Setuju.
Kelihatannya pak ni bisa kita golongan 'ilmuwan' berdasarkan
tulisan-tulisannya dimana-mana, termasuk di mailing list ini.
salam, 
betty pentury

 At 10:02 AM 9/25/99 +1000, you wrote:
>     Definisi "ilmuwan" di Indonesia itu segera dirubah. Disesuaikan dengan
>pasaran globalisasi. Berarti setiap ilmuwan Indonesia harus dibentuk untuk
>orientasi kelas dunia. Bukan kelas nasional.
>     Ilmuwan seperti itu tidak bisa lagi hanya diukur dengan banyaknya buku
>yang terhapal olehnya.
>     Namanya juga ilmuwan kelas global. Berarti ia harus mencari ilmu yang
>tidak/belum terpikirkan oleh mayoritas masyarakat di seluruh dunia. Itu baru
>namanya ilmuwan kelas global.
>    Jadi ilmuwan kelas global bukanlah mereka di mana *  Kalau bicara  hanya
>mengutip ilmuwan asing, yaitu melalui deretan buku berbahasa Inggeris di rak
>bukunya. *  Ia hapal semua isi buku di lemari dalam kamarnya.
>    Memang adakalanya orang merasa dirnya sebagai ilmuwan,  tetapi kalau
>berbicara bersifat kutipan, terlebih kalau nara sumbernya berasal dari
>negara yang memang sudah punya nama. Apalagi kalau kepalanya botak. Wah ...
>legitimasi sebagai ilmuwan akan semakin mudah diperoleh dari masyarakat.
>    Itu sih bukannya ilmuwan. Ya ... lebih tepat dikatakan sebagai "mediator
>ilmu" atau "public relation".  Apalagi untuk dikatakan sebagai ilmuwan kelas
>global.
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>
>
>
>

Kirim email ke