---------------------------------------------------------- FREE for JOIN Indonesia Daily News Online via EMAIL: go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 ---------------------------------------------------------- Precedence: bulk BEKAS KARYAWAN BRI TOLAK MILITER PIMPIN BRI JAKARTA, (SiaR, 3/9/99). Sekitar seratus orang bekas karyawan Bank Rakyat Indonesia BRI, Kamis lalu menggugat Djoko Mulyono, petinggi militer yang memimpin BRI. Para bekas karyawan yang tergabung dalam Forum Korban Penindasan BRI itu merasa telah dibohongi Djoko soal pesangon. Mereka juga menentang gaya militer Djoko dalam memimpin BRI. Semula para bekas karyawan BRI ini dijanjikan mendapat pesangon antara Rp 50 - Rp 100 juta sesuai jabatan dan masa kerja. Tapi kenyataan yang diterima rata-rata di bawah Rp 50 juta. Padahal menurut Erwin, bos-bos mereka mendapatkan uang pesangon sampai Rp 500 juta rupiah. Menurut catatan SiaR, sejak awal Agustus lalu terjadi Pemutusan Hubungan Karyawan (PHK) massal di bank milik pemerintah. Mereka di PHK karena BRI bangkrut setelah bank itu dikuras oleh 11 konglomerat. Mereka yang menunggak kreditnya dan ikut membangkrutkan BRI itu itu antara lain Djoko Soegiarto Tjandra (Mulia grup), Ciputra, Marimutu Sinivasan (Texmaco) dan The Ning King (Argo Pantes). Selama beberapa bulan belakangan, sudah ada sekitar 5000-6000 karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengundurkan diri. Mereka mundur karena direkayasa manajemen BRI, mereka tidak ada yang bisa dikerjakan. Mereka yang mundur itu berasal dari berbagai jabatan dan golongan kerja. Mulai dari golongan bawah sampai tingkat Direktur Muda. Semula mereka mau mundur lantaran dijanjikan mendapat pesangon Rp 50 juta sampai Rp 450 juta. Namun setelah mereka memutuskan mundur, pesangon itu tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Menurut beberapa sumber, Djoko Muljono Direktur BRI yang dari ABRI ini memang tidak becus mengurus bank. Dalam skandal pengucuran kredit untuk konglomerat itu, konon sekarang Djoko mendadak kaya raya. Menurut isu yang beredar di BRI, rumah mewah Djoko di bilangan Pondok Indah merupakan hadiah dari Ciputra, setelah ia mengucurkan kredit ke perusahaan Ciputra sebesar Rp 45 milyar. Djoko diketahui juga yang memerintahkan The Ning King mentransfer Rp 200 juta ke rekening Jaksa Agung Andi Ghalib lewat rekening Gulat, agar kasus kredit macetnya tidak ditelusuri oleh Kejakgung. Sebagai syarat pengucuran kredit ke perusahaan The Nin King itu, dan setelah kredit dikucurkan, ia sendiri mendapat komisi 2,5% dan sebuah villa di Coolibah, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kabarnya ia juga mendapat mendapat rumah di Washington atas pemberian Marimutu Sinivasan, bos Texmaco.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 5 Sep 1999 jam 04:54:37 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++