Dear u all,

It\'s interesting to see how international lawyers can 
\'domesticate\' the \'wild beast\' TNI, after an 
international force sent them back home from east Timor 
and Indonesian students \'attack\' them everywhere.

Unfrotunately, not all Indonesians can understand the 
danger of TNI conducts to Indonesia integration.  
Perhaps a shoot in their head by TNI soldiers may make 
them realize how brutal and wild TNI is.   

Peace be upon you all,
Semmy Littik

----- Forwarded message from ananda desa 
<[EMAIL PROTECTED]> -----
Date: Thu, 23 Sep 1999 00:07:58 -0000
From: ananda desa <[EMAIL PROTECTED]>

RUU PKB Didemo Mahasiswa Dan PBB Menyusun Daftar 
Penjahat Kemanusiaan

INTRO: Haji Ali Sadikin dari kelompok kerja petisi 50 
menyatakan substansi RUU PKB bertentangan dengan 
semangat dan jiwa reformasi total dan demokratisasi. 
Oleh karena itu kami mendukung pendirian dan sikap 
generasi muda mahasiswa yang menolak RUU PKB tersebut. 
Ia juga menyatakan meneruskan pembahasan RUU tersebut 
dan menjadikan Undang-Undang berarti mengkhianati 
perjuangan reformasi total dan demokratisasi. Demikian 
Ali sadikin. Berikut laporan rekan Syahrir dari Jakarta:

Sebagian rakyat Indonesia menolak RUU Penanggulangan 
Keadaan Bahaya (PKB). Hal ini terlihat dari pelbagai 
demonstrasi yang digelar beberapa hari terakhir ini. RUU 
PKB yang akan disyahkan hari Kamis ini dinilai akan 
menguntungkan militer dan merupakan pentungan baru rejim 
Habibie-Wiranto. Sejak hari Rabu pagi, ratusan mahasiswa 
dan LSM menggelar demo besar ke gedung MPR/DPR. Sekjen 
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Arie 
Wibowo menyatakan kepada pers, bahwa penolakan mayoritas 
mahasiswa terhadap keberadaan RUU PKB ini, karena di 
belakang penyusunannya ada rekayasa kepentingan 
penguasa.

Kekuatan militarisme akan semakin langgeng di bumi 
Indonesia, katanya. Aidi Khumaidi dari Komite Aksi 
Mahasiswa Pemuda untuk Demokrasi heran mengapa 
anggota-anggota DPR meski telah ditolak mahasiswa terus 
saja menggodok dan akan mensyahkan RUU tersebut hari 
Kamis. Pola ini masih sama dengan pola Orde Baru 
katanya. Ia dan kawan-kawannya akan tetap 
mengkampanyekan bahwa RUU ini sangat berbahaya bagi 
rakyat Indonesia jika sampai diterapkan. Pada hari yang 
sama di Ujung Pandang pun berlangsung demonstrasi 
mahasiswa yang menentang RUU PKB tersebut.

Sehari sebelumnya mahasiswa di tiga kota besar, yakni 
Surabaya, Bandung dan Ujung Pandang menggelar aksi besar 
menentang RUU tersebut. Para mahasiswa yang pada umumnya 
tidak menghendaki militer berkuasa kembali bertambah 
khawatir setelah melihat kejadian-kejadian terakhir di 
Timor Timur. Bukan rahasia lagi bahwa intelijen militer 
bekerja sama dengan Kopassus telah menggerakkan 
milisi-milisi prointegrasi yang melakukan bumi hangus 
sambil membunuhi rakyat sipil di kota Dili. Maka 
tidaklah mengehrankan jika dalam keterangan persnya 
Xanana Gusmao di Darwin, Australia, hari Selasa lalu ia 
tidak mempersalahkan pemerintahan Habibie.

Ia menyadari tentunya bahwa Habibie saat itu tidak mampu 
mengendalikan militer lagi. Bahkan kini pun milisi yang 
merupakan anak didik TNI itu melakukan pengacauan di 
wilayah Propinsi NTT sehingga satu di antara mereka 
dibunuh rakyat sipil di NTT. Kalangan LSM Eropa di 
Jakarta mengatakan bahwa sejumlah organisasi di Eropa 
akan mendukung usulan Ramos Horta yang telah meminta 
agar sejumlah perwira TNI yang telah melakukan 
pembunuhan dan pembersihan etnis diadili sebagai 
penjahat-penjahat perang. Dewasa ini sedang disusun 
suatu daftar perwira-perwira TNI baik yang masih aktif 
mau pun yang sudah pensiun, yang pada waktu lampau telah 
melakukan pembunuhan-pembunuhan massal di luar 
perikemanusiaan di sejumlah wilayah Indonesia.

Termasuk di antaranya wilayah Timor Timur, Irian Jaya, 
Aceh, Kalimantan Barat, Madura dan Pulau Jawa. Hingga 
kini sudah 231 nama jenderal yang masuk ke dalam daftar 
Komisi HAM PBB di Jenewa. Fokus utama untuk saat ini 
diarahkan pada beberapa jenderal. Di antaranya Soeharto, 
Benny Murdani, Prabowo, Zacky Makarim dan Syafri 
Sjamsuddin. Untuk sementara hari Kamis ini Komisi HAM 
PBB akan mengadakan sidang khusus di Jenewa untuk 
mendiskusikan penyiksaan terhadap rakyat Timtim. Hussein 
Umar anggota DPR Ri dari Komisi I Fraksi Persatuan 
Pembangunan mengatakan masalah penjahat perang Timtim 
ini bisa berkepanjangan.

Harian-harian di Jakarta menyebut tiga nama sebagai 
penjahat perang, yakni Prabowo, Zacky dan Muchdi CR. 
Tetapi sumber-sumber lain di Eropa menyebutkan bahwa 
daftar yang disusun bukan hanya yang melakukan kekejaman 
di timor Timur tetapi mencakup seluruh wilayah 
Indonesia. Artinya mereka yang membunuhi rakyat di 
Tanjung Priok, Lampung dan bahkan G30S PKI akan disisir 
peranannya. Masalah ini dinilai akan menjerumuskan TNI 
dalam posisi yang sulit. Negara-negara Barat akan 
menolak permohonan visa dari para opsir-opsir TNI ini, 
bahkan juga bagi istri dan anak-anak mereka yang sekolah 
di luar negeri. Tetapi Menhankam/ Panglima TNI Jenderal 
Wiranto menegaskan, nama-nama yang ada di PBB berbeda 
dengan daftar yang disebutkan di media nasional. Sekjen 
PBB Kofi Annan sudah mengatakan, PBB tidak bisa duduk 
diam dan berpangku tangan bilamana terjadi pelanggaran 
berat di bidang HAM.(Radio Hilversum, Rabu 22 September 
1999)

----- End forwarded message -----

Kirim email ke