----------------------------------------------------------
Visit Indonesia Daily News Online HomePage:
http://www.indo-news.com/
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Free Email @KotakPos.com
visit: http://my.kotakpos.com/
----------------------------------------------------------

Di Subulussalam
TNI Bungkam Tiga Gerilyawan AGAM

Serambi-Tapaktuan
Aparat TNI dari kesatuan Yonif 121 Macan Kumbang (MK) yang di-BKO-kan di Kecamatan 
Simpang Kiri, Aceh Singkil menembak mati tiga
warga sipil yang diyakini sebagai gerilyawan AGAM dalam penghadangan di KM 11 kawasan 
SPD 11 Subulussalam, Selasa (18/1) malam. Pada
hari yang sama (Selasa siang) seorang warga Desa Krueng Luas, Trumon, Aceh Selatan 
tewas di rumah sakit setelah ditembak aparat
Brimob karena melawan petugas.
Danyon 121 Macan Kumbang, Letkol Toto dan Dandim 0107 Aceh Selatan, Letkol Inf Drs 
Sunarto yang tengah berada di Kecamatan Simpang
Kiri ketika dihubungi melalui saluran telepon tadi malam, menjelaskan, tiga anggota 
AGAM yang tewas ditembak itu masing-masing,
Rahmadi (28), menetap di Simpang Kiri, Idris (28) --belakangan diketahui guru MTsN 
Subulussalam, dan Abdullah (23) warga Desa Jambo
Dalem, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan.
Menurut Letkol Toto, penyergapan anggota GAM sekitar pukul 22.00 WIB itu setelah 
mendapat informasi dari masyarakat tentang adanya
aktivitas warga sipil bersenjata di kawasan tersebut (SPD 11). Lalu aparat di kirim ke 
sana untuk melakukan pengintaian. Tak lama
kemudian tepatnya di kawasan KM 11 Subulussalam, lewat empat warga sipil dengan 
mengendarai dua sepeda motor. Dua dari empat warga
di atas sepeda motor itu membwa senjata laras panjang yang bergantung di bahu.
Segera saja aparat melakukan penghadangan seraya melepaskan tembakan. Dalam peristiwa 
itu tiga sipil bersenjata tewas ditembak,
tanpa perlawanan. Dari korban aparat berhasil menyita satu pucuk senjata laras panjang 
jenis sten berikut 25 butir peluru. Sedangkan
satu orang lainnya berhasil meloloskan diri dengan membawa satu pucuk senjata yang 
diperkirakan jenis AK 47.
Upaya penangkapan seorang anggota AGAM yang melarikan diri, menurut Danyon 121 MK, 
Letkol Toto terus dilakukan dengan menyisir
lokasi-lokasi mencurigakan. Tapi, sampai tadi malam penyisiran yang dilakukan aparat 
TNI itu belum berhasil menangkap warga yang
menyandang senjata api laras panjang tersebut.
Dandim 0107 Aceh Selatan, Letkol Inf Drs Sunarto, juga membawahi Aceh Singkil, tadi 
malam berada di Subulussalam dalam perjalanan
pulang dari Sumatera Utara ketika dihubungi melalui telepon menyampaikan rasa terima 
kasih terhadap masyarakat yang sudah mulai
terbuka pintu hatinya untuk memberikan informasi yang manfaat kepada aparat. 
"Masyarakat mulai sadar siapa yang membuat kekacauan,"
kata Dandim.
Sementara keterangan dari Polres Aceh Selatan ketiga sipil bersenjata yang tewas 
ditembak aparat TNI Yonif 121 Macan Kumbang dalam
penghadangan, Selasa malam telah divisum di Puskesmas Subulussalam, Rabu (19/1) 
kemarin. Kecuali nama-nama korban, alamat dua dari
tiga korban yang tewas itu terjadi sedikit simpangsiur.
Berdasarkan laporan Polsek Simpang Kiri ke Polres Aceh Selatan, dua korban 
masing-masing Rahmadi, beralamat Simpang I Keude Teunom,
Aceh Barat, dan Idris, guru olah raga MTsN Sawang. Sedangkan Abdullah alamatnya sama, 
yaitu Desa Jambo Dalem, Trumon, Aceh Selatan.
Tapi sebuah sumber di Kandepag Aceh Selatan yang dihubungi Serambi menjelaskan, korban 
Idris bukan guru MTsN Sawang, malainkan guru
olahraga MTsN Subulussalam, Simpang Kiri, Aceh Selatan. Korban, menurut sumber itu 
berasal dari Manggeng, Aceh Selatan. Malahan
sumber yang enggan ditulis namanya itu, pihaknya telah meminta Kepala MTsN 
Subulussalam untuk mengurus pemulangan jenazah sudah
meminta jenazah Idris ke daerah asalnya, Manggeng.
Warga Trumon
Sementara Mukhtar alias Tata (25), warga Desa Krueng Luas (versi relawan warga Desa 
Pulo Paya) tewas di Puskesmas Ladang Rimba,
setelah ditembak karena melawan aparat aparat, Selasa (18/1) siang.
Menurut Wakapolres Aceh Selatan melalui Kasat Serse Kapten Pol Teddy Js peristiwa 
berawal ketika aparat polisi Brimob menggelar
sweeping di jalan raya depan Mapolsek Trumon (Desa Ladang Rimba).
Ketika itu Mukhtar yang mengendarai sepeda motor dalam perjalanan menuju Krueng Luas 
distop petugas di depan Mapolsek. Dalam goni
(eumpang) yang dibawa dengan sepeda motor setelah diperiksa aparat Brimob ternyata 
berisikan antara lain golok dan bendera GAM.
Pada saat hendak ditangkap, korban melarikan diri lalu aparat melepaskan tembakan ke 
udara. Korban tak berhenti, malainkan terus
melarikan diri ke arah selatan Mapolsek kawasan semak belukar. Aparat segera melakukan 
penyisiran. Sekitar satu jam kemudian, datang
dua orang abang korban, lalu sama-sama melakukan pencarian.
Dalam pencarian tersebut, Mukhtar ditemukan dalam semak belukar. Aparat minta korban 
menyerah tapi korban melawan, malahan kadua
abang korban yang membujuk juga dilawan korban dan dikejarnya, sehingga petugas 
menembak korban yang mengenai paha kanan. Korban
lalu dibawa ke Puskesmas Ladang Rimba, tapi kerena terjadi pendarahan hebat, Mukhtar 
menghembus nafas terakhir sekitar pukul 12.30
WIB.
Kurang Waras
Sementara itu laporan yang diterima Serambi dari petugas Relawan Posko Bakongan dan 
Posko Trumon, juga menjelaskan, Mukhtar (25)
yang tewas di tembak karena melawan aparat Brimob merupakan warga Desa Pulo Paya. 
Ketika terjaring dalam sweeping, Selasa pagi,
korban dalam perjalanan menuju hari pekan di Krueng Luas.
Berdasarkan pengakuan anggota keluarga korban, petugas Relawan itu menjelaskan Mukhtar 
mengindap kelainan jiwa. Sebab, akhir-akhir
ini korban sering berpakaian aneh-aneh dan sering termenung. Tingkah korban mulai 
terlihat aneh setelah orangtua korban meninggal di
tanah suci sekitar tiga tahun lalu. Setelah orangtuanya meninggal, Mukhtar tinggal 
bersama salah seorang abangnya di Desa Pulo Paya.
Menurut anggota relawan tersebut, Mukhtar tewas di Puskesmas, tanpa mendapat perawatan 
medis. Korban mengalami pendarahan hebat
akibat luka tembakan, tapi saat itu tidak seorangpun paramedis yang bertugas di 
puskesmas tersebut. Padahal sangat memerlukan
pertolongan medis. "Tak ada medis yang bertugas sangat kita sesalkan," kata anggota 
relawan tersebut.(tim)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 20 Jan 2000 jam 07:57:54 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke