----------------------------------------------------------
Visit Indonesia Daily News Online HomePage:
http://www.indo-news.com/
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
----------------------------------------------------------

Precedence: bulk


KEKERASAN MAKIN MENINGKAT
Staf Lokal UNAMET dan Pemantau Jadi Sasaran

Laporan, 31/8/99 - 16:48 waktu TL

Kabupaten Dili sekarang dilanda teror. Di kecamatan Hera, sekitar 10 km dari
pusat kota, gerombolan Aitarak yang dipimpin oleh Mateus Carvalho membunuh
seorang guru sekolah dasar setempat. Ia adalah staf lokal UNAMET kedua yang
dibunuh oleh gerombolan milisi. Kemarin sore di Atabae, Ermera, seorang staf
lokal dibunuh oleh gerombolan Darah Integrasi yang beroperasi di Ermera.
Gerombolan yang sama sampai sekarang masih menghadang tim UNAMET dan
sejumlah pemantau yang hendak meninggalkan kota itu.

Sejak hari pemungutan suara yang dinilai 'sukses' oleh UNAMET dan dunia
internasional, sekurangnya sudah lima orang Timor Lorosae yang dibunuh oleh
gerombolan milisi pro-integrasi. Pihak Polri tidak berbuat apa pun sekalipun
sudah mengetahui pelaku tindak kriminal itu. Di Ermera, anggota Polres tidak
berbuat apa-apa ketika melihat milisi Darah Integrasi memasang perintang
jalan. Ketika diminta oleh UNAMET untuk menjaga keamanan mereka tidak
bereaksi apa-apa dan terus membiarkan milisi pro-integrasi melakukan apa pun
yang mereka mau.

Dalam kejadian di Hera, beberapa pengamat justru mencurigai Polri terlibat,
karena pada hari pemungutan suara seorang Bintara Polisi Desa bernama Nathan
memaksa staf UNAMET untuk menyerahkan daftar nama staf lokal kepadanya.
Ketika ditanya keperluannya, ia hanya menjawab bahwa itu adalah perintah
dari Kapolda Kolonel Timbul Silaen.

Sementara itu di beberapa kota kabupaten dilaporkan tim-tim pemantau dan
staf lokal sangat terancam. Di Ainaro, gerombolan milisi Mahidi di bawah
pimpinan Cancio Lopes de Carvalho, yang juga seorang pegawai kejaksaan,
menyebarkan daftar orang yang harus dihabisi. Seorang aktivis CNRT
mengatakan sekurangnya 100 nama orang yang tercantum di daftar itu, termasuk
dirinya. Ia mendapat informasi itu dari seorang saudaranya yang dipaksa
menjadi anggota Mahidi dan sekarang mendapat perintah untuk membunuh
orang-orang yang ada di daftar itu.

Di Maliana yang berbatasan dengan Timor Barat, dua orang mahasiswa diculik
oleh milisi pro-integrasi. Setelah disiksa mereka ditahan oleh petugas
keamanan dan kembali mengalami siksaan. Karena kondisinya yang parah,
keduanya dibawa ke sebuah rumah sakit di Atambua, karena milisi mengancam
menghabisi keduanya seandainya dibawa ke rumah sakit setempat. Sampai
sekarang belum diperoleh laporan tentang nasib keduanya.

Rakyat Timor Lorosae sekarang sedang menyaksikan upaya mati-matian dari TNI
dan pemerintah Indonesia untuk menggagalkan jajak pendapat. Untuk 'bermain
bersih', TNI dan pemerintah Indonesia merekrut sejumlah orang Atambua, Alor,
Kupang dan beberapa tempat lain di NTT, yang ditampilkan sebagai 'pendukung
integrasi'. Dengan cara seperti itu tangan TNI dan pemerintah tetap bersih,
sementara media massa menyoroti perkembangan situasi sebagai 'ketegangan
antar kelompok', padahal jelas masalahnya adalah antara rakyat Timor Lorosae
dan rezim militer Orde Baru.

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 2 Sep 1999 jam 08:17:03 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke