Kalau ini kejadian sebenarnya, sungguh sangat menyedihkan!!!!
anak usia  dibawah umur ditahan dipenjara..... kemana KPAI? Kak Seto?
kita diamkan kejadian spt ini menimpa karena 'Arif' anak org miskin?
Ayo, mba Ida...do something.....please..



--- In idakrisnashow@yahoogroups.com, eko tjahyono <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
>   Satu ini saya serius  !!!!  dan cerita ini saya hanya memforward 
dari  apa yang saya dapatkan email dinas saya,  sedang file aslinya 
silahkan klik URL dibawah ini.
>    
>   http://rgardino.multiply.com/journal/item/28
>    
>   Ada pembunuh lari dari penjara menggunakan tape uli
>    
>   Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian 
Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya 
ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan 
berencana. Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang 
mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang 
muka keji hanibal lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu 
ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain 
yang sering saya temui di cerita TV.
>    
>   Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap 
cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, 
benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari 
pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. 
Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan. 
>    
>   Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. 
Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, 
juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di 
tingkat kanak-kanak. Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan 
dari balik sekolah  di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat 
kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? 
Dengan rencana pula?
>    
>   Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, 
belum genap berusia tujuh tahun. Ayahnya yang berdagang di sebuah 
pasar di daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah 
itu. Latar belakangnya karena si ayah enggan membayar uang 
‘keamanan’ yang begitu tinggi. Berita ini rupanya sampai di 
telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya dikebumikan ia 
mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur 
ia menantang orang yang membunuh ayahnya.
>    
>   “siapa yang bunuh ayah saya!” teriaknya kepada orang yang 
ada di tempat itu.
>    
>   “Gue terus kenapa?” ujar kepala preman  yang membunuh 
ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya. 
>    
>   Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan 
pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria 
berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari 
pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok 
paginya ia digelandang ke kantor polisi.
>    
>   “Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!” ujar kepala 
lapas yang ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. 
Ternyata sejak di penjara  dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali 
melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong 
ajaib.
>    
>   Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan 
siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh 
mobil kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke 
dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia 
berhasil keluar dari penjara. 
>    
>   Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini 
pernah membaca artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat loh 
waktu wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat 
informasi bahwa tape mengandung hawa panas yang bersifat destruktif 
terhadap benda keras. Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan 
tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif 
selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding 
tembok sel tahanannya. Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara 
itu menjadi lunak seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil 
dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.
>    
>   Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang 
ditugasi membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah 
solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpannya 
di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, 
Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum memutuskan 
untuk kabur. Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, 
karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruangan ini. 
Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi 
pegangan ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan tanya saya 
bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk 
Arif.
>    
>   Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya kepintaran itu 
masih berada di sebuah kepala bocah. Pelarian-pelarianny a didorong 
dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara 
hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Jadi dari Lapas 
tanggerang ia menumpang-numpang mobil omprengan dan juga berjalan 
kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang! 
>    
>   Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas 
yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera 
menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke 
lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya 
sendiri.
>    
>   Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif. 
Tulisnya singkat. 
>    
>   Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya 
tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus 
dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa 
seseorang. Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, polisi 
bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap 
si Arif) pastinya saat ini anak pintar dan rajin itu tidak akan 
berada di tempat seperti ini. Dan kreativitasnya yang tinggi itu 
bisa berguna untuk hal yang lain. Sayangnya si Arif itu cuma anak 
pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu 
setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya 
keadilan!
>    
>   Kartika Puspitasari
>   REWS - EHS
>   Hewlett Packard Indonesia
>   <Safe Our FOREST... Print ONLY when you need to>
>   
>        
> ---------------------------------
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke