.       KOMPAS, Kamis, 23 September 1999

        HOWARD: KAMI ORANG EROPA!

        Sydney, Rabu

        Momentum Timor Timur (Timtim) dimanfaatkan Australia sebagai awal
        langkah untuk mengukuhkan diri dalam sebuah peran baru: sebagai
        "wakil" Amerika Serikat dalam "menjaga perdamaian" Asia. Selain
        itu, momentum tersebut juga digunakan untuk menegaskan bahwa
        bangsa Australia adalah orang Eropa yang berbeda dengan bangsa
        Asia. Hal itu dinyatakan oleh Perdana Menteri Australia John
        Howard dalam wawancara yang dirilis di Bulletin Magazine, Rabu
        (22/9). "Kami sudah menunjukkan rasa tanggung jawab kami untuk
        memikul beban yang memang harus kita tanggung," kata Howard.

        Dia menyatakan, dengan turunnya Australia ke Timtim sebagai
        pemimpin pasukan multinasional, orang akan melihat Australia kini
        telah mengambil peran baru di Asia. Sebuah peran aktif yang sudah
        lama dicari-cari oleh Australia.

        DOKTRIN HOWARD

        Wawancara itu juga mengungkap tabir "Doktrin Howard" yang selama
        ini tak secara transparan muncul, namun dari sikapnya sebenarnya
        sudah bisa dirasakan, terutama oleh tetangganya, masyarakat
        Indonesia.

        "Kami kini dilihat oleh banyak negara, tak hanya di kawasan ini
        akan tetapi juga seluruh dunia, bahwa kami bisa melakukan sesuatu
        yang mungkin tidak bisa dilakukan negara lain. Karena kami punya
        karakteristik khusus, dan karena kami berada di tempat yang
        khusus pula: kami orang Eropa, dengan peradaban Barat yang
        memiliki hubungan kuat dengan Amerika Utara, namun kami berada di
        Asia," kata Howard.

        Howard menyadari, keterlibatan Australia di Timtim kali ini tak
        bisa terhindar dari ketegangan serta beberapa hal yang sensitif.
        Akan tetapi, setidaknya, kata Howard, kehadirannya sebagai
        pemimpin pasukan multinasional di Timtim telah mengukuhkan
        Australia di kawasan Asia.

        Australia, menurut Howard, "Memiliki sebuah tanggung jawab khas
        untuk melakukan tindakan-tindakan di atas dan jauh ke depan di
        (antara bangsa-bangsa) kawasan ini."

        Sebuah sikap superioritas "Australia Putih", yang sebenarnya mau
        dipatahkan oleh pemerintahan terdahulu, PM Paul Keating. Sebagai
        imigran Eropa yang tinggal di lingkungan Asia, Australia sejak
        dulu selalu menerapkan kebijakan "Australia Putih" di negerinya.
        Ini tercermin dalam perlakuan mereka di bidang imigrasi.

        Akan tetapi, ketika Partai Buruh di bawah Paul Keating berkuasa
        sebelum naiknya kelompok konservatif Howard, sikap superioritas
        imigran Eropa ini coba diredam. Ia berusaha "membumi" dengan
        menjalin hubungan sangat erat dengan sesama tetangga, seperti
        Indonesia.

        Prinsip kesetaraan yang dianut Keating, yang juga tercermin
        dengan idenya yang mengejutkan: gagasan melepaskan Australia dari
        kungkungan Kerajaan Inggris, dan membentuk saja Republik
        Australia, justru membawa pemerintahan Partai Buruh terpuruk
        dalam pemilu. Dan kelompok Partai Konservatif, dengan John Howard
        sebagai motornya, pun naik tahta. Howard rupanya mengembalikkan
        haluan Australia ke sikap lama, superioritas "Australia Putih".

        PERLU WAKTU

        Dengan ambisi peran baru Australia ini, Howard mengakui perlu
        waktu untuk menyesuaikannya. Australia, menurut Howard, mempunyai
        rencana untuk "menjadi bagian dari wilayah ini, namun dengan
        segala sikapnya sendiri."

        "Dalam kebijakan luar negeri Australia selama ini, kami telah
        membuang-buang waktu dengan pertimbangan: bahwa kami ini di Asia,
        atau bagian dari Asia, dan alasan lainnya. Kita harus berani
        tampil dengan diri kita sendiri," katanya.

        Ia mengritik kebijakan pemerintahan Partai Buruh terdahulu, pada
        era 1980-an dan 1990-an, yang buang waktu lama dengan
        kekhawatiran: jangan-jangan melukai perasaan Indonesia, kemudian
        bersikap "seperti halnya negeri-negeri lain di kawasan ini."

        Sikap terlalu percaya diri Howard ini tentu saja tidak hanya
        mengundang keberangan Indonesia, akan tetapi juga kelompok
        oposisi, Partai Buruh Australia sendiri. Seperti Kim Beazley,
        salah satu rival kuat Howard di dalam negeri pada masa kini dan
        mendatang. Pemimpin buruh, Beazley, mengritik Howard sebagai
        over-reacting menanggapi isu-isu yang muncul pekan-pekan terakhir
        ini. Dan sikapnya ini membuat persahabatan dengan Indonesia,
        menjadi benar-benar terpuruk.

        Dan tak hanya itu. Sikap berlebihan Howard ini, menurut Beazley,
        juga akan merugikan Australia dalam hubungannya dengan
        negara-negara lain di kawasan ini. Tak hanya dengan Indonesia.
        (AFP/Reuters/sha)

Kirim email ke