Dear All,

Perlukah kita voting, main kuat-kuatan suara, main banyak-banyakan pendukung, 
sementara cukup pakai akal yang jernih, nurani yang belum dikotori hawa nafsu, 
tuntunan agama yang jelas saja.

Bukan lagi memakai perasaan, bukan memakai hawa nafsu ingin dapat pelanggan banyak, 
bukan pula pakai rasa keberpihakan, bukan karena kalah debat dan argumentasi.

Patokan kita jelas, agama dan budaya Indonesia, budaya ketimuran yang luhur. 

Nama = Sesuatu yang mewakili seseorang, penyebutan dan gelarnya.
Nama = Cermin dari pribadi seseorang/kelompok/golongan

Apakah anda rela anak-anak kita dipanggil/digelari dengan nama "kirik" "su" (maaf, 
dalam jawa = anjing). Secara agama, budaya, nurani dan akal yang sehat pasti menolak.

Apakah anda rela dipanggil cukup namanya saja, sementara gelar akademik yang anda cari 
susah payah tidak disebut, dalam forum resmi di dunia pendidikan sangat 
mengagungkannya.

Sementara apakah anda rela disebut seseorang yang berpikiran kotor, ngeres, karena 
ulah anda sendiri menyebut dengan nama "lonte" (pelacur dlm jawa, red). 

Kok masih ada orang yang berusaha menamai diri/domainnya dengan nama yang sangat kotor 
asosiasinya. Mulai xxx.web.id, sexshop.or.id, entar ada goyanginul.co.id. Dll.

Saya sebagai administrator yang berpengalaman ngeblokir orang di perusahaan-perusahaan 
di Jakarta, di Surabaya dan di Jogjakarta selalu menyertakan dala firewall dan proxy 
server untuk diblokir, lepas dari asosiasi yang keliru, karena jelas patokannya, yakni 
melarang situs 'saru' diakses, sehingga mengendorkan semangat kerja dan mengacaukan 
lingkungan.

Dulu waktu masih di Fakultas Teknologi di Universitas Islam Indonesia Jogjakarta, saya 
memakai acuan memfilter kata-kata "xxx", "sex", "porn" dan semisalnya, salah sendiri 
mendaftarkan nama "triple-x" (film), dan di kampus, dunia pendidikan, yang 
mengandalkan pikiran dan mengedepankan akal sehat diupayakan oleh Bapak Dekan kita 
seperti itu.

Dan demikian pula ketika saya diberi wewenang mengatur aliran data di Fakultas Teknik 
Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, dan seterusnya. Saya mengedepankan nilai-nilai 
agama, budaya ketimuran, tidak perasaaan dan pikiran pendek, dapat uang, dapat 
langganan, dengan berbagai cara.

Sebagai saran buat Bapak Budi Rahardjo, yang saya tahu teman Ibu Ira Promasanti MSc 
(Dosen UII) dan saya dulu pernah diserahi fti.uii.ac.id saat masih memakai server 
global.aliance. Mungkin di masa depan anda lebih baik mengedepankan nurani dan akal 
yang jernih dan dibimbing agama dalam memutuskan diapply/tidaknya sebuah domain. Cukup 
lengkap data yang diberikan via idnic.net.id dan cukup jelas untuk menentukan mana 
yang boleh dan tidak.

Anda akan diminta pertanggung-jawaban di mata masyarakat IT Indonesia atas 
terselenggaranya domain njijiki, USA saja baru bisa memutuskan domain yang aman buat 
anak-anak adalah kids.us. Buktikan anda bisa mengamankan domain Indonesia dari ulah 
cybersex, cyberporn, dll. Demikian harapan saya dan himbauan buat teman-teman.

Kalau sekedar ingin mendaftarkan yang saru-seru ada baiknya gunakan .com/info/net. 
Atau bikin DNS server sendiri  dan buat top level domain .sex, lalu himbau orang yang 
semisal, serendah kualitas akalnya dengan anda, dan silakan berhepi-hepi sendiri.

Demikian yang dapat saya tulis.


Jogjakarta,


Hidup IDNIC - No xxx, no harmful, no sex forever.



-- 
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup

_______________________________________________
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://www.idnic.net.id/cgi-bin/mailman/listinfo/idnic

Kirim email ke