PROPOSAL
“TEMU RINDU MENGGUGAT SENYAP”
Pertemuan Perempuan Korban 1965-1966 Jawa Tengah dan DIY
 
I. Latar Belakang
Tragedi Kemanusiaan yang terjadi pada 1965-1966 merupakan sebuah titik balik bagi perjuangan kaum perempuan Indonesia pada umumnya. Perjuangan perempuan Indonesia yang turut menyumbang besar bagi perjuangan kebangsaan dipatahkan setelah terjadi peristiwa yang kemudian dinamakan sebagai G 30 S. Karena dituduh sebagai pelaku yang telah melakukan pembunuhan terhadap para Jenderal di Lubang Buaya, para perempuan yang sebelumnya bergabung dengan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) menjadi korban dari kekerasan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru. Ribuan perempuan Indonesia baik yang berasal dari Gerwani atau yang bergabung dengan organisasi-organisasi massa yang oleh pemerintah dianggap dekat dengan PKI dibunuh, ditangkap dan ditahan tanpa proses pengadilan di penjara-penjara militer.
 
Peristiwa G 30 S telah membuat ribuan kaum perempuan Indonesia menderita. Bagaimana tidak, sebuah peristiwa yang jauh dari kesadaran maupun jarak dari para kaum perempuan ini telah merubah secara drastis kehidupan dan nasib mereka. Para perempuan ini tidak hanya menderita secara fisik karena proses penangkapan yang dilakukan oleh tangan-tangan kekuasaan Orde Baru tetapi juga mengalami penderitaaan dan luka batin yang sangat dalam. Hal ini terjadi karena banyak di antara kaum perempuan ini ketika dalam pemeriksaan maupun dalam tahanan-tahanan militer mendapatkan perlakuan kasar bahkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh para pemeriksanya.
 
Trauma akan kekerasan masa lalu yang dialami oleh para perempuan korban 1965 ini begitu membekas dalam ruang kesadaran mereka. Bahkan dampak dari trauma ini secara meluas juga menghinggapi para perempuan Indonesia masa kini. Sebab, setelah terjadi peristiwa G 30 S, perempuan Indonesia dibatasi peranannya oleh negara dan hanya berkedudukan dalam wilayah domestik kerumahtanggaan. Pemerintahan Orde Baru telah secara sistematis menghancurkan gerakan perempuan Indonesia yang kritis dengan menciptakan citra yang seolah-olah bahwa perempuan tidak layak untuk berkiprah diluar domain kerumahtanggaannya. Dengan menciptakan narasi historiografi perempuannya, negara menggunakan masa lalu dari Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) menjadi “media pengingat” untuk membatasi peranan dan aktivitas kaum perempuan. Indonesia.
Di sisi lain, dalam kehidupan setelah keluar dari tahanan-tahanan Orde baru kaum perempuan korban Tragedi Kemanusiaan 1965-1966 ini mengalami penderitaan yang begitu berat, ini tidak hanya berkaitan dengan luka batin dan fisik yang dialami ketika dalam penahanan tetapi juga diakibatkan karena politik pencitraaan dan stigmatisasi yang dilakukan oleh negara terhadap mereka. Para perempuan korban ini mendapatkan stigmatisasi berganda (multiple stigmatization). Mereka tidak hanya dituduh komunis (yang distigmatisasi oleh negara sebagai “pemberontak”, “kejam”, “ateis”), tetapi juga distigmatisasikan sebagai Gerwani yang dicitrakan negara sebagai sosok “perempuan pembunuh”, “sadis”, “liar”, “amoral” dsb. Citra yang melekat pada perempuan korban ini demikian “lengkap”, sehingga secara otomatis membuat mereka banyak yang memilih untuk diam dan menganggap bagian dari masa lalu mereka bagaikan sebuah “aib” yang tidak perlu untuk diketahui oleh publik. Belum lagi politik diskriminasi yang dilakukan oleh Orde Baru terhadap para tapol dan keluarganya yang membatasi akses mereka di wilayah ekonomi, sosial politik telah membuat mereka tidak hanya terpuruk secara mental tetapi juga dalam kehidupan sosial.
 
Dampak dari “kebisuan” para korban perempuan inilah yang membuat mereka cenderung tidak bersuara ketika pasca Orde Baru muncul berbagai wacana untuk membongkar kejahatan kemanusiaan Orde Baru secara umum ataupun tentang wacana pemulihan hak-hak korban dari kekerasan yang dilakukan oleh Orde Baru. Padahal keterlibatan para perempuan korban 1965 mutlak untuk dilakukan, karena hal ini akan semakin mengungkap bagaimana kejahatan dan kekerasan masa lalu pada tahun 1965 yang dilakukan oleh Orde Baru itu begitu sistematis dan berdampak pada semua kelompok sosial yang ada di Indonesia, termasuk juga kaum perempuan Indonesia. Sebab, tanpa keterlibatan kelompok perempuan korban 1965 kita akan mereduksi arti dan posisi “korban” kejahatan Orde baru itu seolah-olah hanya mereka yang menjadi korban politik. Sementara dunia perpolitikan sudah diidentikkan dengan dunia kaum laki-laki. Yang artinya, bisa saja disimpulkan bahwa “korban kejahatan kemanusiaan dan kekerasan masa lalu Orde Baru hanya terdiri dari tahanan politik laki-laki”. Padahal seperti kita ketahui akibat dari kebijakan “anti komunis” yang dilakukan oleh Orde Baru dampaknya juga dirasakan oleh para perempuan yang dituduh komunis, istri-istri yang ditinggalkan oleh suaminya karena dibunuh atau dipenjara, dan juga anak dan keturunan para tahanan politik.
Dengan memperluas dimensi korban maka setidaknya wacana tentang pengungkapan kebenaran, rehabilitasi ataupun rekonsiliasi akan lebih lengkap, sebab kita tidak terjebak dalam penunggalan entitas korban itu sendiri. Kita harus menunjukkan bahwa korban dari kekuasaan Orde Baru itu terdiri dari banyak varian yang masing-masing mempunyai lapisan trauma yang berbeda-beda. Dan yang lebih penting adalah mengajak kelompok korban dari berbagai macam kelompok sosial untuk bersama-sama terlibat dalam wacana penuntasan kekerasan masa lalu yang dilakukan oleh Orde Baru. Untuk itulah kami dari Perempuan Korban Tragedi 1965-1966 yang berdomisili di Yogyakarta bersama dengan SYARIKAT INDONESIA membentuk kepanitiaan bersama untuk melaksanakan kegiatan yang kami namakan sebagai “TEMU RINDU MENGGUGAT SENYAP”. Pertemuan ini merupakan ikhtiar yang kami lakukan untuk mengumpulkan korban perempuan 1965-1966 terutama yang berada di Jawa.

II. Tujuan
Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertemukan para perempuan korban 1965 se-Jawa. Kita berharap dengan pertemuan ini para perempuan korban 1965 bisa mengungkap “kebisuan” yang selama ini diderita oleh korban perempuan 1965 dan mencairkan “trauma” individu yang diderita oleh para perempuan korban 1965.
Sementara secara khusus pertemuan ini bertujuan untuk :
1. Mengajak para perempuan korban 1965 untuk terlibat dalam wacana yang mengemuka tentang pemulihan korban kekerasan Orde Baru maupun wacana tentang pengungkapan kebenaran.
2. Menyuarakan kepentingan, ide dan gagasan para perempuan korban 1965 yang kemungkinan tidak terakomodasi dalam kerja-kerja yang dilakukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di kelak kemudian hari.
3. Membentuk jaringan korban perempuan 1965 yang mempunyai kepentingan terutama untuk mengatasi keterpurukan mental ataupun sosial ekonomi para perempuan korban 1965.

III. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini berbentuk semiloka yang dirancang sebagai media untuk mengartikulasikan diri bagi para ibu-ibu yang umumnya selama ini tidak mempunyai ruang untuk bercerita (storytelling) tentang masa lalu mereka. Dari ruang penceritaan ini diharapkan akan berfungsi juga sebagai trauma healing bagi ibu-ibu, sehingga mereka kemudian bisa kembali melakukan identifikasi diri sebagai bagian dari korban kekerasan masa lalu Orde Baru serta melakukan transformasi psikologis dari obyek menjadi subyek yang memperjuangkan kepentingan korban. Acara yang direncanakan berlangsung sehari penuh ini akan lebih memberikan ruang ekspresi dan artikulasi diri bagi para ibu-ibu dari penyampaian gagasan sampai kemudian ada agenda tindak lanjutnya. Sementara itu untuk memperkaya materi dan memberi perkembangan informasi tentang agenda-agenda yang telah dikerjakan oleh beberapa institusi berkaitan dengan agenda perempuan dalam penuntasan kekerasan masa lalu maka dihadirkan wakil-wakil institusi yang selama ini sudah melakukan agenda tersebut di antaranya adalah dari KOMNAS PEREMPUAN, ELSAM dan Perwakilan LPKP Jakarta.        
     
IV. Peserta
Peserta kegiatan ini terdiri dari para perempuan korban 1965 yang berasal dari beberapa wilayah se-Jawa yang berjumlah sekitar 200 orang, selain itu juga diundang para aktivis yang bergerak dengan isu-isu perempuan di Yogyakarta dan sekitarnya. Harapannya bahwa para aktivis perempuan ini akan belajar dari pengalaman perempuan korban 1965 dan bersama-sama memperjuangkan keterpurukan para korban perempuan 1965 melalui agenda kerja masing-masing. Walaupun secara khusus acara ini untuk para kaum perempuan korban 1965 tapi acara ini tidak menutup akan kehadiran bapak-bapak.  

V. Panitia
Susunan untuk kepanitiaan acara ini adalah :
Ketua   : Ibu. Ch Sumarmiyati
Sekretaris  : Pipit Ambarmirah
Bendahara  : Ibu Rindang Farichah
Seksi Humas  : Ibu Sri Muhayati (koordinator)
     (Perwakilan masing-masing wilayah)
 
Seksi Acara  : Bondan Nusantara (koordinator)
       Septi Wulandari
     Teman-teman Jaringan Syarikat Indonesia
Seksi Konsumsi : Ibu Sudjirah
     (dibantu oleh ibu-ibu yang berdomisili di Jogja)
Seksi Dana  : Bp. Istiadi
     Ibu. Sri Lestari
     Bp. Tomo
Seksi Dokumentasi : Team Dokumentasi Syarikat
Seksi Perlengkapan : Muh. Rosyid (Koordinator)
     Supri
VI. Pelaksanaan Kegiatan
Acara “Temu Rindu Menggugat Senyap” ini akan diselenggarakan pada :
Hari  :  Minggu
Tanggal :  24 Juli 2004
Jam  :  10.00 – 16.00 WIB
Tempat :  Pendopo Sekolah Menengah Kesenian Indonesia (SMKI) Bugisan
     Yogyakarta.
VII. Susunan Acara

No Jam Topik/Kegiatan Fasilitator
1. 09.00 - 10.00 RegistrasiPembukaanPengantar Umum Ibu SumarmiyatiM Imam Aziz
2. 10.00 - 11.00 Penampilan Kesenian yang bercerita tetntang kehidupan penjara perempuan (Ketoprak, Puisi dan Fragment) Bondan Nusantara dkk
3. 11.00 – 13.00  Diskusi Agenda Perempuan dan Penuntasan Kekerasan Masa Lalu  Komnas PerempuanElsamLPKP
4. 13.00 – 14.00 Rehat siang  Pemutaran Film “Kado untuk Ibu”  
4 14.00 – 16.00 Brainstroming dan dialog Team Pendamping
5 16.00 –  SayonaraÂ…. 
 

VIII. Pendanaan :
Kegiatan”Temu Rindu Menggugat Senyap” ini sepenuhnya didanai secara swadaya oleh ibu-ibu korban perempuan 1965 dengan cara  :
1. Sumbangan melalui uang.
2. Pembiayaan transportasi secara mandiri oleh rombongan yang berasal dari luar daerah.
3. Sumbangan bahan-bahan kebutuhan pokok atapun snack dari para ibu-ibu yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya.
4. Menyediakan tempat menginap bagi para rombongan ibu-ibu yang datang pada pada tanggal 23 Juli atau Sabtu Malam.
5. Memasak sendiri makanan yang akan disajikan pada saat pelaksanaan acara.       
Tetapi mengingat kemampuan panitia tidak mampu untuk membiayai semuanya maka kami sangat berharap ada bantuan atau donasi penyelenggaraaan dengan cara menyumbang dalam bentuk apapun.
 
Bantuan yang berwujud bahan pokok bisa langsung dialamatkan ke :
Sekretariat Panitia
d/a Sidikan UH V/618 A Yogyakarta 55163
Telp/fax 382 530
Sedangkan bantuan berwujud uang bisa disalurkan ke rekening panitia yaitu:
An. Rindang Farichah dan Sri Lestari
No. Rekening 137.00.0471843.9
Bank Mandiri KCP Katamso Yogyakarta

IX. Rencana Anggaran.
1. Persiapan, Sarana dan Prasarana
a. Sewa Tempat  :        500.000
b. Sewa Kursi   : @ 1500 x 200      300.000
c. Sound System  :         300.000
d. Sewa LCD   :         150.000
e. Dekorasi   :        250.000
Sub total   :     1.500.000
2. Kesekretariatan
a. ATK   :       200.000
b. Telephone   :       500.000
c. Faximile   :       100.000
Sub total   :       800.000
  
3. Konsumsi   : @ 10.000 x 200   2.000.000    
4. Dokumentasi
a. Kaset   : @ 30.000 x 10       300.000
b. Penggandaan VCD : @ 10.000 x 200   2.000.000
c. Proseeding   :         200.000
Sub total   :     2.500.000

5. Transportasi
a. Pengiriman undangan : @ 200 x 200       400.000
b. Transportasi konsumsi :        100.000
Sub total   :        500.000
6. Pentas Ketoprak  :     2.000.000
7. Perdiem Panitia  : @ 200.000 x 15   3.000.000
8. Lain-lain   :        100.000
TOTAL   :     12.400.000   
 
X. Penutup
Demikian proposal ini kami buat sebagai kerangka acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menyukseskan acara ini.
 
 
Yogyakarta, 2 Juli 2005

Hormat kami
Panitia Penyelenggara
“TEMU RINDU MENGGUGAT SENYAP”
 Ketua                                                                                              Sekretaris
Ch. Sumarmiyati                                                                               Pipit Ambarmirah

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to