saya bukanlah seseorang yang begitu paham mengenai ideologi,namun saya mencoba untuk melakukan dialog dengan kawan-kawan yang mengerti,mudah-mudahan dengan demikian saya jadi lebih paham."Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mau merubah nasibnya sendiri".kalimat itu saya dengar dari kawan saya yang mengaku islam.Bagi saya, terserah mengenai ketuhanan namun saya sepakat bahwa perubahan nasib bisa terjadi kalau suatu kaum dengan sadar terus berusaha untuk merubahnya.Jika hal itu terjadi,maka itulah yang disebut revolusi.revolusi bagi saya adalah satu perubahan yang mendasar,cepat,dan menyeluruh yang dilakukan oleh seluruh bagian yang tertindas dengan penuh kesadaran. Revolusi bisa gagal karena massa tidaklah memiliki kesadaran,mereka bergerak karena terpengaruh oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan memobilisirnya dengan agitasi dan propaganda yang kuat serta hebat. untuk kasus indonesia yang sekarang,saya kira revolusi adalah jalan yang harus kita tempuh,segalanya sudah sangat bobrok dan busuk sehingga harus kita hancurkan agar kita bisa membangun yang baru ( dalam hakikatnya revolusi adalah tindakan jebol-bangun).masalahnya saya lihat ada 3. yang pertama massa tidak memiliki kesadaran dan mereka hanya mencoba bertahan hidup ( just hang on ).kalaupun bisa bergerak itu hanya karena motif yang individualis ."makan saja susah den,apalagi saya harus ikutan demonstrasi.saya harus kerja,gak kerja gak makan den".mereka berpikir bahwa sudah nasib atau takdir mereka untuk hidup demkian.mereke gak sadar bahwa hak-hak mereka dicuri.tugas kitalah untuk mencari jalan membantu mereka menjadi sadar.Tanpa kesadaran mereka,revolusi tidak akan pernah terjadi. kedua,banyak orang yang berpura-pura membela rakyat melakukan demonstrasi dll.Dengan kemampuannya yang luar biasa mereka memperoleh kepercayaan rakyat kemudian memobilisasinya tetapi tidak menyadarkannya.mereka pada dasarnya hanyalah maling yang menunggu giliran untuk berkuasa.sekarang aktivis mahasiswa,besok lusa anggota DPR dan partai berkuasa. ketiga,banyak aktivis yang jujur membela rakyat namun terpisah dari rakyat,mereka bergelut dengan buku dan berdiskusi mengenai ideologi.mereka tidak mengerti apa yang diinginkan rakyat,yang diharapkan rakyat.mereka tidak pernah berdialog dengan rakyat.tanpa pemahaman mengenai rakyat mereka mencoba membela rakyat.Apa hasilnya,onani perjuangan ( mungkin saya juga bagian dari kelompok ini ). bagaimana memecahkan masalah ini ?.saya sendiri masih bingung,saya harapkan kawan-kawan sekalian punya jawaban.
--- kaka hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya tidak tahu tulisan Didi Novrian (Sun Nov 20, > 2005 10:11 am) ditujukan untuk mengapresiasi > tulisan saya atau tidak. Kalau memang seperti itu, > saya sangat berterimakasih. Artinya saya punya teman > untuk diskusi. Setidaknya, pemikiran saya layak > untuk dijadikan bahan diskusi. > Ken Budha Kusumandaru dalam bukunya (Karl > Marx-Revolusi dan Sosialisme) mengatakan kurang > lebihnya begini: Mazhab Frankfurt (Hokheimer, > dkk-termasuk Antonio Gramsci) menginginkan dapat > menjadi wadah kaum intelektual untuk > âmemproduksiâ gagasan, teori, untuk jadi > landasan sebuah revolusi sosialisme. > Namun usahanya gagal. Kegagalannya > bukan karena mereka bodoh, tapi lebih karena mereka > tidak mengetahui ârealitas obyektifâ yang sedang > terjadi. Mereka ingin membela buruh, tapi tidak tahu > bagaimana kehidupan buruh sebetulnya. Mereka tidak > tahu bagaimana rasanya menjadi buruh. > Kira-kira itulah yang terjadi pada > sebagian besar kawan-kawan aktivis kita (barangkali > juga termasuk saya). Kita bicara atas nama rakyat > kecil, tapi lucu, kita sendiri bukan rakyat kecil. > Lebih lucu lagi kita tidak tahu bagaimana keadaan > sesungguhnya yang sedang dialami rakyat kecil. Ya⦠> lucu sekali. > Kita ingin menjadi pahlawan bagi > rakyat kecil. Kita ingin mengantarkan mereka pada > sebuah perubahan nasib melalui sebuah revolusi. > Itulah yang dilakukan Mazhab Frankfurt dan juga kita > hari ini. > Marx mengatakan, untuk memecah sebuah > revolusi tidak mudah. Nasib kelas bawah tidak akan > berubah selagi ia tidak ingin merubahnya sendiri > (kurang lebihnya seperti itu). Artinya, butuh > âkesadaran kelasâ, tepatnya kesadaran kelas > bawah, kelas proletar. Sederhananya, jika kita > (baca; rakyat kecil) ingin revolusi, maka syaratnya > adalah kita berhadapan pada pilhan âRevolusi atau > Matiâ. Keadaan kita sudah sangat terjepit. > Pilihannya hanya dua, bangkit melawan (revolusi) > atau berdiam diri (dan mati). > Satu lagi yang sering kita lupakan, > atau bahkan kita tidak pernah tahu. Marx mengatakan > kapitalisme adalah sebuah tahapan yang harus > dilalui. Tanpa ada kapitalisme, mustahil akan > terjadi sosialisme. Sosialisme adalah keniscayaan > zaman, tapi kapitalisme harus mendahuluinya. > Berkaitan dengan Revolusi Bolsyevijk > (Uni Soviet/Rusia), Ken Budha membeberkan fakta. > Meski berhasil, tapi revolusi itu adalah revolusi > terburu-buru. Kapitalisme di Rusia kala itu belum > matang. Rusia belum melewati tahapan kapitalisme > yang bisa dibilang cukup saatnya untuk melancarkan > sebuah revolusi. Tahapan feodalisme belum selesai ia > sudah melangkah ke tahapan industrialisasi (baca; > Kapitalisme). > Konsep Partai Kader yang dikembangkan > oleh Lenin banyak yang menentang. Ia ingin kesadaran > kelas itu âdisuntikkanâ kepada proletar. Padahal > kata Marx, kesadaran itu harus tumbuh dengan > sendirinya. Kesadaran itu tidak bisa dipaksakan. > Rosa Luxemburg, seorang Marxis, juga > mengatakan demikian. Kesadaran kelas itu tidak tepat > kalau dipaksakan ada. Ia harus tumbuh dari kondisi > ketertindasan. Semangat revolusi harus tercipta > manakala kondisinya sudah tak ada pilihan lain; > âRevolusi atau Matiâ. Meski begitu, ia juga > tidak sepakat dengan yang dikatakan Leon Trotsky. > âKapitalisme niscaya hancur. Maka âtungguâ > saja kehancurannyaâ. Itu salah kata Rosa. > Demikian juga di Indonesia. Apapun > konsepnya, kalau memang kondisinya belum matang maka > revolusi itu akan berakhir sia-sia. Hanya akan > meminta korban yang tak ada artinya. > Di Indonesia kondisinya seperti itu. > Rakyat (proletar) belum sepenuhnya merasa > benar-benar tertindas. Apalagi ditambah dengan > nilai-nilai agama yang selalu meninabobokan rakyat. > Agama selalu memberikan doktrin kepasrahan, > karelaan, keikhlasan akan nasib rakyat kecil. Rakyat > selalu diminta untuk bersyukur atas kondisi ataupun > nasibnya. Agama menjadi penghalang untuk melakukan > revolusi. Agama tidak bisa menjadi spirit > perlawanan. > Satu lagi, gerakan revolusi untuk > menghancurkan system lama (baca; kapitalisme) harus > bersama-sama. Negara-negara tertindas (baca; negara > kebanyakan proletar, negara berkembang, negara dunia > ketiga) harus bersatu untuk sebuah revolusi > penghancuran kapitalisme. Makanya Marx bilang; > âKaum buruh sedunia