----------------------------------------------------------
FREE Subscribe/UNsubscribe Indonesia Daily News Online
go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html
- FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE -
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Free Email @KotakPos.com
visit: http://my.kotakpos.com/
----------------------------------------------------------

Hartono: 'Enampuluh hari pemerintahan Gus Dur-Mega mengecewakan'

Setelah 60 hari menjalankan pemerintahan, kebijakan-kebijakan yang diambil
duet Gus Dur-Megawati dinilai masih mengecewakan. "Pemerintahan ini belum on
the track, program-programnya banyak yang tidak jelas," ujar anggota DPR/MPR
Hartono Mardjono ketika dihubungi satunet.com Minggu siang.

Menurut Hartono, kabinet yang dibentuk Gus Dur-Mega tidak satu kesatuan,
belum kompak, dan jalan sendiri-sendiri. Bahkan dalam pandangannya rapat
kabinet sampai saat ini belum pernah dilakukan.

"Jika ini dibiarkan terus-menerus saya kira legitimasi dan kredibilitas Gus
Dur-Mega lambat laun akan pudar. Dan tidak mustahil, jika tidak segera
diatasi dalam beberapa bulan yang akan datang, pemerintahan ini jauh lebih
buruk dari pemerintahan sebelumnya," ujar Hartono dari Fraksi Partai Bulan
Bintang itu.

Hartono menilai sosok kepala negara dalam menjalankan kebijakannya terkesan
easy going, sehingga ada kalanya kritik-kritik dari masyarakat sering tidak
direspons dengan baik. Selain itu sifat sense of crisis yang seharusnya
dimiliki oleh seorang kepala negara belum terlihat pada kebijakan-kebijakan
yang diterapkan Gus Dur-Mega.

Berbagai kasus warisan pemerintahan sebelumnya yang terjadi di daerah
seperti Ambon, yang hingga kini masih bergolak dan 'main bunuh-bunuhan',
Aceh dan Irian Jaya belum kunjung selesai.

Ancaman disintegrasi ini, kata Hartono, seharusnya menjadi target Gus
Dur-Mega untuk segera diselesaikan tapi sampai hari ini pemerintahan belum
bisa berbuat apa-apa. "Sepertinya masalah-masalah di daerah bisa selesai
dengan sendirinya," ujar Hartono yang juga Sekjen PBB itu.

Sifat easy going antara lain diperlihatkan Gus Dur ketika melakukan
pembubaran dua departemen yakni Depsos dan Deppen, atau yang teranyar, Gus
Dur mengganti nama propinsi Irian Jaya dengan nama Papua tanpa terlebih
dahulu berkonsultasi dengan DPR. "Itu kan namanya melanggar undang-undang
(UU)," ujarnya, tanpa memerinci pasal dan nama undang-undang yang
dimaksudkannya.

Dirinya berharap agar pemerintahan Gus Dur-Megawati lebih banyak mendengar
masukan-masukan dan lebih konsisten dalam menjalankan pemerintahannya.
Selain itu, para menteri yang diharapkan membantu tugas-tugas presiden
hendaknya memiliki program-program dengan konsep yang jelas. "Tetapi yang
terjadi, sampai pemerintahan berjalan lebih dari dua bulan mereka
[menteri-menteri] tidak punya konsep dan masih bingung akan berbuat apa,"
tegas Hartono.

Hartono menyatakan, saat ini kalangan pengamat sudah mulai melontarkan
kritikan-kritikan tajam kepada kebijakan-kebijakan yang dijalankan
pemerintahan Gus Dur-Mega. "Saya kira Gus Dur-Mega harus segera membuat
kebijakan-kebijakan yang aspiratif dengan sense of crisis yang tinggi," jelasnya.***

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 3 Jan 2000 jam 04:11:37 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke