Salam sejahtera

Dibawah ini sengaja saya lampirkan berita yang saya rasa akan menyentuh hati 
kita sebagai muslim.

-----------
Legislator Bagi-bagi Jilbab kepada PSK
Sabtu, 12 September 2009 | 06:52 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com--Empat legislator dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) 
DPRD Surabaya, Jumat sore, melakukan aksi bagi-bagi sarung dan kemeja batik 
kepada tukang becak, pengaman, dan pemulung serta jilbab kepada PSK (pekerja 
seks komersial) dan mucikari.

Keempat anggota DPRD Surabaya dari PDS yang menyemarakkan bulan suci Ramadhan 
1430 Hijriah adalah Simon Lekatompessy, Dra Sudarwati Rorong MM, Imanuel 
Fredrick Lumoindong, dan Pdm Rio Pattiselanno S.Kom.

Mereka langsung terjun ke kompleks Lokalisasi Tambak Asri atau dikenal dengan 
Lokalisasi Kremil yang menjadi sasaran aksi sosial itu dengan dibantu 
perwakilan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting 
(DPRan) PDS Surabaya.

Dengan berjalan kaki, para wakil rakyat itu membagi-bagikan sarung dan kemeja 
batik lengan panjang kepada tukang becak, pengamen, dan pemulung.

Dalam kesempatan itu, para legislator PDS itu juga mendengarkan keluh kesah 
kaum miskin itu menyangkut penghasilan dan kesejahteraannya.

"Sepi, Bu. Paling-paling, sehari cuma dapat Rp10 ribu,? kata Agus, tukang becak 
yang menerima bingkisan dari Sudarwati yang juga Kepala Sekolah di TK-SD Bina 
Karya di Tambak Asri.

Tak hanya para tukang becak, pengamen, dan pemulung yang menjadi sasaran sosial 
mereka, tapi mucikari dan PSK yang menghuni kompleks lokalisasi itu pun 
mendapatkan berkah berupa jilbab atau baju koko.

Meski dilarang beroperasi selama Ramadhan 1430 H, tapi para mucikari itu masih 
tinggal di wismanya, karena ada juga dari mereka yang memang penduduk asli dari 
lokalisasi itu.

Misalnya, Susilo yang mengelola wisma di Jalan Tambak Asri 219 itu merasa 
terharu ketika mendapat baju koko yang dikenakan Sudarwati langsung ke tubuh 
Susilo.

"Terima kasih, Bu,? katanya sambil menerima baju koko berwarna coklat muda.

Menurut Sudarwati yang juga tokoh masyarakat di kompleks lokalisasi itu, aksi 
sosial itu lebih efektif untuk menyadarkan masyarakat dari lembah nista itu.

"Saya pikir, para mucikari itu memang terpaksa mencari nafkah dengan cara 
seperti itu. Intinya, jangan anggap mereka sebagai sampah masyarakat, tapi 
dekati dan rangkul mereka dengan penuh kasih persaudaraan," katanya.

Faktanya, katanya, jumlah mucikari dan PSK di kompleks Lokalisasi Tambak Asri 
setiap tahun bertambah, namun dalam lima tahun terakhir justru menurun 50 
persen dari 1.000-an pada tahun 2004 menjadi 400-an pada tahun 2009.

Senada dengan itu, Simon Lekatompessy yang juga Ketua DPC PDS Surabaya 
berpendapat perlu ada solusi alternatif untuk memberantas praktik prostitusi 
yang ada di Surabaya.

"Tak sekedar menutup atau merelokasi lokalisasi, tanpa memikirkan dampak 
sosialnya. Itulah salah satu pekerjaan besar kami sebagai wakil rakyat dari 
Fraksi Partai Damai Sejahtera," kata pengusaha advertising itu.

Aksi sosial diakhiri dengan pembagian 300 kotak makanan untuk berbuka puasa 
yang diikuti pengurus RT, para tukang becak, mantan pemakai narkoba, dan para 
Laskar Nagabonar dari RT 19 yang merupakan juara pertama Lomba Kampung Bersih 
dari Narkoba Tahun 2009.
--------

Setelah membaca berita diatas saya pribadi merasakan tindakan diatas sunngguh 
amatlah mulia. Tapi sayangnya yang melakukan aksi itu bukan dari kalangan umat 
muslim, melainkan aksi solidaritas legislator PDS yang notabenenya beragama 
Kristen.

Bayangkan saja bentuk solidaritas perwakilan dari umat Kristen itu, berani 
langsung terjun kepada pusat lokalisasi, apalagi bentuk aksinya dengan cara 
yang tidak menyakiti tapi menyentuh hati. Dan ini saya lihat merupakan metode 
yang islami walaupun yang melakukan diyakini bukan muslim, lalu mana yang ngaku 
muslim???? apakah bisanya memukuli mereka yang butuh akan sentuhan hati dan 
solusi???

syukron.





Kirim email ke