan-jalan. Sedangkan anak-anak dan cucu-cucunya itu tinggalnya berjauhan. Jadi kalau nenek sudah BT di tempat anaknya, dia akan merengek-rengek minta diantarkan ke tempat cucunya. Padahal pekerjaan si anak yang liburnya tak tentu kadang repot juga kalo mengikuti mood nenekku tercinta ini. Yang tambah bikin repot, kalau nenek sudah diantar ke tempat cucunya (adikku), belum 1 minggu sudah minta diantar ke tempat anaknya lagi (omku). Repot kan ? Tak kurang-kurang seluruh anggota keluarga mengingatkan sang nenek untuk mengurangi 'mobilitas'nya. Tapi namanya nenek-nenek, bukannya senang diingatkan tapi malah marah-marah. Sebelum saya bekerja di negeri Paman Sam ini, saya tak memahami sikap nenek saya ini, baru setelah bergaul dan bergumul dengan masyarakat di Amerika, barulah saya menyadari kalau sikap nenekku tercinta ini disebabkan karena beliau tak punya hobby saat muda. Belajar dari situasi-situasi inilah saya akhirnya meyadari kalau memiliki hobby itu sangat penting. Awal-awal pencarian itu tentu sangat sulit. Seperti saya bilang di depan, sejak di US ini saya seperti baru mengenal diri saya sendiri. Untungnya saya punya Bapak kost yang baik. Dia seorang Pensiunan Insinyur teknik yang pernah bekerja di sebuah perusahaan komunikasi, yang punya hobby membaca dan bercocok tanam. Dari beliau saya banyak belajar. Beliau juga yang mengenalkan saya dengan perpustakaan kota yang bagusnya minta ampun. (soal perpustakaan ini akan saya ceritakan di lain waktu). Saat awal mengunjungi perpustakaan saya gak tahu buku apa yang ingin saya baca. Setelah menjelajah dan coba-coba bacaan apa saja, akhirnya saya menemukan buku yang jadi favorit saya, novel romance. Hehehhee... Saking senengnya, kadang saya bisa menyelesaikan novel yang terbilang tebal dalam waktu 2 hari ! sekarang saya tak pernah lepas bawa buku setiap kali pergi kerja. Maklum saya harus naik kereta commuter. Ternyata di kereta juga banyak yang mengawali hari berangkat kerjanya dengan membaca novel, begitu pula saat pulang. Kalau saya melihat ini, saya hanya berujar dalam hati, ahh saya sudah jadi satu diantara bagian masyarakat Amerika. Penelusuran diri saya tak berhenti hanya sampai disitu. Memasak yang paling saya benci saat masih di Surabaya, sekarang jadi satu diantara hobby saya yang lain. Maklum Surabaya yang terkenal panas, bisa dibayangkan kalau berlama-lama di depan kompor. Sementara disini, terutama saat winter, berlama-lama di depan kompor atau oven, adalah satu diantara kegiatan yang dicari. Ternyata saya juga baru menyadari kalau saya ini punya bakat masak, Cuma waktu masih di Surabaya malas untuk melakukannya. Dari situlah saya sering mencoba resep-resep baru. Bikin kue (baking) yang dulu tak pernah saya lakukan, sekarang jadi hobby yang saya lakukan saat libur. Tentu saja ini didukung fasilitas yang menurut 'kantong' saya sebagai kuli di Amerika cukup terjangkau. Hobby saya yang lain adalah merajut alias 'crochet'. Sebenarnya hobby ini merupakan obsesi saya sejak kecil. Waktu kecil, saya tinggal di perkampungan padat penduduk di sebuah wilayah di Jakarta Timur. Salah satu teman main saya ada yang pandai merajut. Dia diajarkan orang tuanya. Saat itu saya ingin sekali bisa merajut. Dengan diajarkan teman saya itu, berkali-kali saya saya mencoba, gak pernah bias. Sampai-sampai teman saya itu bosan, dan saya sendiri hopeless dan akhirnya cuma bisa tusuk silang alias cross stich (waktu itu aku menyebutnya 'kristik'). Obsesi merajut ini baru kesampai-an saat saya bertemu teman 'seperjuangan' disini. Sebenarnya teman saya ini juga sampai hopeless mengajarkan saya yang