Rahasia untuk tetap bahagia

 

Pasangan yang bahagia tahu bahwa hubungan nyata dimulai saat masa bulan madu
usai. 

Kecuali Anda tetap memelihara taman cinta itu, keindahannya akan sirna dan
mati. 

Karena itu, peliharalah taman cinta Anda. Niscaya Anda akan mendapatkan
keindahan 

dalam hidup berumah tangga. Anda bisa mencoba saran berikut ini!

 

Berangkat tidur bersama. Langkah itu memang terkesan sepele, bahkan mungkin
luput dari perhatian Anda. 

Tapi menurut Dr Mark Goulston dalam buku The 6 Secrets of a Lasting
Relationship 

itu merupakan salah satu kunci kebahagiaan suami-isteri. Tentu itu mudah,
tapi kadang 

Anda sulit melakukannya. Goulston menyarankan Anda untuk selalu mengingat
masa awal pernikahan. 

Kala itu, bukankah Anda tak sabar menunggu untuk berduaan di tempat tidur? 

Menurut dia, pasangan yang bahagia menolak berangkat tidur sendiri. 

Kalau pun nanti bangunnya tak bersama-sama, bukan masalah. Begitu pun saat
bertengkar.

Biasakan tetap berangkat tidur bersama-sama walau tak bicara. Usahakan untuk
tetap 

bersenggolan tangan atau kaki. Dan hindarilah punggung-punggungan, karena
itu akan menjauhkan Anda berdua.

 

Samakan minat. Jangan mengecilkan arti aktivitas yang dapat Anda kerjakan
bersama pasangan. 

Jika belum punya, menurut Goulston, pasangan yang bahagia biasanya
mengusahakannya. 

Namun pada saat yang sama, tetaplah memelihara minat pribadi Anda. Dengan
begitu Anda 

akan semakin menyukai pasangan Anda tanpa menjadi tergantung.

 

Jalan bergandengan. Pasangan bahagia akan merasa nyaman jika berjalan sambil


bergandengan tangan atau bersebelahan, ketimbang satu di depan, satu di
belakang 

memandangi punggung. Rasanya memang aneh bagi yang tak biasa.

Canggung. Memang, mungkin saja Anda malu untuk menunjukkan kemesraan di muka
umum. 

Untuk itu tepis saja rasa malu, toh dia pasangan sah Anda. Cobalah!

Sekali mencoba pasti Anda akan keterusan. Dan rasakan sensasinya. 

Hati Anda berdua pun terasa makin lekat.

 

Cari sisi positif. Goulston menyarankan Anda untuk tidak mencari-cari
kesalahan pasangan Anda. 

Pusatkan perhatian pada apa yang dilakukannya secara benar, bukan pada yang
salah. 

Gampang memang bagi Anda untuk menemukan hal keliru yang dia lakukan. 

Anda pun sama juga selalu bisa menemukan hal benar. Jika dua-duanya mudah, 

mengapa Anda tak mencari hal yang benar. Karena itu akan membantu Anda
membangun 

keharmonisan rumah tangga. Kata Goulston, pasangan bahagia lebih memilih
sisi positif.

 

Memaafkan. Itu juga bagian yang harus Anda perhatikan. Rumah tangga tanpa
kepercayaan, 

sama saja dengan meniti petaka. Jadi, buatlah kepercayaan dan memaafkan
sebagai 

pegangan baku dalam hubungan Anda. Kata Goulston, jika pasangan bahagia
bertengkar 

atau berbeda pendapat dan tak bisa menyelesaikan, mereka akan mengutamakan
rasa percaya 

dan memaafkan satu sama lain, bukan rasa tidak percaya dan tanpa ampun.

 

''Rasa aman berbicara tentang ketenangan batin. Seorang suami dapat
merasakannya 

ketika ia tahu istrinya mempercayai dia dan komitmennya terhadap pernikahan
mereka,'' 

kata David dan Teresa Ferguson dalam bukunya *More Than Married*.

