Salam Pembebasan!!!
aku akbar, Eksekutif Kota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EKSKOT LMND KOTA JAMBI) adalah orang yang amat sangat mengagumi sosok Tan Malaka. Aku pikir, tambahan referensi untuk mu bung adalah menganalisis buku Tan Malaka yang lain seperti "Dari Penjara ke Penjara". Buku itu jika kita analisis secara mendalam akan menghasilkan benang merah perjuangan masa rakyat. Terus terang, Revolusi tanpa teori revolusi tidak akan tercapai. Begitupun dengan perjuangan revolusi demokratik yang sedang kita perjuangkan. Seorang Tan Malakais adalah orang yang memiliki pemahaman logika formal yang kuat. Tapi ingat, Praktek tanpa teori adalah Radikal, Teori tanpa praktek sama dengan Onani wacana
Hancurkan Feodalisme, Militerisme dan Kapitalisme
Tuntaskan Revolusi Demokratik, Rebut Kemerdekaan Serjati

anton kodrat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

aku butuh buku terbitan yayasan pembaharuan thn 50an ada yg punya ga?
copyannya juga gpp...
 
anton

ahmad syalabhi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
TAN MALAKA (1897-1949)
GERILYAWAN REVOLUSIONER YANG LEGENDARIS



Tan Malaka –lengkapnya Ibrahim Datuk Tan
Malaka—menurut keturunannya ia termasuk suku bangsa
Minangkabau. Pada tanggal 2 Juni 1897 di desa Pandan
Gadang –Sumatra Barat—Tan Malaka dilahirkan. Ia
termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar
biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan
tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia
sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta,
Syahrir, Moh.Yamin dan lain-lain.



Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini
telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang
orisinil, berbobot dan brilian hingga berperan besar
dalam sejarah perjaungan kemerdekaan Indonesia. Dengan
perjuangan yang gigih maka ia mendapat julukan tokoh
revolusioner yang legendaris.



Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam
gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari
sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan
pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga
berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai
pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia
Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu
pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi
anggota-anggota PKI dan SI (Syarekat Islam) untuk
menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader
serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan  aksi
komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian
memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang
pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga
mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.



Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk
mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota
SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan
alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para
murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia
kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi,
bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua,
memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti
kegemaran (hobby) mereka dalam bentuk
perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki
nasib kaum kromo (lemah/miskin). Untuk mendirikan
sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi
sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga
sekolah itu semakin lama semakin besar.



Perjaungan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada
usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu,
tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan
ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh
terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan
aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran
sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat
agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang
diterima oleh kaum buruh.



Seperti dikatakan Tan Malaka pad apidatonya di depan
para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan
suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati,
apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang
akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang
dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.



Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia
sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk
memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi
juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang
dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan
Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya
anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern
(Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang
telah ditentukan di kongres-kongres Moskow diikuti
oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian
tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat
dari keanggotaannya di PKI.

Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia
meletakkan tanggung jawab yang saangat berat pada
pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya
memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan
dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso. Pemberontakan 1926
yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang
berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat
Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan
1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan
kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan
mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat
mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik
ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang
dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digul Irian
Jaya. Peristiwa ini dijadikan  dalih oleh Belanda
untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang
yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka
perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat
dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama
bertahun-tahun.



Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu,
berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di
ibukota Thailand itu, bersama Soebakat dan
Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka
memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia
(PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis
“Menuju Republik Indonesia”. Itu ditunjukkan kepada
para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri
Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon,
Cina, April 1925. Prof. Moh. Yamin sejarawan dan pakar
hukum kenamaan kita, dalam karya tulisnya “Tan Malaka
Bapak Republik Indonesia” memberi komentar: “Tak
ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan
Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya
tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina
sebelum revolusi Philippina pecah….”



Ciri khas gagasan Tan Malaka adalah: (1) Dibentuk
dengan cara berpikir ilmiah berdasarkan ilmu bukti,
(2) Bersifat Indonesia sentris, (3) Futuristik dan (4)
Mandiri, konsekwen serta konsisten. Tan Malaka
menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam sekitar 27
buku, brosur dan ratusan artikel di berbagai surat
kabar terbitan Hindia Belanda. Karya besarnya
“MADILOG” mengajak dan memperkenalkan kepada bangsa
Indonesia cara berpikir ilmiah bukan berpikir secara
kaji atau hafalan, bukan secara “Text book thinking”,
atau bukan dogmatis dan bukan doktriner.



Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir,
dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan
dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan
urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari
kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah
lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme  yang
pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan,
pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme
menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif
sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang
pertama.



Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang
pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat
diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta
sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit,
sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat
menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa
dan bagaimana.



Semua karya Tan Malaka danpermasalahannya dimulai
dengan Indonesia. Konkritnya rakyat Indonesia, situasi
dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu
diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan
masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan
latar belakang  sejarahnya bukanlah cara berpikir yang
“text book thinking” dan untuk mencapai Republik
Indonesia sudah dicetuskan sejak tahun 1925 lewat
“Naar de Republiek Indonesia”.



Jika kita membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi
semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran
(“Gerpolek”-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka
akan kita temukan benang putih keilmiahan dan
keIndonesiaan serta benang merah kemandirian, sikap
konsekwen dan konsisten yang direnda jelas dalam
gagasan-gagasan serta perjuangan implementasinya.



Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan
penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan
Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah
diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus
pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan
pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka
dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa
itu.



Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah
bagi republik Indonesia akibat Perjanjian Linggarjati
1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil
diplomasi Syahrir dan Perdana Menteri Amir
Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai
MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta. Dan pada tahun
1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka gugur, hilang
tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di
tengah-tengah perjuangan “Gerilya Pembela Proklamasi”
di Pethok, Kediri, Jawa Timur.



Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang
ditandatangani Presiden Sukarno 28 Maret 1963
menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan
kemerdekaan Nasional. (Bek)



BERGELAP-GELAPLAH DALAM TERANG, BERTERANG-TERANGLAH
DALAM GELAP ! (TAN MALAKA)




--- ali nur salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> say lagi nyari segala hal ttg tan malaka, baik
> karya,
> gambar, contact person, kawan diskusi ataupun yang
> lain. monggo midangetaken! vokoke demi mewujudkan
> kemerdekaan akal, hati, dan raga. merdeka!
>
>
>            
> __________________________________
> Meet your soulmate!
> Yahoo! Asia presents Meetic - where millions of
> singles gather
> http://asia.yahoo.com/meetic
>
>
>
>


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com



Start your day with Yahoo! - make it your home page


Start your day with Yahoo! - make it your home page

Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
        [EMAIL PROTECTED] (langganan)
        [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke