kelihatannya...jawabannya sudah ditemukan ya mas...boikot-memboikot ini
seharusnya dilemparkan issuenya ke pemerintah, karena menyangkut impor mie,
kedelai, garam dll, yang kami student-student tidak bisa melakukan kegiatan
impor tsb....trus usus nih ya mas...ini mailing list student....kalo kritik
untuk pemerintah di jejelin disini juga nggak 'terlalu' banyak gunanya
karena messagenya mas nggak sampai pada alamatnya (usul saja..).  kalau mas
mau kita sama-sama bekerja....mbok dari awalnya kasih penjelasan baik-baik,
gini lho....., gimana kalo.......misalnya: kita protes sama-sama terhadap
barang impor....itu khan lebih baik...ketimbang ngomel-ngomel melulu di
mailing list ini (sorry lho kalo anda nggak), koq...akhir-akhir ini mailing
list kami dijadikan kayak tempat sampah, tempat kumpulin sumpah serapah
beberapa orang indonesia yang notabene bukan student lagi, karena sudah
pada lulus semua.  kami-kami dicap nggak nasionalis lagi...khan parah kalo
begini.....digolongkan bukan ilmuan atau calon ilmuan yang 'baik'
dlsb.....wadah kami sebagai forum komunikasi student jadi kemana nih? nggak
kaget saya kalo banyak student yang belajar di australia sendiri mundur
dari indoz-net...
cheers,
betty pentury

>Yang lebih parah, justru untuk produk yang kita anggap remeh, komponen
>impornya tanpa kita sadari cukup besar.
>Tempe: kedelainya dari AS
>Super MI /Indo Mi: Gandumnya dari AS dan Australia
>Daging sapi: sebagian besar impor dari Australia
>Garam: sebagian diimpor dari India
>
>Padahal kalau mau sungguh-sungguh mau meningkatkan kesejahteraan bangsa
>sendiri, para buruh dan petani kita bisa diberi kredit untuk mengembangkan
>produk-produk yang tidak perlu iptek terlalu tinggi ini. Celakanya, kredit
>untuk petani malah dipersulit, tapi kredit untuk konglomerat dipermudah.
>
>Mengapa ini bisa terjadi? Selain karena kesalahan strategi, juga karena
>kurang ada keseriusan memperjuangkan kepentingan bangsa ini dan mendahulukan
>kepentingan sempit pribadi, golongan, kelompok.
>
>Satrio A.

Kirim email ke