10 Bayi dan 20 Balita Meninggal Setiap Jam 

 

YOGYAKARTA- Persatuan Dokter Anak Indonesia (PDAI) mengkhawatirkan tingkat
kematian bayi di Indonesia. Setiap satu jam sekali tercatat 10 bayi dan 20
balita di Indonesia meninggal karena berbagai gangguan kesehatan.

 

Ketua PDAI Sukman T Putra mengatakan, berbagai penyakit yang masih
mendominasi bayi dan balita diantaranya penyakit yang terkaitan dengan
infeksi seperti Demam Berdarah, Polio, TBC, Diare. Selain itu faktor
mall-nutrisi juga menjadi penyebab tingginya angka kematian ini.

 

"Ini masih sangat memprihatinkan. Lihat saja tiap jam ada 10 bayi dan 20
balita meninggal," ungkap Sukman di sela-sela pertemuan ilmiah Ikatan Dokter
Anak Indonesia IDAI), di Grha Sabha Pramana UGM, Senin (7/5/2007).

 

Lebih lanjut Sukman mengatakan bahwa  angka kematian bayi di Indonesia masih
mencapai 36 per seribu kelahiran hidup. Sukman berharap angka ini bisa
ditekan hingga 10/1000 kelahiran hidup pada 20015 nanti. "Sebab sesuai
rekomendasi Milinium Developmen Goals (MDG) negara berkembang harus bisa
menekan angka kematian bayi hingga 2/3 dari angka kematian pada 2000,"
tambahnya.

 

Salah satu sebab masih tingginya angka kematian bayi dan balita ini, menurut
Sukman, tidak lepas dari minimnya anggaran yang disediakan pemerintah untuk
sektor kesehatan. Sampai saat ini, anggaran sektor ini baru mencapai 1% dari
GDP. Padahal idealnya mencapai 10% dari GDP "Jelas angka ini jauh di bawah
Jepang mencapai 7%. Padahal jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. Dibanding
dengan Malaysia pun kita kalah jauh," katanya.

 

Sukman menilai bahwa jumlah dokter yang minim juga menjadi penyebab
rendahnya kesehatan anak di Indonesia. Saat ini di Indonesia baru ada 2065
dokter anak. Jumlah ini sangat tidak sebanding dengan jumlah balita yang
mencapai 25 juta orang.

 

Jumlah pertambahan dokter anak di Indonesia juga sangat tertinggal dengan
jumlah kelahiran yang mencapai 4,5 juta bayi pertahun. " Kita saja hanya
punya 800 calon dokter anak yang sedang menempuh studi di 12 lembaga
pendidikan," ujarnya (satria nugraha/trijaya/adi) sumber: okezone

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke