-----Original Message-----
From:   Satrio
Sent:   Friday, October 15, 1999 9:49 PM
To:     Teknologi
Subject:        Kehadiran Wakil Mahasiswa di MPR


BURZAH ZARNUBI DAN KIVLAN ZEIN SUSUPKAN EMPAT MAHASISWA
JAKARTA, (15/10/99). Burzah Zarnubi dan Mayjen TNI Kivlan Zein diduga kuat
otak di belakang skenario masuknya empat “wakil mahasiswa” yang ikut
mendengarkan pidato pertangung jawaban Presiden Habibie. Sejauh ini,
Mahasiswa Jaringan Kota menolak tawaran dialog yang ditawarkan ketua MPR
Amien Rais.
Mantan aktivis HMI, Burzah Zarnubi dan Mayjen TNI Kivlan Zein ditengarai
mengambil kesempatan dalam kesempitan menyusupkan empat mahasiswa binaan
mereka untuk ikut mendengarkan pidato pertanggung jawaban Presiden Habibie,
dalam Sidang MPR, Kamis (14/10) malam. Mahasiswa Jaringan Kota menolak
tawaran dialog Ketua MPR, Amien Rais karena dialog itu cuma akan jadi
kanalisasi politik.
Keterlibatan Burzah, mantan ketua yayasan Himpunan Kemanusiaan dan Keadilan
(Humanika) di balik masuknya empat orang mahasiswa ke gedung DPR-MPR itu,
yang diklaim Amien Rais sebagai wakil mahasiswa  diperkuat beberapa sumber
SiaR. Seorang sumber menyebutkan, “Empat orang mahasiswa itu bukan tokoh
gerakan mahasiswa dari elemen besar melainkan anggota ormas tertentu. Empat
orang itu adalah; Ade mahasiswa Univ. Nasional, Ka’ban mahasiswa Univ.
Nasional, Anis, mahasiswa Univ. Gunadharma dan seorang mahasiswa Unija.”
Sumber SiaR yang pernah dekat dengan Burzah menerangkan, “Keempat mahasiswa
itu anggota Himpunan Mahasiswa Islam faksi Cilosari, Cikini, dan mereka ini
anak didik Burzah”. Sumber itu menambahkan mereka diminta Burzah masuk ke
MPR mengatasnamakan mahasiswa agar klaim ada perwakilan mahasiswa ikut
mendengarkan pidato pertangung jawaban Habibie.
Pernyataan itu dipertegas oleh Ubaidillah Badrun, mantan Ketua Umum Himpunan
Mahasiswa Islam, faksi MPO, “Empat orang itu memang anggota HMI Cilosari,
mereka orangnya Burzah.”
Kecaman keras datang dari elemen gerakan mahasiswa seperti Forum Kota
(Forkot), Front Aksi mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred), dan
Forum Bersama (Forbes). Berbagai elemen mahasiswa yang tergabung dalam
Jaringan Kota itu bahkan menuduh mereka pengkhianat gerakan mahasiswa.
Wahab, dari Famred menegaskan, “Sementara mahasiswa ditembaki seenaknya saja
orang tak dikenal itu menjual nama gerakan mahasiswa.”
Menurutnya, tak ada gunanya dialog dengan Amien Rais, karena ia seharusnya
sudah tahu agenda tuntutan mahasiswa. Taufan dari Forbes menyesalkan hal itu
sebagai kegenitan politik dan sikap oportunis.  “Celakanya Forbes tak bisa
mememungkiri bahwa Ka’ban pernah masuk organ kami, mereka memang orangnya
Burzah,” kata mahasiswa Univ. Jayabaya itu.
Sementara Roy Simanjuntak dari Forkot, mengatakan, ada pihak
tertentu yang berupaya menyalip di tikungan. Burzah Zarnubi yang sekarang
memimpin Gerakan Pemuda Reformasi Indonesia (GPRI), organisasi kepemudaan
bentukan Habibie.  ***

-----Original Message-----
From:                   [EMAIL PROTECTED]
Sent:                   Wednesday, October 06, 1999 10:50 AM
To:                     Multiple recipients of list
Cc:

Kirim email ke