bersatulahâ. Kalimat itu > berarti semua kaum buruh, semua negara harus > bersatu. Kalau tidak, kapitalisme itu akan tetap > berjaya. > Hal itu dialami Uni Soviet/Rusia. > Revolusi Bolsyevijk berhasil menggusur struktur > kapitalisme. Tapi itu hanya sementara, dan kemudian > kapitalisme bangkit lagi. Kapitalisme terlalu kuat > untuk dilawan manakala gerakan revolusi itu tidak > dilakukan secara bersama-sama. > Benar⦠revolusi-revolusi yang > terjadi sebalum Marx, tidak tahu Marxisme, > Sosialisme, Komunisme. Tapi yang jelas, revolusi itu > tidak bertahan lama. Karena tidak didasari oleh apa > yang Marx bilang dengan âHukum Obyektif > Perkembangan Masyarakatâ. Makanya Marx kemudian > bilang; âPara filosof hanya memikirkan dunia, > persoalannya adalah bagaimana mengubahnyaâ. Itulah > yang kemudian menjadi dasar bagi Marx untuk > mengatakan bahwa sosialisme sebelumnya adalah > âsosialisme utopisâ. > Mengutip Marx, Frans Magnis Suseno > mengatakan dalam bukunya; Sosialisme tidak akan > datang hanya karena diimpikan. Kehancuran > kapitalisme tidak akan terwujud hanya karena kita > benci terhadapnya. > Marx mengklaim bahwa sosialisme > miliknya adalah âsosialisme ilmiahâ . Itu ada > benarnya. Marx telah memberikan dasar yang sangat > ilmiah bagi cita-cita perwujudan sosialisme itu. > Marx telah menjelaskan bagaimana sejarah itu > bergerak. Marx telah menelanjangi system kerja > kapitalisme itu. Marx telah menemukan hukum obyektif > perkembangan sejarah itu, berikut juga syarat-syarat > untuk sebuah revolusi. > Meski Marx mengklaim sosialisme-nya > adalah sosialisme ilmiah, tapi ia tidak ingin > pemikirannya menjadi dogma, menjadi doktrin, menjadi > anti kritikâseperti yang dilakukan Lenin. Marx > bilang; âKalau memang seperti itu⦠(baca; > Marxisme menjadi dogma, doktrin dan anti kritik) > maka aku bukanlah Marxisâ. Marx ingin Marxisme itu > selalu diperbarui sesuai dengan kondisi zaman. Marx > tidak ingin Marxisme menjadi anti kritik. > Begitu juga ketika Marxisme itu > menjadi ideologi (menjadi ideologi apa dan siapa > pun) tetap harus dikritik. Marxisme jangan sampai > menjadi dogma. Marxisme jangan sampai alergi dengan > kritik. > Ya⦠begitulah sekelumit pemikiran > saya. Saya juga tidak ingin pemikiran saya menjadi > anti kritik. Silakan dikritik, ditambahi, dikurangi, > dll. Yang jelas, saya juga tidak mau hanya > berdiskusi saja. Saya juga tidak mau harus begelut > dengan buku saja. Saya juga ingin bersama-sama > berjuang. Namun, bukan berarti saya ingin > mengecilkan makna teori, makna gagasan-gagasan, > ide-ide. Saya ingin belajar dan terus belajar⦠> Terima kasih⦠Selamat berjuang⦠> silakan diapresiasi, dikritik, dikurangi, dll > asalkan tidak dicaci maki saja. > > > __________________________________________________ > Apakah Anda Yahoo!? > Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki > perlindungan terbaik terhadap spam > http://id.mail.yahoo.com __________________________________ Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click. http://farechase.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> AIDS in India: A "lurking bomb." Click and help stop AIDS now. http://us.click.yahoo.com/VpTY2A/lzNLAA/yQLSAA/vbOolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme ! ******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke: [EMAIL PROTECTED] (langganan) [EMAIL PROTECTED] (keluar) Site: http://come.to/indomarxist Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/