----------------------------------------------------------
FREE for JOIN Indonesia Daily News Online via EMAIL:
go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html
- FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE -
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
----------------------------------------------------------

Precedence: bulk


KRISMON KEDUA DATANG JIKA PARPOL TAK DESAK HABIBIE

        JAKARTA (SiaR, 3/9/99). Penyelesaian kasus Bank Bali tak bisa hanya
diatasi secara teknis-prosedural harus ada solusi politik bersama antara
parpol dan dorongan tekanan publik. Karena dampak penyelesaian secara
teknis-prosedural akan menimbulkan reaksi international dan krisis moneter
kedua. Demikian pernyataan sejumlah kalangan.

        Beberapa kalangan menilai proses audit dari perusahaan audit
international Price Water-Cooper dirasa sudah telat dan hanya akan menjadi
kanalisasi politik, demikian pesimisme sebagian pembicara dalam diskusi
dengan tajuk konspirasi politik dibalik kasus Bank Bali, bertempat di
Sumbawa Room, hotel Indonesia, Rabu (31/08)sore.

        Tampil sebagai pembicara adalah: Dr Ariff Arryman, Ketua DPP Partai
Amanat Nasional (PAN), Hendardi dari PBHI, Umar Juoro salah seorang
penasehat ekonomi presiden Habibie, Meilono Suwondo wakil bendahara PDI-P,
Sarwono Kusumaatmaja sebagai ketua Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa
(GKPB) dengan moderator Wimar Witular.

        Arryman menandaskan, akibat molornya penyelesaian kasus Bank Bali Indonesia
akan mengalami krisi moneter kedua. "Setelah IMF, ADB akan diikuti oleh
lembaga lain dan negara lain sebagai dampak dari kasus Bank Bali,"
tambahnya. Menurutnya, perlu political justified dan jangan hanya
penyelesaian teknis prosedural yang hanya akan memeriksa tiga institusi itu
saja (BPPN, Depkeu, dan BI).

        Hal itu dibenarkan Umar Juoro, Menurutnya sulit melokalisasi kasus Bank
Bali tanpa melibatkan unsur politik. Hal tersebut karena pemerintah sekarang
sangat powerful dan menguasai hampir 80% asset perekonomian nasional.
"Bagaimana tidak, jika Rp 500 trilyun di bawah BPPN dan lembaga tersebut
dibawah Depkeu. Dan Menteri Keuangan jelas di bawah presiden, ini berakibat
sulitnya menepis kecenderungan penyelewengan kekuasaan, kata penasehat
ekonomi presiden tersebut," ujarnya.

        Sebagai solusinya Sarwono mengusulkan para ketua umum parpol besar
diculik saja oleh mahasiswa. Setelahnya dikumpulkan di satu tempat untuk
membuat pernyataan bersama berupa desakan kepada presiden Habibie agar
segera menuntaskan skandal Bank Bali. Gagasan itu disampaikannya karena
cara-cara selama ini sudah tak mempan untuk pemerintahan Habibie membongkar
skandal itu.

        Diskusi yang dipandu Wimar Witoelar ini tidak berkembang karena
tidak ada perdebatan lebih lanjut. Sumber SiaR mengungkapkan agaknya para
pembicara yang kebetulan semua alumnus, dan mantan aktivis Institut
Teknologi Bandung (ITB) akan merencanakan follow up selanjutnya. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 5 Sep 1999 jam 04:53:30 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Reply via email to