Saat Kacang Lupa Kulitnya
Siapa yang tidak kenal atau belum pernah mendengar pepatah "Bagaikan Kacang Lupa Kulitnya"? Kira-kira makna yang terkandung adalah agar kita jangan melupakan jasa orang lain terhadap kita. Atau kulit yang telah membungkus dan melindungi, akan tercampakkan setelah kacang mampu berdiri sendiri dan memiliki harga lebih. Atau jasa orang lain mudah terlupakan, setelah kita mencapai kesuksesan. Pada kondisi yang sesuai pepatah tersebut merupakan pesan moral yang sangat tinggi, bahwa kita selaku manusia yang diciptakan dengan kreasi yang sangat tinggi, dengan segala kelebihan yang dianugerahkan, namun tetap saja membutuhkan pertolongan,uluran tangan, bantuan dari orang lain. Tidak ada satupun manusia yang tidak membutuhkan orang lain. Tidak ada satupun kacang yang bisa tumbuh hingga besar dan enak dimakan, tanpa adanya kulit. Saat kacang mulai menjadi buah, berawal dari bunga ataupun akar, dengan perlindungan kulitnya Sang Kacang mulai tumbuh besar tanpa tersentuh apapun karena begitu baik terlindung. Saat dimeja hidang kacang tidak lagi berteman dengan kulitnya, terkadang mencari kulit baru sehingga harga dan rasa menjadi berbeda dan semakin tinggi. Contoh, kita coba lihat kacang atom atau kacang telor. Kacang akan memiliki harga yang lebih pada kondisi ini. Kadang yang digunakan untuk kacang telor adalah kacang yang cenderung kecil dan kurang bagus. Setelah berbalut dengan terigu bercampur gula, harga meningkat dan menjadi mahal. Fenomena tersebut juga terjadi pada Mede (jambu monyet). Harga makanan ini sudah kita ketahui bersama, Mahal! Akan jauh lebih mahal mede ini jika terbalut salut coklat dan telah menjadi silverquenn. Sangat berbeda harganya, fantastis... Coba kalau mede tersebut masih terbungkus kulit yang keras. Siapa mau peduli. Untuk menikmati isi kacang harus berusaha lebih mengupas kulit yang keras. Ada saat kita ingat kulit, ada saat kita harus lupa kulit atau malah perbaiki kulit. Misalnya kita hidup dalam keadaan yang cukup buruk dalam tatanan moral di suatu masyarakat. Kita dari kecil hingga dewasa dibesarkan dalam naungan gelap. Setelah dewasa berusaha hidup mandiri, lepas dari ketergantungan kedua orang tua. Suatu ketika harus berpisah dengan lingkungan masyarakat biasanya. Saat tersebut terjadi perubahan pengaruh dari masyarakat lama ke masyarakat baru. Mulai terjadi perbaikan dan perbaikan. Segala corak dan bentuk tatanan yang sebelumnya dianut, sudah mulai ditinggalkan, diganti dengan yang baru dan lebih baik. Sehingga terjadi banyak keberhasilan... menjadi seorang pejabat penting. Dalam kontek tersebut jika pada saat menduduki jabatan penting, dia menggunakan pola corak dan tatanan masyarakat sebelumnya maka dia akan jatuh bangun dan gagal lagi, karena adanya tatanan yang buruk. Saat kondisi ini "kacang lupa pada kulitnya" adalah suatu kewajiban. Jika tidak dilakukan makan akan jatuh dari tangga keberhasilan. Tidak perlu mede dijul dengan kulitnya. Karena jika sampai meja hidang, kulit tersebut hanya sebagai penghalang menikmatinya. Pilih kulit baru, balut dengan salut coklat dan harga menjadi semakin tinggi. Artinya lupa kulitnya bagi kacang, tidak semuanya buruk. Namun saat kita dipuncak keberhasilan, tidak lupa dengan sekeliling kita semua. Karena karena mereka semua, kita berhasil dan sukses. Bukan dengan sendiri saja seseorang berhasil. Untuk itu bagaimana jasa sesama mestilah bisa kita ingat dengan baik atau balas dengan lebih. Ada saat kacang tampil dengan kulitnya, situasi dan kondisi sebagai salah satu dasar pemilihannya. Kapan harus lupa kulit, atau kapan harus ingat dan membawa serta kulitnya. Salam Sukses Selalu... Menuju Sumber Daya Era Maju dengan Belajar dan Belajar pada Tahapan Proses 5M Salam Sukses Selalu,Yant Subiyanto [Non-text portions of this message have been removed]