tergolong 'bebal' hehehhehee.. Tapi keinginan yang keras, membuat saya mencari berbagai informasi supaya bisa. Termasuk membeli buku soal crochet ini. Dan setelah berkali-kali mencoba, barulah saya bisa mengerti semua petunjuknya. Sekarang saya sudah bisa memberi hadiah buat anak Bapak Kost saya saat Christmas dan her birthday. Dari situ juga saya baru tahu kalo orang Amerika sangat menghargai pemberian seseorang yang merupakan hasil pekerjaan tangan. Saat saya berikan christmast gift itu, anak Bapak kost saya sempat berujar "Selama ini tak pernah ada yang membuatkan scarf buat saya. Pernah ada teman yang berjanji mau membuatkan, tapi tak pernah saya terima. Dan kamu memberi saya scarf yang indah ini". Betapa bangganya saya saat itu. Karena sebua karya yang merupakan obsesi sejak kecil, ada yang senang menerimanya. Ahh... betapa senangnya ada yang menghargai hasil kerja keras saya !!!! Tradisi rapi sepanjang hari (Jannet-Belanda) Saat ini, di luar udara maish dingin padahal udh masuk May yang harusnya udh mulai panas...tapi minggu depan suhu udah 20 C...hahahah sejak saya tinggal di Belanda..setiap hari saya bicara tentang cuaca ... Kalau saya perhatikan di negri ini ( Belanda ) mereka itu selalu rapi dalam berpakaian... Kalau orang rapi di luar rumah..itu wajar..tapi yang saya maksud adalah rapi didalam rumah.Waktu mula mula datang di negri ini dan berkunjung ke rumah mertua tanpa janji..saya melihat mereka rapi seperti mau pergi ke pesta dan waktu itu saya tanya suami apa mereka itu mau ke pesta dan suami saya bilang tidak....Lama lama saya baru perhatikan ternyata kebanyakan orang disini seperti itu.. Tetangga di depan rumah.. kebetulan sudah tua...mereka itu kalau udara bagus suka duduk di teras dan selalu rapi sama seperti mertua saya.Mertua saya itu kalau pagi dan sesudah mandi..dia itu pakai baju rapi tangan panjang dan pakai sepatu dan pakai tali pinggang .. ibarat ready go to the party aja..padahal seharian yah di rumah aja dan bukan nya ada kunjungan..kecuali anak-anaknya. Itupun jarang karena jarak kota yang tidak dekat...bahkan saya sering melihat sewaktu melintasi daerah pertanian.. dan saya lihat petani petani itu juga bekerja dengan pakaian rapi..memang ada juga yang gak rapi tapi kebanyakan rapi. Saya jadi teringat kebiasaan kita di Indonesia..apalagi saya dulu..kita itu ada istilah baju sehari hari alias daster dan sarung mungkin buat pria...dan baju di rumah yah paling t shirt dan bisa juga t shirt nya yang udh lusuh namanya juga di rumah....wong kita juga di rumah kaki ayam atau pake sendal masya kita pake baju rapi wong gak ada orang yang datang kok..paling orang lain di rumah cuma pembantu yang udh biasa liat kita pake baju rumah..makanya gitu ada temen datang..kita itu bisa kucar kacir lari ke kamar buat ganti baju....malu donk apalagi yang datang pacar dan kita itu maish pake daster lusuh.. hahahahha saya jadi geli kalau inget kebiasaan kita di Indonesia yang sering berkunjung tanpa nelfon dulu atau tanpa janjian nah bisa bisa tuan rumah kucar kacir lari ke kamar ganti baju ..krn kan gak etis nerima tamu dengan sarung di badan....tapi disitu juga asykk nya karena berkunjung di Indonesia menjadi tidak formil dan kaku.. Lain dengan di Belanda..saya melihat disini berkunjung itu sangat formil buat kita orang Indonesia dan saya suka ngantuk karena kelamaan duduk dengan posisi yang sama dan ngobrol sekedar basa basi....tapi buat mereka itu asykk ngobrol 2 - 3 jam ..kalau saya sih asykk kalau boleh saya itu selonjorkan kaki atau duduk santai..tapi gimana mau santai wong tuan rumah nya duduk sangat