Teman-teman Indoz-net semua,
Setelah membaca 'Pembukaan' dan kiriman berita
berupa 'Batang Tubuh' dari Bung W. Salasi, saya
mencoba menanggapi beberapa alinea dari 'Pem-
bukaan' yang terpenggal-penggal demikian:
-------------------------------------------------------------
>Date sent: Wed, 27 Oct 1999 12:54:57 +1100 (EST)
>From: W Salasi <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject: 'Hub Ina-Oz' di Media Indonesia
W. Salasi:
> Secara pribadi, saya ingin tahu ‘jeroannya’ Oz,
> sehingga Ina mampu mengambil manfaat yang
> sebesar-besarnya dalam berhubungan dengan
> Oz. Untuk mengetahuinya, ya harus pintar,
> tekun, dan ada keinginan untuk mengetahuinya.
Yusuf L. Henuk:
Secara pribadi, justru kalau kita betul-betul
pintar, maka kita TIDAK perlu mengambil man-
faat yang sebesar-besarnya dalam berhubung-
an dengan Oz, karena 'jeroannya' Oz seperti
iptek dapat kita ambil dari negara-negara yang
lebih maju dari Oz, seperti: "G-7".
W. Salasi:
> Sayangnya, masyarakat Ina ‘cuek’ terhadap Oz.
> Barangkali Oz dianggap tidak diperlukan. Tentu
> saja ini sikap yang salah. Oz yang ‘sekecil
> apapun’ perlu mendapat perhatian. Oz yang
> ber’ulah’ ini sekarang menjadi perhatian Ina.
> Perlu memperhatikan? Ya. Potensi Oz cukup
> besar, kalau kita mampu melihatnya, baik untuk
> dagang maupun meningkatkan kualitas bangsa.
> Tergantung pintarnya kita memanfaatkan.
Yusuf L. Henuk:
Teman yang baik adalah teman yang mendukung
sekaligus menjenguk kita disaat kita susah atau
sakit. Begitupun juga tetangga yang baik adalah
tetangga yang ikut merasakan kesusahan kita
disaat kita susah.
Jelasnya, masyarakat Ina 'cuek' terhadap Oz kare-
na "Oz suka memobilisasi pendapat internasional
yang menyudutkan dan mempermalukan Ina. Oz
mengail di air keruh, manakala Ina sedang sakit.
Sikap Oz telah buka kedoknya yang inginkan Ina
berantakan".
Jelasnya, dagang dan meningkatkan kualitas
bangsa dapat dilakukan dengan negara yang
jauh letak geografisnya tetapi dekat sekali 'rasa
persahabatannya'.
W. Salasi:
> Contoh: perlu riset dan tesis kita mengenai Oz,
> jangan melulu tentang Ina. Kita belajar di Oz
> malah semakin jauh dengan isu tentang Oz.
> (walau ada baiknya belajar tentang Ina dari
> kacamata asing, agar lebih obyektif). Adakan
> perbandingan kedua negara, yang baik diikuti,
> yang jelek ditinggalkan.
Yusuf L. Henuk:
Contoh: TIDAK perlu, riset dan tesis kita meng-
enai Oz, karena kita TIDAK mengabdi untuk
selamanya di Oz. Memang ada baiknya kita
belajar tentang Ina dari kacamata asing agar
lebih objektif. Tetapi adalah LEBIH baik lagi
kalau kita belajar tentang Ina dari kacamata
TIDAK asing agar kita TIDAK merasa TER-
asing kalau kembali untuk mengabdi di Ina.
Jelasnya, semua yang baik diikuti juga tidak ter-
lalu baik. Begitupun sebaliknya, semua yang
jelek ditinggalkan juga tidak terlalu baik. Apa-
lagi ukuran 'baik' dan 'jelek' tidak selalu sama
bagi setiap warga negara dari setiap negara.
Salam Ina,
W. Salasi & Yusuf L. Henuk