---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- Anggota Sub Denpom Meulaboh Jual Senjata Kepada GAM Mengharap pagar, ternyata memakan tanaman. Begitulah kisah duka TNI di Aceh yang ingin pulang kampung. Karena tak ada uang, Pratu Zulkifly anggota Sub Denpom Meulaboh, Aceh Barat nekad melelang tujuh pucuk senjata api untuk AGAM seharga Rp. 80 juta. Pratu Zulkifly asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah Senin (3/1) malam melarikan tujuh pucuk senjata dan kemudian menjual untuk gerilyawan AGAM. Namun pelaku pekerjaan nekad itu berhasil diciduk pasukan Brimob Rabu (5/1) pagi, ketika berupaya melarikan diri dengan kenderaan hasil rampasan. Ketika itu tutur Danrem 012/Teuku Umar Kolonel CZI Syarifudin Tippe, SIP, M.Si, Pratu Zulkifly yang gerak geriknya mencurigakan selama ini, melintas Polsek Kuala Batee, Aceh Selatan dengan menumpang mobil Panther diduga hasil rampasan milik BRI yang sudah diubah catnya. Satu pleton Brimob yang sedang berjaga-jaga melakukan sweeping langsung menangkap pelaku dengan seorang warga sipil lainnya yang sedang melaju. Bersama mereka, polisi menemukan satu pucuk pistol genggam jenis FN 46 dua magazen dan 16 peluru hasil curian. Mengenai enam senjata api lainnya dari tujuh pucuk yang dicuri itu sudah diserahkan kepada AGAM melalui Tgk Hamdani di Jeuram, Kecamatan Seunagan diduga sebagai penghubung GAM. Ketujuh pucuk senjata yang dilarikan itu terdiri empat pucuk senjata laras panjang M-16 dan 639 pelurunya, dua pistol genggam jenis FN 45 dengan 14 butir peluru serta dua magazen dan satu pistol FN 46 juga bersama 14 butir pelurunya. Kronologis Menurut Danrem 012/TU didampingi Dandenpom Mayor CPM Syoekir dan Ka.Mahmil Letkol P.J Yusuf, pada saat kejadian pelaku bertugas jaga bersama rekannya Sertu Asril dan Praka Amir. Usai buka puasa seteguk air dua rekannya pamitan pada pelaku untuk santap malam di kediaman yang masih satu kompleks itu juga. Kata Danrem, ternyata peluang itu dimanfaatkan tersangka untuk melarikan diri dengan memboyong tujuh pucuk senjata tanpa diketahui siapa pun. Sejak peristiwa itu, "saya langsung memerintahkan jajaran Korem 012/TU untuk memburu dan melakukan sweeping," ujarnya. Hasil pengembangan pihak petugas di sana berhasil memperoleh informasi tentang tingkah laku yang mulai mencurigakan seperti ditemukannya pakaian dinas tersangka di markas GAM Lageun, Setia Bhakti. Selain itu tersangka ini sudah berhasrat untuk mudik ke kampung halaman di Kalimantan. Kecuali tak memperoleh cuti, yang bersangkutan juga tidak memiliki uang yang cukup untuk mudik, sehingga diduga nekad melegokan senjata seharga itu. Uang yang dijanjikan perantara AGAM belum sempat diambil karena kebetulan simpanan masih berada di salah satu bank, tandas Syarifuddin, sembari mengatakan pelaku bisa diganjar hukuman mati sebagai penghianat. Atas pertanyaan Waspada pada sisi lain Syarifuddin mengakui tugas TNI di Aceh yang tergolong berat melalui penanganan khusus, hingga saat ini belum mendapat tunjangan khusus seperti prajurit di Timor Timur dan Irian Jaya. Hal ini diakuinya masih memprihatinkan. Danrem menilai, di balik peristiwa itu peristiwa itu dapat dikategorikan bukan sebagai aksi pembelotan atau desersi, melainkan termasuk katagori pelarian. Hal seperti ini bisa terjadi di mana saja di dunia ini, tak terkecuali di Aceh katanya. Dalam hal ini sangat tergantung daya tahan mental prajurit itu sendiri atau tergantung mana lebih besar desakan hati dengan hawa nafsu dalam menetapkan keputusannya. Menyinggung tentang jumlah personil TNI yang desersi selama bulan November hingga Desember 1999 sehubungan adanya pagelaran referendum dan HUT GAM ke 23 tergolong tinggi. Begitu pun dibandingkan jumlah banyaknya personil TNI yang bertugas di daerah ini angka tak seberapa. "Ya,... angkanya di bawah 20 oranglah," sebutnya. Tentang jumlah senjata api yang ikut diboyong mereka tercatat 14 pucuk dari berbagai jenis. Untuk langkah antisipatif dalam segi kebutuhan material prajurit di Aceh, pihaknya sudah mengusulkan adanya tunjangan khusus, ungkap Danrem.*** ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 6 Jan 2000 jam 08:30:17 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++