rapi..dan selalu bersepatu karena udara yang sering sangat dingin...Untung suami saya udah negrti bahasa trubuh saya..kalau dia liat sya udah bolak balik menggeser kaki..dia udh tau kalau saya sudah mulai bosen..dan dia pun bilang ke kenalan nya kalau kami harus pulang..dan saya pun bebas..hahahahah langsung deh di mobil saya buka sepatu sekedar merelax kan diri dan gitu tiba di rumah..langsung ganti baju pake baju rumah..t shirt dan rok sekedarnya..ahhh i feel at home now..... Satu kali saya kena batu nya....saya tidak tahu kalau mertua saya akan berkunjung.. .waktu itu suami saya pergi ke mertua untuk antar mertua cewek ke toko beli alat bantu dengar...nah saya di rumah dengan baju rumah ala kadarnya..tiba tiba saya lihat pintu rumah dibuka karena suami ada kunci juga..dan dia dengan mertua!!! wah saya kaget banget karena baju saya saat itu cuma t shirt dan rok selutut dan sendal..Mertua saya bilang dia mau numpang liat seri Tv yang dia sukai : THE BOLD AND THE BEAUTIFUL..karena kalau nunggu sampe ke rumah nya mungkin dia kehilangan lanjutan serie itu 30 menit..Saya terpaksa bohong bilang kalau saya baru masak dan makanya pakai baju lusuh..hahhaha padahal saya sejak mandi pagi udh pakai itu..dan mertua saya bilang: gak apa apa namanya juga di rumah" langsung deh saya permisi buat mandi sore dan ganti baju..dan pakai sepatu...hahahahahaha. Begitu mertua pulang saya bilang ke suami kalau keluarga dia datang ..dan saya gak tau please deh sms atau telf dulu supaya saya rapi seperti mereka..dan suami saya cuma ketawa ketawa...dia bilang biar aja dengan pakaian rumah kan gak apa apa wong bukan keluarga lain kok..tapi yah tetap aja saya risih....ntar mertua saya kira kok anak nya itu nikah ama orang yang gak rapi...tapi untung sejak itu suami saya selalu sms dan bilang kalau ibu atau bapak nya dalam perjalanan ke rumah dan saya pun buru buru ganti baju dan pakai sepatu dan stocking..hahaha. Yang lucu nya...mereka itu rapi tapi belum tentu mandi lho...Suami saya bilang kalau orang tua nya paling mandi 4 kali seminggu malah kata suami saya banyak orang tua di belanda itu yang mandi jarang karena sudah tua dan mereka cuma lap badan...dan mandi 2 atau 3 kali yang di bantu oleh perawat yang datang ke rumah rumah orang jompo...Saya bisa ngerti juga karena disini dengan udara yang sering sangat dingin dan orang jarang berkeringat..makanya niat mandi itu gak segede di negara kita....Tapi saya tetap aja harus mandi setiap hari walopun winter yang sangat jelek..mandi tetap menu utama ..ada atau gak ada tamu..tetap mandi.... Tapi saya ada juga temen dari Indonesia..dan dia itu sudah beradaptasi banget dengan kehidupan di negri Belanda sampe-sampe dia itu ikut2 an mandi 3 atau 4 kali aja seminggu..makanya saya panggil dia belanda "kepet"....Dulu waktu saya kecil kalau kita berantem ama anak anak tetangga..kita saling ejek belanda kepet yang artinya belanda jarang mandi..siapa sangka sekarang saya berada di negri Belanda tapi syukur saya tidak belanda kepet..hehe Jadi saya liat bedanya itu.di negri kita orang tidak serapi orang orang di eropa dalam berpakaian tapi kita tetap mandi tiap hari bahkan ada orang yang mandi 3 kali sehari di Indoensia...dan di Eropa..mereka itu sangat rapi bahkan di kota kota kecil di daerah pertanian....tapi..belum tentu mereka itu mandi tiap hari...apalagi orang yang sudah tua tua karena mereka mendapat bantuan perawat 2 atau 3 kali seminggu dan perawat itu lah yang bantu mereka mandi karena orang tua juga takut kalau terjatuh di kamar mandi...walah walah..... [Non-text portions of this message have been removed]