---------------------------------------------------------- FREE Subscribe/UNsubscribe Indonesia Daily News Online go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- Kompas, Senin, 3 Januari 2000 Amien Rais: BI Sarang Korupsi Yogyakarta, Kompas Salah satu persoalan yang sulit diatasi bangsa Indonesia saat ini adalah masalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Namun hingga saat ini belum ada koruptor kelas kakap yang ditangkap atau dikirim ke penjara. Yang lebih fatal lagi, Bank Indonesia yang merupakan bank sentral ternyata merupakan sarang korupsi, terbukti sejumlah dana raib tanpa bekas. "Yang ada justru koruptor asyik bermain golf, menghitung uang yang tidak terbatas, serta tidak merasa khawatir dibawa ke pengadilan," demikian penilaian Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais saat membawakan refleksi akhir tahun, Jumat (31/12) malam di Masjid Besar Kauman, kompleks Alun-alun Yogyakarta. Amien, menilai skala korupsi di Indonesia seakan-akan tidak pernah berhenti. Setiap kali ada kasus yang terbongkar, kasus yang lebih besar menyusul terbuka. Terbukti, belum selesai kasus Bank Bali, rakyat dikejutkan dengan kasus Texmaco. "Kita lihat saja, tanggal 3 Januari 2000 akan ada lagi korupsi yang lebih besar dari Texmaco. Ternyata di atas sebuah korupsi masih ada korupsi yang lebih besar," tandasnya. Menyinggung soal tindakan Kejaksaan Agung dalam mengusut masalah KKN, Amien berpendapat bahwa hingga saat ini Jaksa Agung Marzuki Darusman belum banyak berbuat, dalam memberantas kasus KKN. "Marzuki masih berbicara akan memberantas tetapi belum ada keberanian," tandasnya. Integritas teritorial Ketua MPR juga berpendapat, saat ini, Indonesia menghadapi masalah integritas teritorial yang cukup berat, yakni munculnya berbagai tuntutan dari sejumlah daerah untuk memisahkan diri dari bangsa Indonesia. "Kita harus mengingat, ketika founding fathers mendirikan negara Indonesia, bukan atas dasar persamaan warna kulit, ras, suku, etnik dan agama, tetapi atas keinginan untuk menjadi satu sebagai negara yang kuat," ujar Amien. Ia meminta segenap komponen bangsa berusaha mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia, sehingga tidak mudah terpecah-belah. Dia mencontohkan, Amerika Serikat yang menjadi negara adidaya yang kuat. Padahal negara tersebut juga terdiri dari berbagai macam kelompok seperti di Indonesia. "Orang Amerika ada yang kulit putih, hitam, Indian Amerika bahkan ada Amerika Arab. Meski demikian mereka bisa menjadi kuat. Mengapa kita yang sudah menjadi satu, harus tercerai- berai," tandasnya. Amien menilai, konflik yang terjadi di Ambon sebenarnya bukan karena mereka ingin merdeka, tetapi lebih pada konflik horizontal, yakni karena perbedaan agama dan suku. "Kita berharap mereka bisa memecahkan masalah mereka sendiri," tandasnya. Bertolak dari pengalaman masa lalu, di mana bangsa Indonesia bisa mengatasi berbagai masalah negara, Amien optimis masalah yang terjadi saat ini bisa teratasi asalkan bangsa Indonesia bersatu. (son) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 5 Jan 2000 jam 08:37:42 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++