Teman-teman Indoz-net semua,
Setelah saya mendapat jawaban dari kedua pertanyaan saya
dibawah ini, saya menyimpulkan: "Aceh: Tak Usah Dipikirin!"
Bagaimana komentar singkat dari para pembaca?
-----------------------------------------------------------------------
Date sent: Fri, 26 Nov 1999 11:06:35 +1000,GMT
Subject: Tim-tim: "Emang Gue Pikirin!
>(1). MENGAPA RAKYAT MORO DI FILIPINA YANG MAYO-
> RITAS BERAGAMA ISLAM MAU TETAP HIDUP BER-
> SATU DENGAN SELURUH RAKYAT FILIPINA YANG
> MAYORITAS BERAGAMA KRISTEN-KATHOLIK?
>
> (2). MENGAPA RAKYAT ACEH YANG MAYORITAS BER-
> AGAMA ISLAM MAU BERPISAH DENGAN SELURUH
> RAKYAT INDONESIA YANG MAYORITAS BERAGAMA
> ISLAM?
Sapta Putra Ginting:
==============
> Dear pak Yusuf,
>
> Saya melihat persoalannya bukan Masalah Agama semata-
> mata, baik di Aceh, Moro dan Timtim yang menjadi themes
> utama mengapa mereka berjuang lebih banyak persentase-
> nya ke soal politik, ekonomi, equiti/keadilan dan HAM.
Yusuf L. Henuk:
===========
Dear Pak Sapta,
Terima kasih atas tanggapannya. Saya justru melihat bahwa
persoalan di Aceh khususnya adalah semata-mata masalah
agama. Penglihatan saya didukung oleh pernyataan GUS DUR:
"Misuari perlu kita kirim ke Aceh untuk bertemu dengan
orang-orang Aceh agar mereka mengerti bahwa menjadi
muslim yang baik tidak usah menjadi negara Islam," (Kutip-
an selengkapnya terbaca dalam Lampiran 1).
Singkatnya, "Aceh: Tak Usah Dipikirin!", soalnya menyangkut
masalah AGAMA. Jadi kita serahkan saja kepada K.H. GUS
DUR dan Kiai-kiai Haji lainnya agar mereka berperan lebih
aktif dalam membimbing orang-orang Aceh menjadi 'Muslim
yang baik' yang tentu tidak membeda-bedakan sesama
Muslim, seperti: MUSLIM ACEH beda dengan MUSLIM JAWA
MUSLIM ACEH beda dengan MUSLIM BATAK
dan seterusnya.....................MUSLIM TIMOR
Salam,
Yusuf L. Henuk
=========(Lampiran 1)===============
BERITA UTAMA WASPADA
MINGGU, 28 NOVEMBER 1999
______________________________________________________
Gus Dur Undang Misuari Ke Aceh
MANILA (Waspada): Presiden KH Abdurrahman Wahid
mengundang tokoh muslim Filipina, Nur Misuari untuk
datang ke Aceh dan bertemu dengan tokoh-tokoh
masyarakat setempat. "Misuari perlu kita kirim ke Aceh
untuk bertemu dengan orang-orang Aceh agar mereka
mengerti bahwa menjadi muslim yang baik tidak usah
menjadi negara Islam," kata Presiden dalam jumpa pers
di Manila, Sabtu(27/11) malam.
Sementara itu Gus Dur menyatakan Konperensi Tingkat
Tinggi (KTT) Informal III ASEAN akan mengeluarkan
deklarasi menyangkut Aceh yang mencantumkan bahwa
keutuhan wilayah Indonesia tidak boleh diganggu-ganggu.
"KTT akan mencantumkan soal itu dalam deklarasinya atau
seruan, bahwa kedaulatan wilayah Indonesia tidak boleh di-
ganggu-ganggu. Ini disetujui PM Jepang, PM Singapura, dan
Presiden Korsel," kata Presiden Gus Dur kepada wartawan
di Manila, usai pertemuan.
Misuari ke Aceh
Selain Misuari, Presiden juga mengundang Hasyim Salamat,
pemimpin Moro Islamic Liberation Front (MILF) datang ke
Indonesia. "Tadinya direncanakan saya bertemu dengan Hasyim
Salamat, dalam perjalanan pulang dari Manila di Mindanao, tapi
karena dia tidak bisa keluar dari hutan, ya tidak jadi," kata Gus Dur.
Kendati tidak jadi bertemu, Gus Dur menyampaikan kepada
Presiden Filipina, Joseph Estrada bahwa ia sudah meminta
Dutabesar RI mengundang Hasyim Salamat dan pemimpin Moro,
Nur Misuari, datang ke Indonesia secepatnya. "Kalau datang,
mereka akan saya tampung di Wisma Negara," kata Presiden
Gus Dur sambil menambahkan di Indonesia Hasyim Salamat
akan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kehidupan
beragama di kalangan kaum muslimin Indonesia.
"Sedangkan Misuari perlu kita kirim ke Aceh untuk bertemu dengan
orang-orang Aceh agar mereka mengerti bahwa menjadi muslim
yang baik tidak usah menjadi negara Islam," kata Presiden.
Ketika ditanya kapan Gus Dur berkunjung ke Aceh, Presiden
mengatakan ia tidak perlu cepat-cepat ke Aceh. "Saya tahu persis
keadaan di Aceh. Orang lain boleh bingung saya tidak bingung,"
katanya.
Tentang referendum yang diminta rakyat Aceh, Gus Dur
mengatakan bentuknya adalah otonomi yang luas bukan merdeka.
"Otonomi yang luas dengan syarat melaksanakan syariat Islam
dengan pengecualian bagi mereka yang tidak beragama Islam. Ini
kalau rakyat Aceh menerima," katanya.
Timor dilanjutkan
Menyinggung pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan Kim
Dae Jung, Gus Dur mengatakan mereka sepakat untuk melanjutkan
kerjasama mobil nasional Timor. Presiden Korsel dalam pertemuan
itu meminta agar orang-orang Korea di Indonesia mendapat
perlakuan yang adil dan sama. "Saya katakan saya jamin itu, di
Indonesia tidak ada masalah. Kalau kemarin mereka menarik diri
karena kesulitan ekonomi," ujar Presiden GusDur.
Korea Selatan juga meminta dukungan Indonesia atas politik
"Cahaya Matahari Korea" yang berusaha berhubungan baik dengan
Korut.(ant)