 

Sedangkan rasa aman yang mungkin dirasakan istri, datang saat sang suami
menolongnya 

lepas dari ketakutan lewat kata-kata penghiburan yang menenangkan dan penuh
kasih. 

Komitmen terhadap pasangan dapat dikomunikasikan melalui dukungan yang
sejati dan pujian yang tulus.

 

Saling berpelukan. Saling berpelukan segera setelah bertemu sepulang kerja.

Kulit kita, kata Dr. Goulston, memiliki memori tentang 'sentuhan baik'

(cinta), 'sentuhan buruk' (pelecehan) dan 'tanpa sentuhan' (penolakan).

Pasangan yang saat bertemu langsung berpelukan berarti memelihara ingatan
kulitnya 

dengan 'sentuhan baik' dan memberi kehangatan.

 

Kata cinta. Jangan ragu untuk mengatakan cinta pada pasangan Anda. Ungkapkan
saja, 

"Aku cinta padamu" atau bentuk perhatian lain, misalnya dengan mengatakan,
"Baik-baik ya" pada pagi hari. 

Itu merupakan cara hebat untuk mendapatkan kesabaran dan toleransi
menghadapi dunia luar 

yang tak teratur dan semrawut. Selain itu juga untuk meyakinkan pasangan
bahwa Anda mencintai dia, 

juga wujud perhatian Anda.

 

Ucapkan salam. Satu kata lagi yang kadang Anda lupa adalah salam menjelang
tidur. 

Ucapkan "Selamat malam sayang" setiap malam menjelang tidur. Malah akan
lebih berkesan 

jika ditambah dengan kecupan. Itu harus rutin Anda lakukan setiap malam, apa
pun kondisi Anda. 

Tak peduli bagaimana perasaan Anda. Menurut Goulston, hal itu akan
mengingatkan pasangan 

Anda bahwa betapa pun Anda sedang marah tetap ingin bersamanya. Artinya, apa
yang Anda berdua 

miliki lebih penting ketimbang kemarahan satu hari itu.

 

Membaca Hati. Bacalah cuaca hati pasangan Anda setiap saat. Usahakan untuk
berbicara dengannya 

di sela-sela kesibukan kerjanya, dengan demikian Anda bisa menyesuaikan diri
dengan suasana 

hatinya setelah bertemu. Tentu saja itu untuk menghindari konflik yang
mungkin bisa terjadi. 

Memang sakit hati, kejengkelan, dan kebutuhan-kebutuhan yang tak bisa Anda
penuhi, 

adalah hal-hal yang tak dapat dihindarkan dalam setiap hubungan dekat.
Bahkan sepulang 

dari berbulan madu, hal-hal yang terjadi dalam keseharian dapat memunculkan
kejengkelan-kejengkelan. 

Ya, pernikahan memang dua pribadi tak sempurna yang bertekad menjadi satu
dalam kedekatan 

yang permanen. Wajar jika muncul konflik.

 

David dan Teresa Ferguson dalam bukunya *More Than Married* mengatakan
jangan pernah 

berpikir bahwa dapat memiliki hubungan yang intim tanpa mengalami konflik.
Namun usaha 

penyelesaian konflik yang benar dapat menambah keintiman dan mendatangkan
kedamaian 

dalam pernikahan. Mengapa?

''Karena hal ini membuat pasutri sama-sama merasa aman,'' kata mereka.

 

Bangga bersama. Anda harus merasa bangga terlihat bersama pasangan Anda. Itu
akan membahagiakan dia. 

Pasangan yang bahagia senang bisa bersama-sama.

Menurut Goulston biasanya itu ditunjukkan dengan sentuhan tanda sayang di
antara mereka. 

Misalnya gandengan tangan, rangkulan, pelukan, elusan.

''Bukan mau pamer, tapi hanya ingin mengatakan bahwa mereka saling
memiliki,'' kata dia.[]

 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke