Ikutan nimbrung bentar... Berdakwah tidak mulu harus dihubung-hubungkan dengan sanksi. Pendidikan yang baik adalah dengan pendekatan persuasif. Jika ada anak nakal, maka solusinya bukan dipukul, ditempeleng, dijemur, atau suruh bikin qoror (hehe), tetapi yang efektif (hanya saja mungkin terasa lamban) adalah dengan didekati secara personal. Ditanya keluhannya, diteliti lingkungan bergaulnya, dan sebagainya. Tidak ada orang nakal sejak lahir, tidak ada. dekati anak nakal, ya, bisa dengan dikasih permen, dijamin dia bakal manut-manut, hehe...
Tidak ada manusia manapun, lahir langsung jadi pencuri dan pelacur. Ketika masih SD dulu, saya belum pernah mendengar, di saat guru minta mereka nyebutkan cita2 muridnya masing2, satupun yang mengatakan, "cita-cita adalah pelacur". Semuanya bercita-cita jadi orang baik. Terus bagaimana dalam perkembangannya, akhirnya satu atau beberapa dari murid2 yang masih polos tersebut terjerumus dalam prilaku negatif. Nah ini yang bertanggung jawab adalah lingkungannya. Sudah maksimalkan tugas keluarga mengontrol dan membimbing anak2nya. Sejauh manakah peran guru2 di sekolah. Sejauh manakah dakwah mereka yang ngaku kiyai mampu memikat masyarakt untuk berbuat baik (dakwah bukan hanya sekedar ngomong halal-haram saja kiyai, itu mah metode dakwah yang dah basi, dah dari dulu orang tahu kalo mencuri itu haram, hehe) . Sejauh mana mereka yang punya otoritas2 terhadap masyarakat disekelingnya membentuk iklim lingkungan yang baik. Maka tak etis jika kita menyalahkan tetangga yang jadi pelacur secara sepihak.Berdakwah, enaknya itu pelan2, lon-laon. menghadapi maksiat kok kayak ngadapi perawan di malam pertama, main gredek saja. Napsu ya napsu, tapi kasihan yang dihadapi dong! hehehe... "Sakit tau'" hahahahaha..... Dakwah juga perlu ada foreplay-nya.... kkwkakwkakawkawkak..... --- On Tue, 10/20/09, rifai Ipai <rifai_...@yahoo.com> wrote: From: rifai Ipai <rifai_...@yahoo.com> Subject: Re: Bls: [IKBAL Al-Amien] MANA YANG NGAKU MUSLIM To: ikbal_alamien@yahoogroups.com Cc: "rifai Ipai" <rifai_...@yahoo.com> Date: Tuesday, October 20, 2009, 5:37 PM ada bukti konkrit yang bisa memperkuat statemen anda dari organisasi islam yang memperhatikan keadaan saudara kita di lokalisasi? From: fathur rozi <fathurrozink@ yahoo.com> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Sent: Tue, October 20, 2009 12:15:45 PM Subject: Re: Bls: [IKBAL Al-Amien] MANA YANG NGAKU MUSLIM Sebenarnya itu berita biasa, cuman jarang dilakukan jadi sedikit bertambah biasanya. Kalu yang muslim sih sudah terlalu banyak bagi-bagi jilbabnya, cuma karena terlalu banyak jadi tidak diekspos media, karena sudah menjadi biasa. Simpel saja, dan tidak perlu teriak-teriak. Biasa aja, itu mainan media kawan. ok Regard, Fathurroji NK Blogger: www.rojinulis. blogspot. com From: rifai Ipai <rifai_...@yahoo. com> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Cc: rifai Ipai <rifai_...@yahoo. com> Sent: Tuesday, September 15, 2009 3:04:32 Subject: Re: Bls: [IKBAL Al-Amien] MANA YANG NGAKU MUSLIM Salam sejahtera Melihat postingan dari saudara kita Abdurahman, saya teringat pada teman FB saya yang mencantumkan perbincangan seorang tokoh pemikir terkemuka di negri kita, yaitu Cak Nun. Sedikit banyak seperti ini perbincangannya : Cak Nun ditanyakan oleh seseorang, gini katanya : pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, apa yang harus anda pilih salah satunya : pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?" Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan." "Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya. "Ah, mosok Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun. "Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi." Sungguh buah pikiran yang cemerlang! bila kita korelasikan dengan fenomena umat muslim sekarang memang benar, umat muslim terlalu egois tidak memikirkan nasib orang di samping mereka yang sedang berada dalam jalan kemungkaran. Mereka hanya memikirkan dirinya masing-masing untuk masuk surga, lebih dari itu mereka menganggap surga hanya miliknya. Ingatlah pesan agama kita untuk mengajak kepada jalan Allah dengan cara-cara yang baik dan santun. Syukron. From: abdu rahman <gusdu...@yahoo. co.id> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Sent: Monday, September 14, 2009 3:42:52 PM Subject: Bls: [IKBAL Al-Amien] MANA YANG NGAKU MUSLIM Subhanallah. .. Yang telah mengirim orang kristen sebagai teguran bagi kita kaum muslimin. Ya begitulah keadaan kita, andai saja jutawan bahkan milyioner2 muslim Indonesia menyisihkan untuk mereka niscaya kristen tidak akan mendahului. Tidak bisa dipungkiri, jika setelah pemberian tersebut ada sebagian orang tertarik masuk kristen karena melihat keantusiasannya bagi mereka. Dari pada kaum muslimin yang sibuk makan sendiri, ibadah sendiri tanpa memandang bahwa mereka para PSK masih bisa diterima taubatnya. Itu semua bisa terjadi, mungkin pendapat saya bubarkan saja mereka wahai ustadz2 FPI dkk. Asalkan disediakan lapangan kerja yang layak dan bisa mencukupi kehidupan keluarganya. Saya pikir mereka tetap ada sampai sekarang selain pemasukan ke negara banyak, belum tersedianya lapangan kerja sebagai pengganti pekerjaan mereka sekarang alias PSK. Ini adalah kemungkaran umum yang hanya dibiarkan, ditonton saja oleh kaum muslimin. Adakah lokalisasi pelacuran pada zaman Rasulullah? Dengan alasan menertibkan atas prostitusi tidak bergentayangan. hehehe... Kirain hantu. Dari: rifai_bkl <rifai_...@yahoo. com> Kepada: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Terkirim: Sabtu, 12 September, 2009 05:17:59 Judul: [IKBAL Al-Amien] MANA YANG NGAKU MUSLIM Salam sejahtera Dibawah ini sengaja saya lampirkan berita yang saya rasa akan menyentuh hati kita sebagai muslim. ----------- Legislator Bagi-bagi Jilbab kepada PSK Sabtu, 12 September 2009 | 06:52 WIB SURABAYA, KOMPAS.com-- Empat legislator dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) DPRD Surabaya, Jumat sore, melakukan aksi bagi-bagi sarung dan kemeja batik kepada tukang becak, pengaman, dan pemulung serta jilbab kepada PSK (pekerja seks komersial) dan mucikari. Keempat anggota DPRD Surabaya dari PDS yang menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1430 Hijriah adalah Simon Lekatompessy, Dra Sudarwati Rorong MM, Imanuel Fredrick Lumoindong, dan Pdm Rio Pattiselanno S.Kom. Mereka langsung terjun ke kompleks Lokalisasi Tambak Asri atau dikenal dengan Lokalisasi Kremil yang menjadi sasaran aksi sosial itu dengan dibantu perwakilan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting (DPRan) PDS Surabaya. Dengan berjalan kaki, para wakil rakyat itu membagi-bagikan sarung dan kemeja batik lengan panjang kepada tukang becak, pengamen, dan pemulung. Dalam kesempatan itu, para legislator PDS itu juga mendengarkan keluh kesah kaum miskin itu menyangkut penghasilan dan kesejahteraannya. "Sepi, Bu. Paling-paling, sehari cuma dapat Rp10 ribu,? kata Agus, tukang becak yang menerima bingkisan dari Sudarwati yang juga Kepala Sekolah di TK-SD Bina Karya di Tambak Asri. Tak hanya para tukang becak, pengamen, dan pemulung yang menjadi sasaran sosial mereka, tapi mucikari dan PSK yang menghuni kompleks lokalisasi itu pun mendapatkan berkah berupa jilbab atau baju koko. Meski dilarang beroperasi selama Ramadhan 1430 H, tapi para mucikari itu masih tinggal di wismanya, karena ada juga dari mereka yang memang penduduk asli dari lokalisasi itu. Misalnya, Susilo yang mengelola wisma di Jalan Tambak Asri 219 itu merasa terharu ketika mendapat baju koko yang dikenakan Sudarwati langsung ke tubuh Susilo. "Terima kasih, Bu,? katanya sambil menerima baju koko berwarna coklat muda. Menurut Sudarwati yang juga tokoh masyarakat di kompleks lokalisasi itu, aksi sosial itu lebih efektif untuk menyadarkan masyarakat dari lembah nista itu. "Saya pikir, para mucikari itu memang terpaksa mencari nafkah dengan cara seperti itu. Intinya, jangan anggap mereka sebagai sampah masyarakat, tapi dekati dan rangkul mereka dengan penuh kasih persaudaraan, " katanya. Faktanya, katanya, jumlah mucikari dan PSK di kompleks Lokalisasi Tambak Asri setiap tahun bertambah, namun dalam lima tahun terakhir justru menurun 50 persen dari 1.000-an pada tahun 2004 menjadi 400-an pada tahun 2009. Senada dengan itu, Simon Lekatompessy yang juga Ketua DPC PDS Surabaya berpendapat perlu ada solusi alternatif untuk memberantas praktik prostitusi yang ada di Surabaya. "Tak sekedar menutup atau merelokasi lokalisasi, tanpa memikirkan dampak sosialnya. Itulah salah satu pekerjaan besar kami sebagai wakil rakyat dari Fraksi Partai Damai Sejahtera," kata pengusaha advertising itu. Aksi sosial diakhiri dengan pembagian 300 kotak makanan untuk berbuka puasa yang diikuti pengurus RT, para tukang becak, mantan pemakai narkoba, dan para Laskar Nagabonar dari RT 19 yang merupakan juara pertama Lomba Kampung Bersih dari Narkoba Tahun 2009. -------- Setelah membaca berita diatas saya pribadi merasakan tindakan diatas sunngguh amatlah mulia. Tapi sayangnya yang melakukan aksi itu bukan dari kalangan umat muslim, melainkan aksi solidaritas legislator PDS yang notabenenya beragama Kristen. Bayangkan saja bentuk solidaritas perwakilan dari umat Kristen itu, berani langsung terjun kepada pusat lokalisasi, apalagi bentuk aksinya dengan cara yang tidak menyakiti tapi menyentuh hati. Dan ini saya lihat merupakan metode yang islami walaupun yang melakukan diyakini bukan muslim, lalu mana yang ngaku muslim???? apakah bisanya memukuli mereka yang butuh akan sentuhan hati dan solusi??? syukron. Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis) Get your new Email address! Grab the Email name you've always wanted before someone else does!