Teman-teman Indoz-net semua,


Mari kita baca berita utama dibawah ini yang mengungkapkan: 
"Anak2 Jin Harto  Mengobok2  Maluku!".   Selamat  membaca 
dan semoga bermanfaat (Yusuf L. Henuk).

BERITA UTAMA WASPADA, SELASA, 18 JANUARI 2000
 
                               Dandim Dan Bupati Diduga
                              Provokator Kerusuhan Maluku
 
JAKARTA (Waspada): Provokator penggerak perang saudara di Maluku ditangkap. 
Namun, belum diperoleh data siapa dan berapa orang yang telah diringkus lantaran 
memprovokasi umat hingga menyulut konflik berdarah di wilayah itu. Untuk itu  ber-
bagai  kalangan mendesak pemerintah segera menindak   dalang  kerusuhan  yang 
meminta korban ribuan jiwa tak berdosa tersebut. 
 
"Aparat keamanan telah menangkap provokator yang menyulut kerusuhan di Maluku. 
Informasi itu  saya   peroleh  dari   Panglima TNI Laksamana Widodo saat MUI  ber-
audensi  dengan  Panglima TNI akhir pekan lalu,"   kata     Ketua     Majelis    Ulama 
  
Indonesia (MUI)  Drs Amidan,  di sela  rehat  Musyawarah Rujuk Sosial-Rekonsiliasi 
Masyarakat  Maluku  di Jakarta, Senin (17/1) siang. 
 
Musyawarah yang dibuka  Menteri  Agama Tolchah Hasan itu diikuti 109 orang, baik 
dari umat Nasrani maupun Islam. Hadir dalam acara itu antara lain Gubernur Maluku
Ir Latuconsina Msc dan Ketua MUI Maluku KH RR Hasanusi. 

Amidan tidak bersedia menjelaskan ketika  ditanya  berapa  jumlah   provokator yang
sudah ditangkap di daerah Muluku dan Ambon itu. Dia   hanya   mengatakan,  dalam
konflik yang bernuansa SARA di  Ambon  dan Maluku  Utara   tersebut  disinyalir ada
oknum komandan  Kodim  (dandim) dan oknum bupati yang terlibat.  Namun  Amidan 
tidak bersedia  menyebutkan  nama dandim dan bupati itu sebab masih diselidiki dan 
diproses oleh aparat keamanan. 
 
Dari Ambon dilaporkan, satu orang aparat dari kesatuan Komando Pasukan Khusus 
(Kopassus) dan dua orang polisi diamankan aparat keamanan yang sedang melaku-
kan razia pembatasan jam keluar malam di Ambon, Sabtu malam. Pangdam XVI/Patti-
mura, Brigjen TNI Max Tamaela, kepada   wartawan di Ambon, Minggu petang, meng-
atakan, diamankannya tiga aparat itu karena  kedapatan masih berkeliaran di jalanan 
saat diberlakukannya pembatasan jam keluar malam pukul  22.00  WIT  hingga pukul 
06.00 WIT. 
 
Pangdam mengatakan, telah melakukan kontak dengan wakil   Komandan   Kopassus 
tentang keberadaan prajurit tersebut di Ambon. Hasilnya  diinstruksikan  agar ditahan 
sementara di Pomdam untuk pemeriksaan. 

"Informasi yang saya peroleh dia berada di Ambon karena cuti,  di mana  yang  ber-
sangkutan harus  membawa   surat izin   cuti yang   dikeluarkan    atasannya.   Tapi 
kenyataannya yang bersangkutan tidak dilengkapi surat apa-apa," ujarnya. Sedang-
kan, dua oknum polisi yang tertangkap sedang mengendarai sepeda motor, seorang 
di antaranya baru selesai menjalankan tugas jaga malam, sedangkan seorang lainnya 
ketika ditahan sedang menggunakan celana loreng dan mengaku mahasiswa. 

Sementara itu pengamat politik Fisip UI Thamrin Amaltomagola menyoroti persoalan 
Ambon yang menurut dia dilakukan oleh  orang-orang  yang  dekat  dengan mantan 
presiden Suharto. 
 
"Mereka ingin menjaga kepentingan yang sudah   terjaga   selama ini baik  dari segi 
ekonomi maupun politik," ujarnya. 

Kepentingan ekonomi Suharto dan militer sudah jelas harus diamankan karena  kalau 
mereka tidak menghambat air bah reformasi maka kepentingan ekonomi mereka akan 
terancam, tambahnya. 
 
Thamrin juga mencatat empat orang sebagai  provokator  yaitu Butje  Sarpara, Vicki  
Wattimena,  Brigjen K yang dulu pernah disebut-sebut Gus Dur  kasus  Banyuwangi, 
dan Sultan Ternate. 
 
Nama-nama itu sudah diserahkan Thamrin kepada aparat dan, "seharusnya ditindak-
lanjuti dengan  menangkap dan memeriksa mereka. Tapi   sampai   sekarang  belum 
ditindaklanjuti." 
 
Thamrin melihat para provokator itu motivasi   utamanya  mengulur-ulur  waktu  agar 
pemerintah pusat yang tengah memproses Suharto dan beberapa jenderal perhatian-
nya beralih dan pengadilan itu terhenti. "Penggerak dalam kasus Ambon adalah kroni-
kroni Suharto," ujarnya. 
 
Butje Sarpara, misalnya, memiliki hubungan dengan tokoh pemuda Irian, Yoris Rawe-
yai. Dalam catatan Thamrin, pemberi dana di Maluku Utara adalah kroni Suharto yaitu 
konglomerat Eka Cipta Widjaja dan Prajogo Pangestu. 

"Keberangkatan KPP HAM Ambon harus mulai dari provokator-provokator itu, tangkap
orang-orang itu termasuk Eka dan Prajogo untuk diminta klarifikasi," ujarnya. 
 
Untuk saat ini, hal yang perlu dilakukan adalah segera menghentikan kekerasan di Ambon,
kemudian mengirimkan pasukan perdamaian dan   meletakkan   dasar-dasar  rekonsiliasi, 
tambahnya. 
 
Dia juga mendesak agar  Wiranto   yang  pernah  menjadi  Panglima  TNI dan kini Menko 
Polkam, dipanggil oleh Panja DPR untuk mengklarifikasikan   hal-hal   tertentu.  "Masa 
17 
batalyon tidak bisa mengamankan wilayah seluas 40 kilometer per segi," ujarnya. 

Data Kontras 
 
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Munir SH, Selasa
(18/1) hari ini kembali mengirim data-data tambahan mengenai keterlibatan sejumlah 
orang 
yang menjadi provakator kerusuhan bernuansa SARA di Maluku.    "Pekan   lalu   summary 
kasus kerusuhan Ambon sudah kami kirimkan kepada Presiden, Wapres, Ketua MPR, dan 
Ketua DPR. Hari ini summary itu kami lengkapi," kata Munir, siang tadi. 

Menurutnya, selain mengirim hasil temuan Kontras mengenai provokator kerusuhan Ambon 
melalui kurier, pihaknya juga akan menjelaskan langsung hasil temuannya kepada para pe-
tinggi RI itu. 
 
"Dengan Pak Amin (Ketua MPR. Red) kami sudah bertemu. Sedangkan dengan Pak Akbar 
(Ketua DPR. Red) dijadwalkan pertemuan hari ini. Sementara dengan Gus  Dur  dan  Mbak 
Mega, biar mereka baca dululah hasil temuan kami, baru kami minta waktu untuk 
bertemu," 
kata Munir. 
 
Munir enggan mengungkap siapa saja yang terlibat menjadi provokator kerusuhan Ambon 
karena menyangkut sejumlah nama. Ia juga enggan mengidentifikasi apakah yang terlibat 
berasal dari kalangan sipil atau militer. 

"Sejauh mana akurasi temuan Kontras, silakan pemerintah melacaknya. Kami telah mem-
bantu pemerintah dengan memberikan hasil temuan tersebut, dengan maksud pemerintah 
bisa lebih arif dan mudah menyelesaikan masalah," ujarnya. 
 
Peran Pemuka Agama 
 
Sementara itu, Musyawarah Rujuk Sosial-Rekonsiliasi Masyarakat Maluku di Jakarta hari
ini selain dihadiri tokoh-tokoh dari Jakarta, hadir pula tokoh masyarakat Maluku. 
Acara itu 
semula akan dibuka Presiden Abdurrahman   Wahid   tapi   kemudian   digantikan Menteri 
Agama Tolchah Hasan. 
 
Menurut Amidan, hasil yang ingin dicapai dalam musyawarahtersebut di  antaranya  me-
wujudkan suatu kondisi dan rekomendasi dari majelis agama dan tokoh-tokoh masyarakat 
Maluku untuk  mengakhiri   konflik antara   umat dan menghentikan pertumpahan darah di
Maluku. 
 
Ketika ditanya apakah tidak kunjung redanya kasus Maluku karena runtuhnya wibawa para
pemuka agama, Menag Tolchah Hasan mengatakan tidak demikian karena pemuka agama 
sendiri  wibawanya dirongrong oleh para provokator. Untuk itu Menag meminta  agar  
para 
pemimpin agama hendaknya mampu membuktikan agama dan para pemukanya dapat me-
redam konflik. 
 
"Para   pemimpin agama dituntut mampu menyelesaikan persoalan  berdasarkan  masing-
masing agama. Kalau mereka tidak mampu menyelesaikan  konflik   maka   generasi men-
datang tidak akanpercaya lagi terhadap agama dan para pemukanya," ujarnya. (S.post).
                                 ----------end----------
 

Kirim email ke